13. Mood Ancur

22.2K 1.3K 11
                                    

Mereka tak pernah tau apa yang kau rasakan, mereka hanya tau apa yang kau tampakkan”

 
Kristal berjalan mengendap-endap. Hari ini dia bangun sangat pagi. Ia mencari motor maticnya namun tidak ada. Kemungkinan dibawa oleh Mama. Kristal berlari ke samping rumah, mencari sepeda kesayanganya. Tapi tetap saja tidak ada.

Tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkanya. Kristal langsung bersembunyi di balik tembok. Ia menunggu sang pemilik mobil keluar. Dan benar, itu Erlangga.

Inilah alasan Kristal bangun pagi. Agar ia bisa terhindar dari Erlangga, dan berangkat terlebih dahulu. Kristal harus segera kabur, sebelum Erlangga menemukanya.

Sembari komat kamit baca doa. Kristal kembali mengamati mobil Erlang dari balik tembok, tempat dia bersembunyi.

“Kok gak ada? Apa masuk rumah ya?”

Kesempatan besar.

“Woy! Ngapain lo disitu?”

Kristal tersentak kaget. Baru saja dia dia ingin kabur. Tapi suara cowok yang dia hindari ini, sudah terdengar dari belakangnya.

Ketika menyadari dirinya sudah kepergok bersembunyi, Kristal pasrah, dan menghembuskan nafas berat. Ia menendang pot didepan nya hingga terguling, untung saja tidak ada bunganya.

“Gue gak mau berangkat sama lo!”

Erlang mengerutkan alisnya. “Emang lo pikir, gue mau nganterin lo?!”

“Yaudah!”

“Yaudah apanya?”

“Yaudah, gak usah nganterin gue!”

“Denger ya, Kalo gak karena mulut gue yang keceplosan kemarin. Gue juga gak akan mau!”

“Ya berarti itu salah Lo!”

“Gak usah bikin emosi pagi-pagi deh!”

“lo yang bikin gue emosi!”

“Kok jadi gue sih?!”

Benar-benar awalan yang buruk untuk mengawali pagi yang cerah ini. Mood Kristal langsung hancur seketika. Beneran deh, Kristal benci banget hari ini.

Bener-bener pagi yang buruk!

•••

Kristal memasuki mobil Erlang dengan sangat terpaksa. Ia memalingkan wajahnya ke kaca, melihat suasana kemacetan kota.

Mungkin jika wanita itu bukan Kristal, mereka pasti akan kegirangan bisa satu mobil dengan seorang Erlangga.

Bagi Kristal, hari ini adalah moment yang paling menyebalkan dan merusak mood paginya. Ia lebih baik menaiki sepedanya, ketimbang satu mobil dengan cowok disampingnya ini.

Tidak ada yang membuka suara. Mereka sama-sama diam. Hanya deru mesin mobil yang menemani mereka. Menit demi menit dilalui, Kristal sudah sangat bosan. Ia mencoba memutar sebuah lagu, dan menggonta-gantinya.

Erlang melirik tajam wanita yang sedang sibuk di sampingnya, tanpa berbicara sedikit pun.

Erlang menepikan mobilnya.

“Turun.” Ujar Erlangga, dingin.

Kristal menatap Erlang tidak percaya, mencoba mencerna ucapannya.

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang