14. Kertas Jawaban

20.8K 1.3K 10
                                    

Kau seperti hujan. Tak pernah rapuh, meski selalu terjatuh”

Kristal mengeluarkan lima lembar kertas polio untuk tugasnya yang super duper numpuk. Baru kali ini Kristal lupa mengerjakan tugasnya. Mungkin karena kehadiran om Fran di rumah, serta mahluk menyebalkan bernama Erlangga. Membuatnya tak sempat mengecek tugas sekolah, karena kesal setengah mati.

Kristal menghembuskan nafas berat. Ia menggaruk jidatnya sembari terus menulis.

Kadang kristal merasa begitu lelah dengan kehidupannya. Namun dia tidak ingin putus asa begitu saja. Kesempatan beasiswa ini adalah harapan terbesarnya.

Kristal ingin sekali mewujudkan impiannya selama ini untuk kuliah di univeraitas paling terkenal di London, beasiswa jalur smart ini benar-benar kesempatan besar untuk dirinya.

Kristal menaruh pulpen dan memijat tangannya sebentar. Tugasnya sudah hampir selesai, ia tinggal menulis biodata lengkapnya saja. Dia menghembuskan nafas lega lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. Efek begadang tadi malam membuat dia ngantuk di pagi hari. Kristal menguap, tidak apa-apa mungkin beristirahat sebentar, pikirnya. Perlahan matanya pun terpejam.

•••

“Lo tau gak Sher? Tadi Erlang senyum ke gue anjir!”

“PD banget sih Lo! Orang dia senyum ke gue juga.”

“Jelas jelas, mata dia itu tertuju ke gue Nay!”

“Halu!”

“Lo kali! Hahaha.”

“Yaudah, Kita berdua! Hahaha.”

Sherlly dan Naya adalah teman satu geng Sabrina. Hari ini mereka di tugaskan Bu Kinara untuk mencari buku sejarah Indonesia di perpustakaan. Mereka sengaja berjalan lewat jalur kelas IPA 1, hanya intuk melihat Erlangga, dan caper juga tentunya.

Mereka memasuki perpustakaan dengan obrolan yang masih berlanjut.

“Bentar,”

Sherlly menghentikan langkahnya saat melihat Kristal tengah tertidur pulas di meja perpus dengan lima lembar kertas penuh tulisan. Sudah di pastikan, dia pasti sedang mengerjakan tugas untuk calon beasiswa.

Mereka berdua tertawa, tiba-tiba Sherlly memiliki ide untuk mengerjai Kristal yang sedang tertidur. Ia ingin balas dendam, karena kejadian yang membuat nya malu ketika di kelas IPA 1 waktu itu. Beruntung Bu Herlina si penjaga perpus sedang tidak ada. Mereka bisa memperlancar aksinya.

Mereka berdua kemudian menghampiri Kristal yang sedang tertidur.

“Satu... Dua... Tiga.....”

“KRISTAL!” panggil Sherlly, berekting panik.

Kristal terkesiap menegakan tubuh. “Ada apa!?”

“Gue ngeliat pak Robert mau berangkat ke universitas tadi! Dan lo belom ngumpul tugas? Cepetan Kristal! Beasiswa lo bakalan hangus!”

“Hah? Serius?”

“Serius! Buruan!”

“Buruan cari pak Robert!”

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang