01. Pria Berambut Coklat

49.7K 2.2K 107
                                    

06:00

Seorang pria berpakaian rapi berjalan menuju sebuah kamar. Ia mengetik beberapa pasword untuk memasuki sebuah kamar tersebut.

Ceklek.

 

Tap

 

Tap

 

Tap

Dengan tubuh yang tegap, pria ini berdiri di samping ranjang si pemilik kamar yang tengah tertidur pulas. Dia menyibak selimutnya.

“Tuan muda. Waktunya untuk bangun.”

“Hmmmm...” Gumam pria berambut coklat berantakan serta wajahnya yang kucel khas orang bangun tidur.

“ Tuan..” panggil nya lagi.

“Bisma! Lo bisa diem bentar gasi?”

“Maaf tuan, Hari ini adalah hari pertama anda masuk sekolah. Tuan Devan udah berada di depan dari tadi.” Ujar Bisma, pria yang menjadi bodyguard Erlangga tersebut.

“Hah?! Devan?” Seketika cowok rambut coklat itu langsung bangun dan membuang asal selimutnya.

“Benar tuan, dia sudah berada di depan. Kalo begitu saya permisi.” pamit Bisma membungkukan badan, lalu memundurkan langkahnya sebelum kemudian keluar kamar.

Pria berambut coklat itu mengusap-usap rambutnya, sembari meraih ponsel di dekatnya tidur.

“Masih jam 6.” gumamnya lalu melempar ponselnya sembarangan.

Dia Erlangga, Erlangga Franklyn Miller. Cowok berambut kecoklatan itu baru pulang dari Amerika untuk mengurus beberapa kepentingan keluarganya. Dia sudah kembali ke Indonesia beberapa hari yang lalu, namun tubuhnya masih terasa begitu lelah dan mengantuk.

Erlang menjatuhkan tubuhnya kembali dikasur. Padahal sudah sekuat tenaga ia mencoba bangun dari tempat tidurnya. Tapi kasur ini terlalu nyaman.

Erlang mencoba memejamkan matanya kembali. Namun tiba tiba suara pintu di dobrak mengangetkan nya.

Jebrett!

“WOI KEBO! BANGUN LO!”

Seketika mata yang tadi hendak terpejam terbuka dengan paksa.

Erlang terperanjat kaget. Saat melihat Devan sudah memasuki kamarnya dengan berkacak pinggang.

“Sial! Gue udah duga ini bocah bakal ganggu tidur gue yang tenang.”

Ya, bukan hanya Bisma yang bisa memasuki kamar Erlangga, tapi sahabatnya juga. Bahkan sahabatnya ini bisa dengan seenaknya memasuki kamarnya.

“Ck! Masih seperti dulu, tukang rusak pintu.” Cibir Erlang sambil melempar bantalnya.

“Hahaha! Udah lama gue gak ngerusak pintu orang. Selama lo di Amerika Nggak ada pintu yang bisa gue rusak.”

“Bilang aja kangen gua.”

“Dih! Emang!”

Erlang bergidik geli. Ia menatap wajah Devan intens sambil mengusap-usap dagunya. “Btw muka lo gak berubah ya?”

“iya dong, tetep ganteng kan?” Ucap Devan sambil naik naikin alisnya.

“Tetep Buluk!”

“Anjirrr!” Devan melempar bantal ke muka Erlang.

“Buruan mandi woi! Anak baru udah telat aja, gua mah gak papa, udah senior.”

Devan merebahkan tubuhnya di tempat tidur Erlang dengan santai.

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang