~]] Start [[~
Seorang lelaki tampan bergigi kelinci kini tengah berjiarah ke sebuah makam yang terlihat masih baru. Ia menatap lembut sebuah batu persegi yang tertancap dengan tegak di atas gumpalan tanah. Tanpa disadari setetes liquid bening telah mengalir membasahi pipinya yang chubby.
"Appa ... Bogoshipeo," ucapnya seraya menatap batu nama tersebut dengan penuh perasaan.
(Appa : ayah. Bogoshipeo : rindu, kangen)Tes
Lelaki kelinci bernama Junhyo itu mendongakkan kepalanya setelah sadar setetes air turun tepat di punggung tangannya. Hujan turun seakan hujan tahu jika sekarang Junhyo sedang bersedih.
Maniknya kembali memandangi batu nisan di depannya. "Appa ... Besok aku akan kembali. Namun, sekarang aku harus segera pulang, aku takut para hyung mencemaskan ku," ucapnya sambil tersenyum. Tetesan hujan terasa semakin deras menimpah tubuhnya, Junhyo pun segera pulang.
Sesampainya ia di dorm, dengan keadaan tubuhnya yang sudah basah kuyup membuatnya ragu untuk masuk ke dalam. Karena dirinya tahu, seisi dorm pasti akan menjadi kotor dan basah karna ulahnya. Hal itu bukan sesuatu yang baik.
Clak!
Suara handle pintu yang terdengar ketika seseorang tiba-tiba saja memutar nya. Junhyo sedikit tersentak, saat pintu terbuka dan yang didapati adalah Kim Seokmin. Anggota tertua dalam grup, posisi nya adalah vokalis dan juga visual.
"Dari mana saja?" tanyanya dengan nada suara yang sangat dingin.
Dengan ragu dan terbata-bata Junhyo menjawab. "Ak-aku ... Aku habis dari makam ayahku hyung."
Seokmin yang sudah malas menanggapi Junhyo hanya memutar bola matanya, dengan posisi tangan yang menyilang di depan dada.
"Ck. Sudah tahu cuaca belakangan ini sedang kurang baik, masih saja kau menjumpai makam itu," ketusnya. Mendengar perkataan Seokmin, Junhyo refleks mengangkat kepalanya dan menatap sosok lelaki dengan bahu lebar di depannya.
"Dia ayahku hyung ... Hanya dia yang aku punya," ucap Junhyo dengan nada suara yang gemetar karena rasa takut yang bercampur dengan dingin dan sedih.
"Iya aku tahu itu ayahmu, aku juga punya ayah, bukan hanya kau. Jadi kau harus tahu kapan kau bisa menjumpainya dan tidak," ucap Seokmin.
"Ta-tapi hyung, kau tida-"
"Ck, sudahlah entah itu kau atau makam ayahmu, kalian sama-sama merepotkan. Sekarang kau kehujanan, jika kau sakit bagaimana? Hal itu akan sangat merepotkan, manager pasti akan menyuruhku merawatmu dan jika itu terjadi uruslah dirimu sendiri," ketus Seokmin seraya membalikkan tubuhnya lalu melangkah masuk. Mendengar ucapan Seokmin, lagi, lagi dan lagi rasa sakit di dada Junhyo muncul. Rasanya sangat sesak.
"Oh ya ... Jangan harap kau bisa masuk ke dalam dengan kondisi seperti itu. Tetaplah di sini dan keringkan dulu dirimu, aku tidak mau seisi dorm kotor," ucap Seokmin lagi. setelah itu dia menghilang di balik pintu.
Sakit.
Sangat sakit.
Ini menyakitkan hyung. Junhyo hanya terdiam di depan dorm dengan tatapan kosongnya. "Appa.. Aku sangat merindukan mu, boleh kah aku menyusulmu?" ujarnya sambil menatap langit yang terlihat abu-abu karena mendung.
Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah kamar, terdapat seorang lelaki berambut silver bernama Kim Seojun. Dia merupakan seorang leader dalam grup. Tidak hanya itu, dia juga seorang dancer dan rapper. Dia juga sangat fasih dalam berbicara dengan menggunakan bahasa inggris, IQ yang dimilikinya di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERSHIP [Book 1]✔
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Judul : BROTHERSHIP Jeon Junhyo seorang remaja berusia 17 tahun, menetapkan diri nya menjadi seorang idol dalam sebuah grup boyband korea. Dengan harapan dapat bertemu keluarganya. Namun, sesuatu yang membuatnya terluka...