18. Loncat

18.6K 1.2K 18
                                    

❄❄❄




Dilarang masuk. Akan ada renovasi.

Badan Kristal didekap dan mulutnya ditutup rapat oleh tangan Erlang. Membuatnya sulit sekali bergerak dan asupan oksigen menipis. Kristal bisa kehabisan nafas kalo begini.

Kristal mencubit perut Erlang.

"Arrrggh!"

Erlang terlonjak dan melepaskan bekapannya.

"Modus banget sih Lo!"

"Siapa juga yang modus bego! coba kalo pak satpam liat, dia pasti ngira gua sama Lu lagi ngapa-ngapain di sini."

"Idih! Siapa juga yang mau ngapa-ngapain sama Lu!"

Kristal pergi lalu, menarik knop pintu. Namun, pintunya tidak bisa dibuka.

Kristal mulai panik, ia berulang kali mencoba membuka nya. Namun tetap saja tidak bisa.

"PINTUNYA DIKUNCI!!" Ujar Kristal panik.

Erlang hanya mengekspresikannya dengan wajah datar.

"Kok Lo diem aja sih?! Pikirin gimana caranya keluarnya!"

"Heboh banget si Lu, Tuh liat!" Erlangga menunjuk jendela pentilasi lumayan lebar, namun tinggi. Pentilasi tersebut menghubungkan balkon dengan taman.

"Gimana cara naiknya? masa gue duluan? Ogahlah!"

"Yaudah."

"Yaudah apa?"

"Yaudah gue tinggalin."

"Apa!?" Kristal melotot tidak terima.

"Ya gua tarik lah, Jadi cewek jangan lemot-lemot amat napa sih."

Kristal mencebikan bibirnya. Kalau saja ini bukan keadaan genting, pasti Kristal sudah menendang mulut pedas Erlang.

"Gua tau, Lu ngebatin kan." selidik Erlang.

"Idih PD! Dah lah, Buruan naik! Gue mau cepet-cepet keluar dari sini."

"Bawel lu!" cibir Erlang.

Erlang melompat dengan sempurna dan meraih pentilasi tersebut. Padahal lumayan tinggi.

Sambil berpegangan, tubuh Erlang perlahan keluar dari pentilasi tersebut.

Kristal menatap takjub. Ia jadi berfikir, apakah Erlang keturunan kera? Bagaimana bisa dengan mudah nya dia menggapai pentilasi setinggi itu?

Erlang memberi uluran tangannya.

"Woi, buruan!"

Erlang menangkap tangan Kristal, lalu mencengkramnya dengan erat, kemudian menariknya sekuat tenaga.

"Gila! Lo makan apa sih? berat banget!"

Erlang menggapai pinggang Kristal ketika dirinya kesulitan keluar dari pentilasi. Mereka sampai di atas balkon di area taman. Berjalan mengendap-endap karena masih terdapat siswa dan siswi berkeliaran disana. Mereka berjalan mencari tempat aman untuk melompat turun.

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang