❄I'll be your lifeline tonight❄
❄❄❄
Hari ini begitu seru dan mengubah mood Kristal dan Erlangga menjadi baik. Sayang sekali, mereka berdua tak bisa terlalu lama terbuai dan larut pada indahnya semesta.
Kristal harus pulang. Ibunya pasti akan menghawatirkanya jika dia pulang terlalu larut. Namun tak apa, seperti ini saja dia sudah bahagia.
Erlang memperhatikan wajah Kristal yang sendari tadi tersenyum.
Erlangga terkekeh. Dalam batinnya, Apa yang ada dipikirkan gadis ini?
"Erlang." panggil Kristal.
"Ya?"
"Hari ini gue seneng banget. Thanks ya."
Erlang membalasnya dengan senyuman, ia mengacak pelan rambut Kristal.
Mereka menaiki sepedanya kembali, dan segera pulang.
❄️
Kristal menutup pintu kamarnya. Setelah makan malam bersama sang mama. Ia merebahkan tubuhnya, lalu Melihat ke arah jam dinding, yang menunjukan sudah pukul sembilan malam. Kristal menatap langit-langit kamarnya, kemudian menutup matanya, untuk tidur. Namun, alih-alih bisa tidur, wajah Erlangga dengan senyum manis nya muncul di pikirannya. Ia buru buru membekap wajahnya dengan bantal. Wajahnya memerah, Kristal membuka kembali bekapannya.
Ia memegangi dadanya yang berdegub dengan kencang, ia coba lagi untuk memejamkan matanya. Tapi tetap saja, yang muncul sosok pria tampan menyebalkan tersebut.
"Gue kenap sih!" Grutu Kristal.
"Aneh banget sih gue!" Kristal mengacak-acak rambutnya sendiri, frustasi.
Apa yang terjadi padanya?
Kristal mencari cari ponselnya. Ia membuka notifikasi chat. Berharap seseorang yang membuat sensasi aneh pada dirinya muncul dalam notifikasi. Tapi, hanya ada notifikasi youtube dan instagram saja yang muncul. Dan satu nama yang membuat Kristal jadi merasa bersalah.
Kristal terkekeh, Kenzy memang gila. Batinnya.
Setelah membalasnya, Kristal melempar ponselnya ke pojok kasur. Dan kembali membekap wajahnya.
Dug dug
Dug dug
Kristal membuka bekapannya. Ia melihat ke arah jendela. Bukankah barusan ia mendengar suara ketukan di jendela?
Kristal bangkit dari tidurnya, Menatap waspada ke arah jendela. Ia berjalan mengendap-endap. Kristal menyibakan gorden jendela kamarnya.
Srak
Jantungnya sedikit berdebar. Akibat keseringan tontonan film horor dan thrailler, di laptopnya, Kristal jadi sedikit parno, dan sensitif saat mendengar suara yang misterius. Kristal menarik kunci jendelanya secara perlahan. Ia mendorong jendelanya dengan cepat.
"Waaaaa!!"
"Allohuakbar!!!" Kristal terjatuh sambil memegangi dadanya akibat shock.
"Hahahahaha!" Suara gelak tawa cowok yang tengah berdiri di depan jendelanya seketika pecah.
Kristal mengatur nafasnya, lalu bangkit.
"Cie kaget. Hahaha!" Dia terus saja tertawa sambil memegangi perutnya.
"Erlang! Ngapain Lo disini malem-malem?"
Ia menyudahi aksi tertawanya. "Apa?"
"Lo ngapain kesini?"
"Gue?"
"Ya iyalah!"
"Mau mastiin lu udah tidur apa belum." ujar Erlang dengan suara melembut.
Kristal menahan nafasnya. Mencoba sesantai mungkin bila berhadapan dengan cowok berwajah sempurna ini.
"Tidur gih."
"Emang gue mau tidur kali! Lo pulang Sono, ini udah malem!"
"Oke."
Erlang mentapnya intens. Membuat Kristal mengalihkan pandanganya. Tiba-tiba tangan Erlangga menyentuh pipinya.
Blush
Seketika pipi Kristal berubah menjadi merah. Untung saja ini malam, karena jika siang, dia pasti akan di sangka kepiting rebus. Kristal dapat merasakan usapan lembut di pipinya.
" Selamat tidur" lirih Erlang dengan senyum manisnya.
Tangan nya beralih mengacak rambut Kristal.
"See you!"
Erlang pun melenggang pergi.
Kristal menutup jendela kamarnya dengan cepat. Ia segara memegangi jantungnya yang terus saja berdebar. Ia menyandarkan tubuhnya pada jendela.
Wajahnya bersemu.
Kristal menutup wajahnya dengan tangan. Ia meloncat ke tempat tidurnya dan membekap wajahnya dengan bantal, Lalu membukanya kembali. Ia memandang langit langit kamar.
"Gue pasti udah gila! AAAAAKH!"
Tuk tuk
Pintu kamarnya di ketuk sang Mama. "Kristal? ada apa? Kok teriak-teriak?"
"Eng—enggak ma! Ada kecoak tadi terbang."
"Oh, kirain kenapa. Mau mama ambilin Baygon?"
"Engga ma, udah Kristal semprot barusan."
"Oke, selamat tidur."
Entah mengapa pipi Kristal kembali memanas.
"Iya ma!"
Kristal menyentuh pipinya, lalu tersenyum.
"Selamat tidur juga, Erlangga.."
❄COLD❄
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️
Teen FictionSebuah tragedi di masa lalu membuat Kristal menjadi pribadi yang begitu dingin. Masalah demi masalah datang saat ia terpilih menjadi ketua OSIS dan bertemu dengan seorang Erlangga. Sebuah pertemuan tak terduga membuat keduanya terjebak di dalam suat...