12. Tidak Mungkin

22.2K 1.3K 24
                                    

Jangan tertipu dengan apa yang kamu lihat sekarang, terkadang hal yang paling mustahil lah yang paling benar”

Fran dan Elena telah sampai di rumah Kristal. Rumah sederhana yang tidak begitu besar, namun terlihat sangat bersih dan rapi. Ada banyak pot-pot berisi bunga yang tertata indah di teras, begitu menambah kesan rajin bagi sang pemilik rumah.

Elena memencet bel, ketika sampai di depan pintu.

Ting tong!

Tak butuh waktu lama, Pintu pun terbuka, menampilkan sosok cantik disana, dengan senyuman yang mengembang. Sontak Elena menghamburkan pelukannya dan mencurahkan kerinduannya.

Sambil terisak Elena melepaskan pelukannya.

“Bagaimana kabarmu, Clarisa?”

“Aku baik.” Clarisa mengusap air matanya. “silahkan masuk.”

•••

Clarissa menceritakan semuanya, dari awal hingga akhir kematian sang suami. Begitu banyak curahan air mata yang Clarisa keluarkan ketika menceritakan kembali kejadian tersebut. Begitu pilu dan menyedihkan.

Elena mengusap-usapnya punggung Clarisa memberikannya ketenangan. Clarisa sungguh menceritakanya dari awal. Dari tragedi tersebut, hingga kepindahanya dari singapore ke indonesia, semua ia ceritakan.

Fran menutup wajah nya dengan tangan. Dadanya terasa begitu sakit mendengar begitu banyak penderitaan yang selama ini di alami Clarissa dan juga putrinya. Yang lebih menyedihkanya lagi, dia sama sekali tidak tau soal itu.

Fran merasa gagal menjadi seorang sahabat. Ia menangis tersedu, melampiaskan segala sesalnya. Ia tidak bisa membayangkan begitu sulitnya kehidupan Kristal dan Clarisa selama ini. Elena juga menangis, ia segera menghapus air matanya dan memeluk suaminya untuk memberi ketenangan.

Setelah berbagi cerita dan mencurahkan segala masa lalu. Mereka segera bergegas berziarah kemakam Rafael.

•••

“Biarkan aku sendiri disini. Kalian duluan ke mobil saja.” Perintah Fran kepada istrinya dan Clarissa.

Setelah mereka berdua pergi, Fran mencari sapu di dekat makam. Membersihkan dedaunan pinggir makam dan mencabut rerumputan. Setelah membersihkan nya, Ia berjongkok dan memberikan doa disana.

Fran mengelus batunisan yang bertuliskan Rafael tersebut. Nama sahabatnya yang sudah bersamanya lebih dari 25 tahun.

“Hai Rafael, Ini aku Fran. Aku datang setelah sekian lama tidak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu disana? Pasti kau sudah bahagia di syurga bukan?”

Fran mengusap air matanya.

“Maaf kan aku Rafael, Aku sudah menjadi sahabat terburuk di dunia ini. Aku berjanji Rafael, aku akan bertanggung jawab atas keluargamu. Tenang saja, kali ini giliranku yang akan mengurus mereka.”

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang