Sejujurnya Yeonu sedikit menyesal karena kecerobohannya. Jika sudah seperti ini mau tidak mau dia harus menjawab semua pertanyaan yang akan dilontarkan Daeho.
"Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Daeho. "Dan bagaimana kau bisa tahu kalau itu milik adik bungsu kita?" tanya Daeho lagi.
Yeonu menatap sang adik dengan matanya yang sudah mulai memerah.
"Aku ... menemukannya di kamar Junhyo," ucap Yeonu. Tepat, benar dugaan Daeho kalau dia pernah melihat itu di dalam kotak yang berada di kamar Junhyo waktu itu. Berbagai macam pertanyaan muncul di pikiran Daeho, dia terus menatap kakaknya dengan tatapan penuh tanya.
"Kau harus berjanji Daeho-ah," ucap Yeonu dengan menatap serius ke arah sang adik dan tangan nya terlihat sedikit gemetar. Daeho mengangguk dengan cepat.
"Kau harus berjanji untuk merahasiakan ini dulu, kita cari waktu yang benar-benar tepat untuk memberitahu kepada semuanya," ucap Yeonu membuat Daeho semakin kebingungan.
"Apa maksudnya? Memangnya apa rahasianya hyung?!" tanya Daeho.
"Junhyo adalah Juni," ucap Yeonu dengan spontan.
Deg.
Daeho memiringkan sedikit kepalanya dan menatap Yeonu tak percaya, matanya mulai memerah dan dia berusaha mencerna ucapan Yeonu. Sejujurnya dia sudah menduga hal tersebut mengingat mainan-mainan yang di simpan Junhyo sangat mirip dengan mainan yang di buatkan adik-adiknya dulu. Namun, Daeho Ingin berpura-pura tak tahu.
"Apa maksudmu hyung?" tanya nya lagi. Yeonu memalingkan wajahnya.
"Junhyo adalah adik kita!" ucap Yeonu dengan nada yang sedikit meninggi.
"Bagaimana bisa kau berpikir begitu?" tanya Daeho. Dia mengernyitkan dahinya dan terus menatap Yeonu.
"Aku sudah membuktikan semuanya Daeho-ah, Junhyo adalah Juni kecil kita yang hilang," ucap Yeonu dengan penuh penekanan. Daeho sangat senang mendengar bahwa dugaannya benar, namun dia juga tidak ingin mendengar kalau itu adalah kebenarannya. Mengingat dia sudah jahat sekali pada Junhyo. Dia berdiri mematung, memikirkan kenyataan yang sekarang tengah menyerbu perasaannya.
"Jangan beri tahu ini semua pada yang lain, hanya kau dan aku yang tahu, bahkan Junhyo ... Junhyo pun tidak tahu kalau kita adalah saudara," ucap Yeonu sambil memegang bahu Daeho yang kini tengah berdiri terpaku di sana.
"Kalau semua tahu, kalau Junhyo tahu, aku belum siap dibenci olehnya," ucap lelaki berkulit seputih salju itu. Daeho mendongak menatap sang kakak lalu tak lama kemudian dia mengangguk dengan ekspresi sedihnya. Yeonu benar, bagaimana kalau Junhyo membenci nya?
Yeonu terduduk di samping sang adik.
"Hyung ... Itu artinya selama ini kita melukai adik bungsu kita sendiri?" tanya Daeho dengan nada suara bergetar. Yeonu menganggukkan kepalanya sedangkan Daeho menggelengkan kepalanya menyesal akan perbuatan yang dia lakukan.
Daeho meremas kuat bajunya pada bagian dada yang terasa sangat menyesakkan, dia ingin menangis tapi dia berusaha keras untuk menahannya.
"Aku tahu kau menyesal, aku juga merasakan hal itu, menangis lah, luapkan semuanya, dan tidur lah di sini, jika Seokmin-hyung bertanya kau di mana aku akan mengatakan kalau kau kurang sehat," ucap Yeonu seraya berjalan ke arah pintu kamar nya.
Clakk
Yeonu memutar handle pintu itu, dan membuka pintunya setengah lalu keluar meninggalkan Daeho sendirian di kamar nya.
Junhyo baru saja keluar dari kamarnya, sepertinya dia baru saja selesai membersihkan barangnya. Dia pergi ke dapur dan sesampainya di dapur, hanya kesunyian yang didapatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERSHIP [Book 1]✔
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Judul : BROTHERSHIP Jeon Junhyo seorang remaja berusia 17 tahun, menetapkan diri nya menjadi seorang idol dalam sebuah grup boyband korea. Dengan harapan dapat bertemu keluarganya. Namun, sesuatu yang membuatnya terluka...