❄Kau membuatku tertawa, disaat
aku tak ingin tersenyum❄❄❄❄
Erlang dan Kristal bersepeda menyusuri jalan. Kristal yang duduk di belakang, kemudian berdiri dan merentangkan tangannya. Ia dapat Merasakan sejuknya angin yang berhembus.
"Teriak dong!" ujar Erlang.
Kristal melihat sekelilingnya. Tak di pungkiri, moodnya kembali membaik hari ini. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang nantinya akan menganggapnya gila. Kristal hanya ingin melepaskan bebannya.
Kristal teriak sekeras mungkin, mereka berdua tertawa. Rasanya lega sekali. Kristal melingkarkan tangannya di leher Erlang tanpa dia sadari. Ia memejamkan matanya, menikmati hari ini. Erlang melihat dari ujung matanya, sebuah senyuman terbit di bibir Kristal. Membuat Erlangga ikut tersenyum.
Sesederhana ini. Kristal dapat merasakan bahagia dari dalam lubuk hatinya.
Sudah lama rasanya, sudah lama ia terkurung dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa menariknya keluar, untuk melihat warna-warni kehidupan.
Dahulu, hanya gelap. Kegelapan yang hanya ia rasa. Namun, seseorang mampu menariknya untuk keluar dari kegelapan tersebut. Menariknya keluar, untuk melihat berbagai macam warna yang sudah dia lewatkan selama ini. Melihat, betapa indahannya warna semesta menantinya.
Seseorang membuat nya sadar, warna-warni semesta ternyata lebih indah di bandingkan kegelapan.
Kristal membuka mata. Ia menyadari tanganya telah melingkari leher Erlang dari tadi. Kristal tersenyum kikuk, melepaskan kalungannya.
"Sorry."
Erlangga hanya membalasnya dengan senyuman.
"Btw, Lo mau ngajak gue kemana?"
"Kepo!"
Kristal mencebikan bibirnya. "Gue perlu memastikan kalo Lo gak lagi nyulik gue."
Erlang terkekeh geli. "Sebelum gua culik. Kita harus pulang dulu, kerumah Lo, minta izin."
"Baru denger gue, mau nyulik izin dulu?"
Lagi-lagi Erlang terkekeh. "Yang nyulik ganteng lagi." Ujarnya.
Kristal hanya mencibir. Ia kemudian memukul punggung Erlang. "Ini seriusan kita pulang?"
"Kenapa emang?
"Kalo nyokap gue tanya, gimana? Masa gue bilang bolos?"
"Bilang aja di culik."
"ih, serius Erlangga!"
"Emang udah siap?"
"Siap apa?"
"Ga jadi."
Krital memukul pundak Erlang lagi. "Bisa serius ga si!?"
"Bisa, ayok serius. Mau kapan?"
"......"
"Arrggggh!"
Kristal mencubit perut Erlangga.
❄️
Rumahnya terlihat sepi. Karena Kristal hafal tempat mamanya menaruh kunci, Kristal bisa dengan mudah masuk rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️
Teen FictionSebuah tragedi di masa lalu membuat Kristal menjadi pribadi yang begitu dingin. Masalah demi masalah datang saat ia terpilih menjadi ketua OSIS dan bertemu dengan seorang Erlangga. Sebuah pertemuan tak terduga membuat keduanya terjebak di dalam suat...