SPD-01| Dosen Baru

54.6K 1.2K 13
                                    

Bruukkk!

"Aww..." gadis itu meringis seraya mengelus lututnya yang sedikit lecet. Dalam hati, ia mengumpati orang yang menabraknya hingga terjatuh seperti ini.

"Hey kalo jalan lihat-lihat do-ehh!" Icha menghentikan ucapannya saat ia berdiri dari jatuhnya dan hanya bisa melihat dada bidang penabrak itu. Setinggi itukah?

Icha mendongak, Damn... Ia terpaku menatap manik berwarna coklat gelap itu dengan mulut terbuka. Dihadapannya, pria dengan alis tebal, hidung mancung, rahang tegas dan kulit putih itu menatapnya tanpa ekspresi, datar. Hingga mampu membuat kakinya lemas seketika.

Hingga lambaian tangan dihadapannya membuat Icha tersadar dari lamunannya. Ia mengerjap-erjapkan matanya cepat.

"Maaf, saya tidak sengaja. Kamu tidak papa?"

Icha mendelik menatap pria itu tak suka, meskipun dalam hati ia mengagumi ketampanan pria itu. Tapi sepertinya pria itu terlihat lebih dewasa darinya.

"Tidak papa gimana, lihat! Lututku memar, kalo jalan hati-hati dong." Jawabnya galak.

"Saya minta maaf, biar saya lihat lukanya." Pria itu mengulurkan tangannya hendak memegang lutut Icha.

"Eh, om mau ngapain?! Jangan ngambil kesempatan dalam kesempitan ya! Dasar om-om mesum!"

Icha menatap pria itu takut lalu melenggang pergi memasuki kampus.

"Dasar anak zaman sekarang!" Gumam pria itu seraya memandangi punggung Icha.

💼💼💼

"Mampus! Gue jadi terlambat kan. Ini semua gara-gara si om jelek yang sedikit ganteng itu, ngapain coba berkeliaran di kampus." gumam Icha sereya menggerutu.

Sampai didepan pintu kelas, Icha tidak langsung masuk. Ia menutup matanya lalu membukanya kembali, menghela napas pelan mencoba menghilangkan kegugupannya.

"Bismillah.." gumamnya lantas tangannya menyentuh pintu.

Tok, tok, tok!

Pintu dibuka menampilkan sosok pria dewasa dengan tatatpan tajam membuat bulu kuduk Icha merinding seketika.

"Icha?"

"I-iya Pak?"

"Ck, kebiasaan. Kamu tau waktu gak sih, kenapa kamu terlambat terus?"

"Kan saya baru tiga kali Pak terlambatnya. Pertama, saya terlambat karena gak ada yang anterin ke kampus. Kedua, jalanan macet Pak, terus ujan gede banget. Ketiga, tadi saya ditab-aww! Pak, aduh! Sakit Pak!" Cerocosan Icha terhenti seketika saat Pak Wira-dosennya menarik telinganya kencang membuat Icha mengaduh dan mendapati semua teman-temannya tergelak menertawainya.

"Hari ini saya izinkan kamu masuk. Sekali lagi kamu terlambat, siap-siap terima hukuman dari saya." Ucap Pak Wira setelah melepaskan jewerannya.

Icha mengangguk patuh seraya mengusap daun telinganya yang terasa panas. Wajahnya ditekuk saat melihat Dewi-sahabatnya masih tertawa tanpa suara.

"Ketawa aja terus! Ketawa sampe puas! Dasar, sahabat macan apa kaya gitu." Ucap Icha galak hingga tak sadar meninggikan suaranya.

"ICHA!" Tegur Pak Wira.

"Eh, i-iya Pak. Maaf," Dengan cepat Icha duduk dibangkunya, ia mendelik kearah Dewi lalu mempokuskan pandangannya kedepan.

"Oke, selamat pagi semua."

"Pagi Pak!"

"Saya ingin memberitahu kalian semua, bahwa hari ini adalah hari terakhir saya mengajar disini."

Ucapan Pak Wira membuat para mahasiswa mendesah kecewa.

"Yah, kok gitu sih Pak?"

"Kalo gak ada Bapak, gak asik."

"Ya, Bapak juga gak bisa berbuat apa-apa. Besok, Bapak dipindah tugaskan untuk mengajar di salah satu Universitas di Surabaya. Dan hari ini, Bapak mau memperkenalkan Dosen baru kalian." Ujar Pak Wira.

Pintu terbuka menampilkan sosok pria jangkung yang mambuat semua kaum hawa menjerit seketika. Tapi tidak dengan Icha, ia terpaku menatap pria itu dengan mulut terbuka.

"Selamat pagi! Perkenalkan, nama saya Arkan Diaz Pratama. Disini saya akan mengajar untuk menggantikan posisi Pak Wira. Semoga kalian betah belajar dengan saya." Ucapan pria itu dibarengi senyuman lebar hingga memperlihat lesung pipitnya membuat keadaan di dalam kelas semakin ricuh.

"OMG! Ini Dosen barunya? Ganteng banget!"

"Oppa ganteng!"

"Pujaan hatikuuuuu,"

"Dosen idola!"

Icha? Jangan ditanya, ia masih bergeming ditempat. Pria itu, orang yang tadi pagi menabraknya hingga terjatuh, orang yang dia maki-maki sampai menyebutnya sebagai 'om-om mesum'. See! Sekarang dia disini, memperkenalkan diri sebagai Dosen barunya.

Oh god! Tenggelam saja aku di sungai Amazon.


TBC.

Saranghae, Pak Dosen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang