“Kabur dari masalah adalah hal yang mudah. Tapi kau tidak akan menemukan jalan keluarnya.”
Sinar matahari menyeruak melalui jendela kamar Kristal. Matanya yang sembari tadi terpejam mulai sedikit demi sedikit terbuka.
Kristal mencoba memperjelas penglihatannya. Samar-samar ia melihat sinar matahari yang masuk dari jendela kamarnya. Ia membulatkan mata, ketika melihat jam dinding sudah menunjukan jam tujuh pagi.
“Bodoh!”
Kristal merutuki dirinya sendiri. Ia buru-buru bangun dari tempat tidur, dan mengambil handuk.
Ketika sampai di depan pintu kamar mandi, Kristal menepuk jidatnya, karena kepikunan nya sekarang semakin bertambah. Kristal baru ingat, kalau sekarang hari minggu. Ia menggaruk rambut rambutnya yang terasa gatal.
“Kristal!”
Tok tok tok!
Kristal membuka pintu kamar dengan malas. Ia membulatkan mata ketika melihat mama nya yang telah berpakaian rapi di hadapanya.
“Mama mau kemana? Arisan?” tanya Kristal bingung, memperhatikan penampilan Mama nya dari atas sampai bawah.
“Buruan mandi, Keluarga om Fran udah mau kesini!”
“Hah? Om Fran?” Kristal membulatkan matanya.
Tentu saja Kristal sudah menceritakan pertemuanya dengan om Fran tempo hari. Tapi yang membuat Kristal terkejut, kenapa tiba-tiba om Fran dan keluarga mau datang kesini? Bukan kah ini terlalu mendadak? Kristal bahkan belum sempat mandi.
Clarissa mendorong tubuh Kristal agar masuk ke kamar mandi dan melemparkan handuknya.
“JANGAN PAKE LAMA!” Teriaknya sembari menutup pintu kamar mandi.
Kristal mengacak rambutnya frustasi. “Kok mama gak cerita si, kalo om Fran sama keluarganya mau kesini?!”
Kristal merasa kesal, karena tidak memberitahu. Tapi Kristal juga kesal pada dirinya sendiri. Kenapa juga harus bangun kesiangan.
•••
Elena sudah cantik dengan make up dan dress yang ia pakai. Ia turun, dan mendapati sang suami yang tengah duduk di sofa bersama dengan laptopnya.
“Kamu panggil Erlang, gih.”
Elena mengangguk, dan berjalan menuju kamar Erlang.
“Erlang? Nak!”
Elena melihat sekeliling kamar Erlang yang lenggang. Ia mencari Erlang di kamar mandi serta ruang musiknya. Tapi tetap saja, tidak ada.
“Bisma!” panggilnya. “Dimana Erlangga?”
“Tuan Erlangga—“ Bisma menjeda ucapanya, ia tampak berfikir sejenak.
“Setau saya tuan Erlangga berada di kamarnya.”
“Tidak ada! Erlangga gak ada di kamarnya!” suara Elena meninggi.
“Maaf tuan, biar saya cari.”
“Ck!”
Elena meninggalkan Bisma begitu saja. Tampak jelas raut kekesalan di wajah Elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD [OPEN PRE-ORDER] ✔️
Ficțiune adolescențiSebuah tragedi di masa lalu membuat Kristal menjadi pribadi yang begitu dingin. Masalah demi masalah datang saat ia terpilih menjadi ketua OSIS dan bertemu dengan seorang Erlangga. Sebuah pertemuan tak terduga membuat keduanya terjebak di dalam suat...