19. Si Cewe Bengis!

19.1K 1.2K 30
                                    

Orang yang paling cuek sebenarnya adalah orang yang paling peduli

❄❄❄






"Erlangga! Bunda gak mau lagi kamu kaya waktu itu ya! Bisa bisanya asal turunin Kristal di pinggir jalan. Untung bunda ngeliat, coba kalau enggak? pasti kamu bakalan biarin Kristal di jalan!"

"Iya iya Bun, Erlangga minta maaf. Lagian, Erlang kaya gitu bukan tanpa alasan. Kristal juga kaya gak nyaman satu mobil sama Erlang."

Masih ingat? Pagi dimana Erlang menurunkan Kristal di pinggir jalan? Rupanya, Erlang berpapasan dengan ibundanya.

Dia terkejut bukan main,  ketika melihatnya. Erlang mendapat tatapan ngeri oleh sang bunda di dalam mobil. Oleh sebab itu, Erlang langsung memundurkan mobil dan memaksa Kristal untuk masuk. Sebelum dia di terkam habis, tepat di lokasi kejadian.

"Kalo Bunda gak bilangin kamu kaya gini, pasti kamu bakalan ngulangin terus!"

"Enggak Bun, janji deh."

"Janji, janji. Mau, Bunda bilangin sama ayah?"

"Ya ampun, Engga Bun. Jangan please, gak ulangin lagi deh."

"Kalau di ulangi lagi, Bunda bakal hukum kamu kaya dulu lagi, ngerti?"

Erlang mengangguk cepat.

Setelah selesai memarahi anaknya, Elena keluar meninggalkan Erlang di dalam kamar. Erlang mengusap wajahnya lalu menghembuskan nafas nya kasar. Menyebalkan sekali, gara-gara Kristal, dia sampai diomelin Bundanya habis-habisan.

Sebenarnya disini siapa anaknya?

Erlang mengambil ponselnya, dan masuk ke room chat seseorang yang tidak memakai foto profil. Ia dapatkan nomornya dari grub.

Kristal

🔈0.02 (Woi cewek bengis, belagu, songong!)

Send

Erlang menarik ujung bibir nya, tersenyum sinis ke arah ponsel. Ia menggeser dan mencari nama Devan. Suara sambungan telefon terdengar, namun belum ada jawaban.

❄️




Kristal hampir saja ingin membating ponselnya, setelah mendengar pesan suara yang sudah dapat ia tebak siapa pengirimnya. Ia meremas ponselnya kesal, ingin sekali dia balas dengan teriakan dan memaki kepada si pengirim. Namun dia ingat, bahwa dia sedang berada di rumah Devan.

Devan memperhatikan perubahan wajah Kristal. "Kenapa? Gerah ya?" tanya Devan sambil menaruh balpointnya.

Kristal menarik nafas dalam-dalam, untuk mengatur nafasnya yang tak beraturan. "Enggak kok, oh iya les nya udah selesai. Lo tinggal pelajari aja beberapa yang ada di poin nomor 5. Yang gue jalasin tadi ada disitu semua."

"Oh, yaudah. Lagian ini udah malem juga."

"Sorry, Gue izin ke toilet dulu. Dimana ya?"

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang