~part 6~

5.2K 497 7
                                    


"Seokmin-hyung, kenapa kau begitu sulit menerima Junhyo?"

"Kau bertanya kenapa?"

"Tentu saja, karena dia ini anak sial, dia mengambil semua posisi, dia mengambil bagian vocal dari Taemin dan Taeyul! Dia mencari perhatian pada bang manager-nim! Dia juga mengambil posisi Daeho sebagai dance terbaik! Sebentar lagi posisi rap terbaikmu mungkin juga akan diambil olehnya! Dan fans lebih suka dengannya, tentu saja, dia bisa semua, dan dia tunjukan semua, sehingga adik-adik ku tidak mendapat bagian!"

"Dan Junhyo-ah! Memangnya kau pikir siapa dirimu? Haha, kau sangat tidak tau diri, kau seperti melakukan semuanya semaumu, seenakmu, tanpa memikirkan kami!! Dasar anak pembawa sial. Harus nya kau tidak disini!"

Ucapan Seokmin terus mengiyang di kepala Junhyo, seperti kaset yang terus berputar ulang, lagi, lagi dan lagi. Junhyo menunduk sambil bersandar di meja nakas miliknya lalu dia menyandarkan kepalanya di tepian ranjang.

"Mianhae hyung ... Mi-mianhae hyung ... Hiks," gumam Junhyo dengan suara bergetar, disertai liquid bening yang mulai membanjiri pipinya. (Mianhae : maaf).

Junhyo mengepal kuat tangannya dengan seraya menangis tanpa suara. Dia melangkah masuk ke kamar mandi setelah mengunci pintu kamarnya. "Kalian mungkin benar tentang ku hyung, aku mungkin pembawa masalah yang besar ... Aku mungkin penghalang terwujudnya cita-cita kalian hyung," ucap Junhyo sambil menatap pantulan dirinya pada cermin yang berada di atas wastafel kamar mandi. Lalu tangannya terarah mengambil botol putih kecil tanpa merk dan menuang beberapa butir obat di telapak tangan dengan jumlah yang banyak.

"Gomawo hyungdeul," ucap Junhyo menatap pantulan dirinya disertai senyuman yang penuh dengan ketulusan. Dia meneguk beberapa butir obat yang telah ia tuang dengan sekali telan. Hanya sekali. Membuatnya tercekat dan terjatuh pingsan di kamar mandi dengan mata yang sembab dan wajah yang pucat.

Kacau, benar-benar kacau.

Sementara di waktu yang bersamaan, keenam pria tengah berkumpul di ruang tamu dengan aktivitas nya masing-masing.

"Hyung, ku rasa tadi itu kau sangat keterlaluan," ucap Seojun. Seokmin lagi-lagi hanya berdecih tak perduli.

"Itu kenyataannya Seojun-ah," jawabnya dengan santai. Tanpa merasa bersalah sedikitpun. Tanpa memikirkan lagi bahwa ucapannya bisa saja menimbulkan luka. Luka yang tak bisa disembuhkan dengan apapun kecuali dengan permintaan maaf yang tulus.

Seojun menghela nafasnya kasar dan beralih melihat jam besar yang tertempel di dinding.

"... ." hening.

Benar-benar sunyi, padahal ada enam orang di ruang tamu tersebut. Tapi suasana begitu sunyi.

Bermenit-menit telah di lewati, bahkan berjam-jam, tapi tidak ada yang menyadari ketiadaan Junhyo. Rumah ini tidak kosong, tapi rasanya seperti tak ada kehidupan sama sekali.

"Seojun-hyung, bukan kah kita harus menulis lirik lagu yang baru lagi?" Taemin yang menyadari keheningan tersebut, memulai pembicaraan. Seojun hanya menoleh tanpa menjawab.

"Cih, Taemin-ah. Sudahlah tidak perlu urus dia, Seojun-ah mungkin kau lupa janji kita untuk menyingkirkan anak itu? atau kau hanya pura-pura lupa?" tanya Seokmin dengan nada sedikit menyindir. Yeonu yang mendengar itu merasa sedikit geram. Begitupun juga dengan Seojun, dia mengepalkan tangannya kuat.

"Ya mungkin dia lupa, Taemin sebaiknya kau ajak Taeyul ke halaman belakang," lanjut Seokmin. Taemin mengangguk dan segera mengajak Taeyul pergi kehalaman belakang, tempat di mana Junhyo suka menyendiri. Di tepi kolam kecil yang penuh dengan ikan dan penghias batu kecil berwarna warni.

BROTHERSHIP [Book 1]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang