SPD-15| Cieee Baper! (2)

13.2K 557 1
                                    

Pintu ruang kesehatan terbuka menampilkan sosok wanita yang berjalan tergesa-gesa menuju ranjang yang kini sedang diduduki Icha.

"Cha, elo kenapa bisa pingsan kaya gini sih? Bikin gue khawatir aja deh."

"Gue gak papa, Dedew. Cuma kecapean aja,"

Dewi menghela napas lega, ia lantas duduk dipinggiran ranjang seraya mengedarkan pandangannya kesegala arah. "Pak Arkan, mana?" Tanyanya.

"Dia ke ruang Rektor, gak tahu mau ngapain."

Dewi mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Tadi materinya banyak gak? Pinjem buku elo ya?" Ucap Icha seraya mengeser duduknya kesisi ranjang tepat disamping Dewi dengan kaki menjuntai ke lantai.

"Dikit, orang tadi Pak Arkan keluar masuk mulu buat jengukin elo. Keliatan banget tahu, dia khawatir sama keadaan elo. Cieee yang diperhatiin calon imamnya," Ucap Dewi disertai kekehan kecil.

Icha menundukkan kepalanya malu, bahkan kejadian Arkan yang menyuapinya pun terus berputar dipikirannya.

"Apasih, biasa aja deh." Sangkal Icha berusaha memasang wajah datarnya.

"Alah, munafik lo. Malu malu meong!" Cetus Dewi. Ia terkekeh saat dihadiahi pelototan oleh Icha.

"Cieee yang baper.."

"Sampe pipinya merah kaya tomat busuk."

"Cieee.. cieee... Icha udah gede ya sekarang?"

"Gimana rasanya bersandar didada bidang Pak Arkan?"

"Jangtung elo masih ada ditempat kan Cha?"

Icha menutup telinganya rapat-rapat dengan tangan saat Dewi tak berhenti mengoceh. Bibirnya bergerak menyeruakan kalimat yang membuatnya hanya mendengar samar celotehan Dewi.

"Gak denger!"

"Gue gak denger!"

"Hah elo ngomong apa?"

"Wleee... gue gak denger! Hahaha gue gak denger!"

"Lalalalalala..."

💼💼💼

"Loh, kok kaya rame ya?" Tanya Icha pada Arkan yang ada disampingnya. Keduanya berjalan memasuki rumah Icha.

Arkan hanya mengendikkan bahunya tanda tak tahu.

"Assalamualaikum!" Seru keduanya kompak.

"Wa'alaikumsalam, ayo sini gabung," Lidya menggiring keduanya untuk ikut bergabung bersama yang lainnya. Dimana diruang tamu sudah ada Orang tua dan Kakak kandung Arkan.

"Loh, Ibu, Ayah, Kakak, kalian ngapain disini?" Tanya Arkan seraya menyalami mereka satu persatu, diikuti Icha dibelakangnya.

"Nah karena kalian sudah ada disini, kita bahas soal rencana pernikahan kalian yang sempat tertunda kemarin." Ujar Widya penuh semangat.

Rahman berdehem sebentar lantas berkata, "Untuk acara pernikahan kalian, Ayah sudah tentukan tempatnya dimana. Ayah harap kalian setuju."

"Yups, dan kalian akan menikah di Bali. Yeaay!!! Bisa sekalian bulan madu kedua-uuuups!" Amel meringis saat mendapat pelototan dari Rahman dan Widya, sedangkan Icha dan Arkan tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"Kenapa harus di Bali, Yah?" Tanya Arsyil.

"Mengingat permintaan Icha kemarin yang tidak mau banyak orang tahu. Kita putuskan untuk menggelar pesta pernikahan kalian diBali dan hanya mengundang kerabat terdekat saja. Gimana, kamu setuju Icha?" Ujar Rahman menatap Arkan lalu beralih menatap Icha meminta persetujuan.

"Icha setuju, Yah. Tapi..."

Semua memandang Icha dengan kening berkerut. Mereka heran saat Icha tak melanjutkan ucapannya dan malah menundukkan kepalanya.

"Ada apa?" Tanya Arkan seraya mengusap bahu Icha.

"Icha... Icha mau Kak Aldy jadi wali Icha."

Semua terdiam membisu, Lidya menatap Icha sendu lalu bergerak mendekat membuat Arkan segera menggeser duduknya, memberi ruang pada untuk Lidya.

"Sayang, tapi Ald-"

"Mah, Icha mohon... Icha pasti bisa kok bujuk Kak Aldy." Pinta Icha dengan memelas.

"Mama gak mau kamu kenapa-napa." Ucap Lidya, ia tahu kalo Aldy itu sangat membenci Icha. Dan ia takut kalo Aldy bakalan nekat menyakiti Icha.

"Percaya sama Icha, Kak Aldy gak mungkin nyakitin Icha. Umm... Kak Aldy ada dikamarnya kan? Icha ke kamar Kak Aldy dulu, permisi." Pamit Icha seraya beranjak.

Arkan yang melihat itu berniat untuk mengejarnya, namun Lidya menahannya seraya menggelengkan kepalanya.

Semuanya terdiam menatap punggung Icha nanar hingga hilang dibalik pintu kamar Aldy. Mereka berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Tbc.

Saranghae, Pak Dosen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang