A/n : ini buat yang req, dan maaf ya tidak di tag hehehe jd yg ngerasa minta ini, sudah ku buatkan.
Nanti juga bakal ada yang aku pilih lagi, jadi kalo misal kalian menyumbang ide kemarin tapi tidak aku munculkan sampai book ini selesai, mungkin karena tidak jelas (hanya genre, tidak dijelaskan secara detail) atau memang aku tidak bisa mendapatkan gambaran dari ide kalian :)) jadi maaf okay :) up nya juga tidak menentu :v dan semoga puas :"
Kalo ga sesuai banget aku minta maaf :"vThankyou and Sorry :)
.
.
.
Marcus x Kevin
.
.
.
Marcus tidak pernah merasa selemah ini dalam 19 tahun ia hidup.
Demi Tuhan, ia tidak tahu lagi harus apa.Saat ini ia sedang berada di ruang tamu, rumahnya dengan seorang balita mungil yang awalnya Marcus pikir ia masih batita.
Tadi, teman Ibunya datang ke rumahnya dengan seorang anak kecil, mengajak Ibunya untuk shopping, —hal yang memang selalu dilakukan wanita bukan?
Berakhir dengan menitipkan anaknya itu kepada Marcus yang sedang berada di rumahnya, karena ia sedang libur kuliah, ia tidak berada di apartemennya. Ibunya juga memintanya untuk pulang ke rumah.
"Nah sayang, panggil dia Ko Sinyo,okay? Mama akan kembali lagi nanti, jadi anak yang baik ya" kata Ibunya, menitipkan anaknya pada Marcus, sedangkan Ibunya Marcus berpesan untuk menjaga anak sahabatnya itu dengan baik-baik. Marcus hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum, ia bukan tipe anak yang sulit di ajak bekerjasama, eh? Apakah ini namanya kerja sama?
Ya bagi Marcus. Kerja sama menjaga anaknya selagi Ibu kandungnya keluar bersama Ibunya.
"Ko Nyo?" Panggil balita itu, tangan mungilnya meremat-remat baju yang dikenakan Marcus. Saat ini posisinya, Kevin—balita itu, duduk di pangkuan Marcus yang sedang duduk dilantai.
"Ya?" Balas Marcus, lembut. Bagaimanapun ia harus berlaku lembut pada seorang anak kecil.
"mpan.. ampan.. hehehe" kata Kevin masih memainkan baju yang dikenakan Marcus tetapi kepalanya mendongak keatas, menatap Marcus dengan pandangan polos seorang anak kecil.
Gosh. Bisa gila Marcus lama-lama.
"Eum? Tampan? Koko tampan? Siapa yang mengajarimu berkata seperti itu?" Tanya Marcus, tangannya menggenggam kedua tangan mungil Kevin, menaruh tangan mungil itu untuk melingkar pada lehernya.
Marcus benar-benar gila.
Kevin hanya tertawa kecil, begitu menggemaskan.
CUPP
Kevin mendekatkan wajahnya pada Marcus, mengecup singkat bibir Marcus dengan bibir mungilnya.
Marcus hanya bisa terdiam, merasakan sesak pada dadanya tiba-tiba.
'Gila! Apa aku harus menjadi pedofil?!' batinnya berkecamuk, ia sungguh tidak tahan dengan Kevin yang begitu menggemaskan dari tadi.
"Hehehe Ko Nyo kok iam ja?" Tanya Kevin, hidung mungilnya sibuk mengendusi leher Marcus.
"Kenapa kau cabul begini sayang?" Tanya Marcus, tangannya kini sudah menangkup pantat mungil Kevin yang berisi itu.
Gemas. Sangat gemas.Marcus harus beberapakali adu argumen dengan sisi baik dan jahat dalam dirinya, remas atau tidak.
Ah, Kevin sudah tidak memakai pampers, ia sudah bisa bilang jika ingin buang air kecil ataupun besar.
"Emmm? Ko Nyo?" Kata Kevin dengan pandangan polosnya, menatap Marcus.
'Ya Tuhan, maaf kan Marcus sekali ini saja'
"Nghhh" desahan kecil Kevin melancar tanpa hambatan keluar dari mulut mungilnya, ketika tangan Marcus meremas pantat berisi Kevin.
Sial!
Jadi siapa yang sebenarnya cabul?!:" Liver ku pecah berkali-kali melihatnya :""""""
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us 2 [JoThony/FajRi/MarVin] ✔
Fiksi PenggemarSeri ke dua dari 'About Us [JoThony/FajRi/MarVin] ↪Drabble ↪Oneshot ⏩Warn ⚠ ↪BxB