51. Menyatakan perasaan

16.4K 907 7
                                    

“Terbit, hilang, tenggelam. Bagai senja yang datangnya hanya sesaat”

Fran tengah berdiri di depan tiga remaja yang saling menunduk. Ia menyikap tangannya sambil berjalan mondar mandir, menatap ketiganya dengan pandangan tidak percaya.

“Tidak ada yang mau bicara disini?”

Ketiganya masih merunduk.

Sejak kejadian gempar kemarin malam. Paginya Fran mengumpulkan Erlangga, Devan dan juga Kristal.

Ia ingin meminta penjelasan dari ketiganya kenapa Erlang dan Devan bertengkar, dan Kristal yang mabuk. Padahal ia tau Kristal anak yang sangat jauh dari hal-hal seperti itu.

Fran menghembuskan nafas jengah.

“Erlang! Devan! Berapa tahun kalian bersama-sama, ha? Ada apa dengan kalian?”

Devan mengangkat kepalanya hendak menjawab. “Jadi kemarin-“

“Devan bawa Kristal kekamar yah!” sahut Erlang sambil melirik tajam Devan.

“Enggak om. Ini Cuma salah paham.”

“Salah paham apa!?” sentak Erlang.

“Lo itu salah paham! Gue gak ngapa-ngapain Kristal!” balas Devan tak kalah ngotot.

Kristal yang berada di tengah keduanya hanya bisa menutup telinga.

“Tapi kalo gea gak dateng lo-“

“Tutup mulut lo! Gue gak ada pikiran kaya gitu, lo juga tau gue kaya gimana!”

Fran diam. Tidak melerai keduanya, ia ingin melihat sampai dimana mereka berdebat. Ia ingin menyimpulkan apa yang terjadi.

“Ya, gue tau lo playboy! Suka pergi gonta ganti cewek dan lo suka sama Kristal!”

“Tapi gue gak ngapa-ngapain Kristal Bangsat!” Devan sudah tidak bisa menahanya lagi.

“lo yang bangsat!”

“STOOOP!!!” teriak Kristal sambil mendorong Erlang dan Devan dengan kedua tangannya.

“GUE YANG SALAH DISINI!” Kristal mengaku, ia mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya.

COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang