Bahagia (2)

3.2K 420 127
                                    

Bahagia (2)Keluarga warna-warni____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagia (2)
Keluarga warna-warni
____________

Fajar x Rian
Kevin
___________

.
.
.


"KEVINN ASTAGAAAAAA" Rian berteriak histeris ketika masuk kedalam kamar anak tercintanya itu.
Fajar yang sedang meminum teh di sore hari yang menenangkan, ditemani televisi yang menampilkan acara berita di ruang tamu, sudah tidak terkejut ketika mendengar suara Rian yang berteriak begitu heboh.

Rian yang kalem memang masih ada dalam dirinya, ketika menikah dengan Fajar, bahkan sampai mengadopsi anak, Rian tetap memiliki sisi tenangnya.
Tapi, entah semua berawal dari mana, ketika anaknya beranjak remaja. Kevin bukan lagi Kevin kecil. Ia memang masih menggemaskan, Rian juga masih menyayanginya, sangat sangat. Tapi, ada beberapa hal yang membuat Rian sedikit berubah. Rian bukanlah orang yang selalu tenang seperti dulu.

Fajar juga harusnya sudah terbiasa dengan teriakan Rian yang didalamnya terkandung unsur nama anaknya itu.
Fajar menggeleng kecil sambil tersenyum, suami kecilnya itu pasti akan menghampirinya sebentar lagi, dan mengadukan banyak hal.

1

2

3

"Mas Fajarrrrr" Rian memanggil Fajar dengan nada merajuk, berjalan cepat menghampiri suaminya itu, dan menjatuhkan tubuhnya pada Fajar yang langsung ditangkap dan dipeluk oleh Fajar.

"Huhuhu, Kevin kamarnya berantakan banget" adu Rian, matanya sedikit berkaca-kaca.

"Padahal baru aja Ian beresin 15 menit yang lalu" lanjut Rian, mengingat perjuangannya membersihkan kamar Kevin yang cukup besar dan dengan mudahnya anak itu kembali mengacak-acaknya dalam waktu 10 menit.

"Kevin kan sangat suka menjahili mu sayang" kata Fajar, terkekeh kecil, mengelus lembut surai Rian. Anaknya itu memang sangat suka menyusahkan Ibunya.

"Mama, Mama, umhh maaff~" Kevin berlari kecil dari arah kamarnya, menghampiri Mamanya yang berada dipelukan sang Papa, sambil meminta maaf.

Rian bangun, membalikkan badannya dan memeluk Kevin setelah menganggukkan kepalanya.

"Jangan kaya gitu lagi ya sayang" kata Rian masih memeluk Kevin.

"Iya Ma, kalau Kevin ingat ya" jawab Kevin. Fajar yang melihat dan mendengar kejadian didepannya itu, tertawa lebar. Sedangkan Rian hanya memasang muka cengo nya.

.

Tidak hanya membuat Rian sedikit berubah, kehadiran Kevin ditengah-tengah mereka juga sedikit menambah kadar cemburu dan dosa bagi Fajar.
Semua dimulai ketika anaknya itu berada diusia 16 tahun.

"Mamaaa, lagi apa?" Tanya Kevin, menghampiri Rian di dapur sambil memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu Rian.

"Lagi bikin sarapan, kamu duduk sana sama Papa" jawab Rian, masih terus membuat adonan pancake.

"Gamau ah, Papa bau" balas Kevin, masih memeluk Rian.

Fajar yang duduk di meja makan, yang tak jauh dari mereka. Tentu bisa mendengar semua percakapan mereka. Fajar hanya mengepalkan tangannya dan tersenyum miris. Kenapa Kevin besarnya seperti ini ya? Apakah ada sedikit kesalahan ketika mengajarinya? Entahlah, Fajar lelah. Untung sekarang adalah hari minggu, hari libur yang dinanti siapa saja. Tapi kembali lagi, sepertinya ia tidak akan menikmati hari minggunya dengan romantis bersama Rian.

"Mamaaa, pelukk Kevinnn" Kevin menjatuhkan tubuhnya di sofa, disamping tempat duduk Rian. Jadi, sekarang posisinya Rian ditengah-tengah Fajar dan Kevin.

Rian menuruti keinginan anaknya, toh selama ini juga Rian selalu menuruti apa kemauan Kevin, ia sangat menyayangi anaknya itu. Kevin yang sudah berada didalam pelukan Rian, melirik sedikit ke arah Ayahnya yang sedang menatap tajam kearahnya.

"Mama, cium pipi Kevin" kata Kevin sambil menunjuk-nunjuk pipi berisinya dengan telunjuk. Ia kembali melirik Ayahnya ketika Ibunya mencium pipi Kevin dengan gemas.

Fajar rasanya ingin menenggelamkan wajah Kevin yang sedang mengejeknya itu.

Waktu kecil manis kaya gula, udah gede kaya gula tambah garam.

.

Tapi, Fajar dan Rian akan tetap selalu ada untuk Kevin dalam keadaan apapun.

"Huks.. hukss" Kevin menangis terisak ketika ia sedang berkumpul bersama orangtuanya, menceritakan dirinya dari pertama diadopsi, kecil, sampai saat ini. Kevin memang tahu ia adalah anak adopsi. Kesusahannya Rian ketika harus terjaga dimalam hari karena Kevin yang terkena demam, Fajar yang harus mengganti popoknya ketika Rian sibuk menyiapkan makanan untuk mereka, ketika Kevin terjatuh karena asik berlari tidak melihat ada batu di depannya dan Rian langsung menangis saat itu melihat anaknya juga menangis kesakitan. Dan masih banyak lagi.

"Hey, sayang jangan menangis. Kamu berharga untuk kami" kata Rian, menarik Kevin ke pelukannya.
Fajar juga ikut memeluk keduanya, mencium kepala mereka berdua dengan sayang.

"Kalian berdua begitu berarti untuk Papa"

Kevin tidak bisa untuk tidak merasa paling beruntung sudah masuk kedalam keluarga ini.

Keluarga yang penuh banyak cinta didalamnya.

Ting tong

"Sebentar ya Mama buka pintu dulu" kata Rian, berjalan menuju pintu ketika mendengar suara bel berbunyi.

Cklek

"Ko Marcus?" Kata Rian, melihat sosok tamu nya itu.

"Hai Riann, Kevin ada?" Tanya Marcus sambil tersenyum.

Rian menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Marcus masuk. Marcus itu seniornya sekaligus sahabatnya dan Fajar.

"Lhoo.. Ommmm" Kevin sedikit terpekik ketika melihat Marcus datang kerumahnya.

Kevin memang sangat dekat dengan Marcus, dari kecilnya ketika dikenalkan dengan Marcus, Kevin akan bersorak gembira dan tertawa bahagia.

"Ada apa Ko?" Tanya Fajar, Rian sudah mendudukkan dirinya disamping Fajar, sedangkan Kevin berada di pelukan Marcus yang duduk di sofa satunya.

"Ngomongin pernikahan ku sama anakmu lah"

"..."

.
.
.

END

About Us 2 [JoThony/FajRi/MarVin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang