"Hiks.. Hiksss..."
Icha yang sedang duduk diruang tamu terperanjat kaget. Ia mematikan handphone yang di genggam-nya lalu dimasukan kedalam saku celana.
"Suara apa itu?" Gumam Icha seraya mengedarkan pandangannya kesegala sudut ruangan.
"Hikss.. Bundaaaa..."
"HUAAAA... ICHA BELUM PUNYA ANAK! SIAPA DISANA? TUYUL KAH?" Teriak Icha seraya menggigit jari.
"Hiks.. hiksss... huaaaa...."
Suara tangisan itu semakin keras membuat bulu kuduk Icha merinding. Ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, menunjukan pukul 14:20 WIB.
"Mas Arkan, cepet pulang. Icha takut.." gumam Icha.
Ia mencoba mendekati sumber suara. Berjalan mengendap-ngendap seraya memegang sapu. Tiba di depan pintu rumah Icha membukanya lalu berjalan kearah samping rumah tepat dimana suara tangisan itu terdengar jelas.
Icha siap mengayunkan sapu yang dipegangnya. Namun, ia urungkan saat melihat sosok anak kecil yang terduduk direrumputan seraya memegang lututnya yang berdarah.
"Ya Allah, sayang. Kamu kenapa?" Pekik Icha seraya membuang sapunya sembarangan lalu berlari mendekati gadis kecil itu.
"Cakit, hikss..."
"Sini, Aunty bantu. Kenapa bisa sampe jatoh kaya gini hmmm?" Tanya Icha seraya mengangkat tubuh gadis kecil itu lalu didudukkan dipangkuannya.
"Vina mau ngambil-hiks! bolanya abang, tapi jatoh dicini-hiks." Ucap Vina seraya sesegukan.
"Cup.. cup.. cup.. Vina jangan nangis ya, ikut Aunty yuk, Aunty obati lukanya." Ucap Icha seraya mengangkat tubuh Vina lalu dibawa kedalam rumah.
Selesai mengobati luka dilutut Vina, Icha mengantarkan Vina yang ingin pulang kerumah.
"Jadi, Vina tinggal disini? Tetanggaan dong sama Aunty." Ujar Icha saat masuk ke pelataran rumah Vina tepat disamping rumahnya.
Vina hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Lalu ia turun dari gendongan Icha.
"BUNDAAAA.... VINA PULANG!" Teriak Vina membuat pintu dihadapannya terbuka menampilkan sosok wanita dewasa yang menatapnya cemas.
"Ya ampun, sayang. Kamu dari mana aja?" Tanya wanita yang Icha yakini sebagai ibu kandungnya Vina.
"Umm, maaf mbak. Tadi saya melihat Vina jatuh disamping rumah saya." Ucap Icha sopan.
"Tapi kamu gakpapa kan sayang?" Tanya wanita itu pada Vina, lalu menatap Icha seraya tersenyum hangat. "Terima kasih ya, sudah menolong anak saya." Katanya.
"Iya sama-sama. Kalo begitu saya permisi dulu." Pamit Icha.
"Eh, kenapa buru-buru? Ah ya, kenalkan nama saya Della. Ayo masuk dulu," tawar Della.
"Saya Alisha, mbak bisa panggil saya Icha."
"Yasudah, yuk masuk. Kita ngobrol-ngobrol didalam." Ucap Della seraya menarik tangan Icha.
Setelah masuk ke rumah Della, Icha disuguhi berbagai macam cemilan dan minuman. Keduanya berbincang-bincang seru.
"Jadi kamu istrinya Arkan?" Tanya Della.
"Iya, kok mbak bisa tahu?"
"Iya tahu, kan Arkan itu temannya suami saya, Arkan juga loh yang ngerekomendasiin kami buat tinggal disini."
"Owh, gitu ya mbak."
"Jangan panggil mbak dong, Cha."
"Terus apa?"
"Apa aja, yang lebih akrab gitu."
"Kak Della aja kalo gitu ya?"
"Boleh deh, berasa punya adik cewek." Ucap Della di akhiri kekehan kecil.
"BUNDAAA..." seruan dua bocah kecil membuat Della dan Icha menoleh.
"Waaah, kembar ya Kak Dell?" Tanya Icha saat melihat Vina dengan bocah laki-laki yang hampir mirip dengan Vina.
"Iya, yang cowok namanya-"
"Syyuuut! Bial Vano sendili yang kenalan." Potong Vano seraya menaruh jari telunjuknya dibibir Della.
"Hai Aunty cantik!" Sapa Vano seraya menaik turunkan alisnya.
Icha terkekeh melihatnya. "Hai ganteng!"
"Kenalin, Devano Andleas Putla biasa dipanggil sayang." Ucap Vano seraya mengedipkan sebelah matanya.
Icha terbahak mendengarnya sedangkan Della dan Vina mendengus sebal.
Anak ini!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Pak Dosen!
RomantizmHighest Rank 🏅 #1 Dosen (25/10/19) #1 Cinta Beda Usia (28/10/19) #5 Dosen (20/07/23) #2 Romancomedy (15/07/24) Kepincut Dosen ganteng? Udah biasa. . Dijodohin Dosen ganteng? Itu luar biasa. . Tapi bagi gadis yang biasa disapa Icha, itu adalah sebua...