Setelah mobil yang dikendarai Seojun sudah tak terlihat lagi, Junhyo melangkahkan kakinya seolah dia habis berjalan dari sekolah ke dorm. Hanya satu yang mengganjal di pikirannya, apa mungkin mereka sengaja melakukan itu agar aku bisa mendengar ucapan mereka yang menyakitkan?
Junhyo berjalan dengan sangat pelan, tak terasa setetes air jatuh tepat di pipinya.
Junhyo mendongak menatap langit yang perlahan meneteskan air, rasanya dia ingin menangis dan mengakhiri hidupnya. Dia sudah bertahan sampai di sini, tapi tidak ada perubahan apapun. Semua tetap sama. Semua tetap menyakitkan. Untuk apa hidup jika rasanya seperti mati.
Junhyo bertumpu di bawah hujan. "Apa salahku hyung hiks," isaknya sembari mengepal kedua tangan di atas paha.
Bibir yang pucat kini terlihat jelas setelah lip berwarna pink itu mulai luntur.
"Appa," gumamnya dengan suara yang gemetar sembari meremas bajunya.
Sementara di waktu dan tempat lain. Seojun memarkirkan mobilnya, dan turun dari mobil disusul Taemin dan Taeyul. Dia sekilas melihat ke arah gerbang untuk memastikan kemunculan Junhyo.
"Kami pulang," ucap Taemin, dia langsung melempar tas nya dan berbaring di sofa. Begitupun dengan Taeyul. Seokmin menghela nafasnya.
"Tae, Taemin ganti baju mu dulu," ucap Seokmin. Daeho menatap Seojunn.
Tak lama kemudian di balas anggukan untuk mengisyaratkan bahwa Seojun sudah mengajak Junhyo juga. Tetapi dia meninggalkannya di tepi jalan. Daeho menghela nafas lega.Drsszzz
Suara hujan tiba-tiba terdengar, membuat tatapan Daeho berubah menjadi khawatir. "Seojun-ah, di mana Junhyo?" tanyanya tak tahan.
Seokmin menoleh ke arah mereka yang sekarang tengah bergulat saling tatap.
"Ak-aku tidak tahu," ucap Seojun gugup. Raut wajah yang baru saja tenang kini kembali dibuat khawatir.
"Bukan kah sudah kubilang, ajak Junhyo!" bentak Daeho.
"Apa maksudmu Daeho-ah? Jangan berfikir untuk melakukan itu, kau juga Seojun-ah, jangan melakukan apapun tanpa seizin dari ku!" bentak Seokmin.
"Ne hyung," ucap Seojun dengan membungkukkan badannya 90°. Daeho menghela nafasnya berat dan segera pergi ke kamarnya.
Yeonu yang melihat itu hanya memilih untuk diam dengan wajah datarnya. Dia mengambil payung dan pergi keluar.
"Yeonu-ah?! Di luar hujan deras, mau kemana?!" teriak Seokmin. Membuat Taeyul menutup telinganya.
"Seokmin-hyung, sudahlah biarkan. Kalau Junhyo sakit kita akan lebih susah hyung, tapi sih lebih baik dia mati saja haha," ucap Taeyul di akhiri dengan tawa.
"Aku setuju Tae, masih banyak kan orang lain yang mau bergabung dengan kita," sambung Taemin.
Brak!!
"Tolong hormati aku sebagai seorang leader di sini," ucap Seojun setelah melempar buku nya dengan kuat kemeja. Seokmin hanya berdecih pelan. Seojun pergi ke kamarnya dengan wajah yang kesal menyusul Daeho yang tadi juga sudah pergi ke kamarnya.
Taemin melihat Taeyul yang terlihat menahan amarahnya. "Hyung, lihatkan? Hanya karna Junhyo si anak sialan itu, hubungan persaudaraan kita jadi hancur seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERSHIP [Book 1]✔
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Judul : BROTHERSHIP Jeon Junhyo seorang remaja berusia 17 tahun, menetapkan diri nya menjadi seorang idol dalam sebuah grup boyband korea. Dengan harapan dapat bertemu keluarganya. Namun, sesuatu yang membuatnya terluka...