20. Flashback

18.4K 1.2K 5
                                    

Lelaki adalah matahari yang selalu menepati janjinya. Bukan awan yang kerap kali berubah, ataupun angin yang tak dapat digenggam

❄❄




Erlang sudah rapi dengan almamater yang bertengger di badannya. Ia menyisir rapi rambutnya ke belakang, padahal biasanya rambutnya selalu acak-acakan. Ia merasa puas memperlihatkan parasnya di cermin.

Bisma masuk dengan membawakan susu yang Erlang minta tadi. Ia tampak heran melihat tuan mudanya sudah bangun pagi buta. Biasanya jam segini ia masih tertidur pulas tanpa ingin di ganggu.

"Mau ngapain pagi-pagi kesekolah?"

Erlang tampak terkekeh mendengar pertanyaan bisma. Ia mengambil tas nya, kemudian melangkah ke garasi.


❄️


Erlang menghentikan mobilnya ketika memasuki halaman rumah Kristal. Ia memencet bel, dan langsung di sambut hangat oleh Clarisa.

"Nak Erlang?"

Erlang tersenyum ramah. "Pagi tante"

"Pagi sekali, Kristal belum bangun loh. Kamu duduk dulu ya, biar tante banguin dia."

"Tante! Gausah."

Clarissa menghentikan niatnya untuk beranjak memanggil Kristal. Ia tampak bingung melihat ekspresi Erlang yang seketika berubah menjadi serius.

"Tante,"

"Kenapa nak?"

"Sebenarnya, Ada yang mau
Erlang tanyakan ke tante."

"Silahkan nak. Apa yang ingin kamu tanyakan?"

Erlang menggigit bibirnya ragu. "Emm.. sebelumnya Erlang minta maaf, pertanyaan Erlang ini berhubungan dengan om Rafael."

Clarissa tampak tertegun.

"Apa tante bersedia, menceritakan insiden kecelakaan om Rafael? Bukan bermaksud mengungkit. Erlang rasa, Erlang perlu tau sesuatu Tante. Karena bagi Erlang, om Rafael sudah seperti ayah kedua bagi saya Tante. Jadi Erlang perlu tau."

Clarissa tersenyum, kemudian ia mengangguk, menyetujuinya.

"Apa yang ingin Erlang ketahui lebih dahulu?"

"Apa benar, om Rafael terlibat hutang dengan perusahaan Exoria?" tanya Erlang berhati-hati.

Clarisa tampak terkejut. Bagaimana Erlang bisa tau tentang hutang Exoria?

Clarisa menghembuskan nafasnya berat.

"Tante." sela Erlang ketika melihat sorot mata Clarisa yang melemah."Erlang minta maaf, bukan bermaksud—"

Clarissa tersenyum simpul lalu mengelus pipi Erlangga. "Kamu sudah mulai dewasa nak. Keingin tahuanmu persis seperti ayahmu."

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang