~part 8~

5K 477 7
                                    

"Hikss ... Mianhae ... Jeongmal mianhae, maafkan hyung mu ini, aku tahu aku sangat bodoh karena terlambat menyadarinya," isak Yeonu. Dia menggenggam erat benda kecil berbentuk bintang itu dengan perasaan yang sangat sakit di dalam lubuk hati nya.

~]][[~

Daeho terduduk di sofa empuk milik dorm BTZ. Dia menghela nafasnya dan mengusap wajahnya fruatasi karena mengkhawatirkan sang adik.

"Katakan padaku apa yang baru saja terjadi?" tanya Seokmin seraya melempar remot tv ke atas sofa dengan perlahan. Daeho mengangkat kepalanya menatap sang kakak yang tengah berdiri tepat di sampingnya. Dia bangkit dari duduknya ntuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Seokmin.

"Apa kau tahu hyung, Junhyo sangat tertekan?" tanya Daeho sambil menatap dingin lelaki berbahu lebar di depan nya.

"Hm, aku tidak pernah tahu kalau dia tertekan," jawab Seokmin yang terdengar biasa saja. Sudah jelas Junhyo tertekan karena ulahnya. Ulah mereka. Tentu saja.

Bagaimana jika nanti Junhyo tak bisa sadar kembali? Apa yang harus mereka lakukan setelahnya nanti? Meminta maaf? Pada siapa?

Daeho yang tidak ingin berdebat dengan sang kakak lebih memilih mengalah dan melangkah pergi ke kamarnya. Sungguh perasaannya sangat kesal, sedih, khawatir. Semua bercampur aduk menjadi satu di lubuk hati nya.

~]][[~


Pukul 02.00 AM
     Suasana di dorm menjadi sunyi karena tidak ada seorang pun yang terlihat. Tentu saja, mereka mungkin sudah tertidur. Terkecuali dengan laki-laki berkulit putih dengan mata sembab nya, dia masih terjaga sampai sekarang. Dia juga sangat mengkhawatirkan Junhyo. Dia terus berdoa pada tuhan sambil terus menggenggam aksesoris berbentuk bintang itu di tangannya. Dia bahkan tidak habis pikir, ternyata Junhyo masih menyimpan mainan kecil ini, padahal sudah lewat bertahun-tahun sejak dia memberikannya, tapi sepertinya Junhyo menyimpan mainan itu dengan baik, bahkan sangat baik. Karena mainan ini masih terlihat sangat bagus seperti dulu. Segitu berharga-nya kah diri-nya bagi Junhyo?

Manik Yeonu tertuju menatap bintang yang berada di genggaman tangannya, senyum terulas di wajahnya seraya dia memikirkan betapa spesialnya dia bagi sang adik, namun di samping itu, dia masih sangat merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan pada adiknya tersebut.

"Aku telah sangat jahat padamu Junhyo-ah, maafkan aku. Sejak awal aku sudah curiga kalau kita adalah saudara, sejak pertama melihatmu aku yakin bahwa kau adalah Juni, Juni kami semua, Juni kecil kami," gumam Yeonu di sertai senyum miris nya. "Aku akan memberitahu hyung dan yang lain nya tentang ini," sambungnya sambil mengepal bintang itu.

Namun dia berpikir dua kali, bagaimana reaksi mereka nanti jika mengetahui kabar ini? Apakah sebaiknya dirahasiakan saja? Yeonu bingung harus melakukan apa, antara memberitahu dan merahasiakan ini semua.

Setelah beberapa menit berpikir tentang bagaimana reaksi yang lain saat tahu nanti. Yeonu memilih untuk merahasiakan semuanya sampai dirinya benar-benar memiliki waktu yang pas untuk memberi tahu yang lain. Sekarang sesuatu yang lain muncul dipikiran Yeonu.

Kalau Junhyo di sini dan jika appa dikanarkan meninggal dunia, lalu di mana eomma? Apakah eomma juga masih hidup dan sedang tinggal di suatu tempat? Apa mungkin sejak terjadi kebakaran hari itu appa dan Junhyo tidak bertemu eomma?

~]][[~


Pukul 08.00 AM
 

   "Yeonu-hyung, Yeonu-hyung ... Ayo bangun," ucap Daeho aambil menggoyang-goyangkan tubuh sang kakak yang masih terbaring di atas ranjang empuk miliknya. Yeonu merasa tidurnya terusik akan hal itu.

BROTHERSHIP [Book 1]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang