"AKHIRNYA NYAMPE JUGA!" Icha memekik senang saat menginjakan kakinya di tanah kota kembang itu, Bandung. Matanya berbinar melihat keindahan alam disekelilingnya.
"AYO! Sekarang waktunya buat tenda, biar nanti bisa istirahat cepat."
Teriakan panitia membuat Icha berdecak "Ck, baru juga nyampe."
Dewi yang ada disampingnya terkekeh pelan. "Ya udah sih Cha, biar nanti bisa tiduran."
"Iya... iya..." Ucap Icha malas.
Semua mahasiswa disibukkan dengan kegiatan mendirikan tenda, satu tenda ditempati 4 orang. Tapi, entah apa yang Arkan katakan pada panitia, Icha dan Dewi bisa satu tenda berdua dan tendanya berdampingan dengan tenda dosen dan panitia.
Malamnya tiba. Semua peserta berkumpul mengelilingi api unggun, diawali dengan kultum, bermain game, dan menampilkan beberapa peserta yang punya keahlian, entah itu bermain musik, bernyanyi dan sulap.
Disaat permainan sulap berakhir, tiba-tiba pekikan kaum hawa membuyarkan lamunan Icha, mulutnya menganga saat melihat Arkan kini duduk ditengah para mahasiswa, samping api unggun. Duduk dikursi seraya memegang gitar.
"Ehmm.. Cek! Cek! Selamat malam semua..." seru Arkan.
"Malam Pak,"
"Sebelum tiba dipenghujung acara, saya ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk seseorang yang sangat berarti buat saya. Dan selamat menikmati semuanya."
"Pasti buat istrinya."
"Sisain satu yang kaya gini dong!"
"Aaah sosweet, buat istri Bapak ya?"
"Siapa sih istrinya? Gak rela! Huaaaa..."
Arkan hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan para mahasiswi.
Petikan gitar lalu disusul suara merdu Arkan membuat semua orang terdiam terpana. Terlebih Icha, ia menatap Arkan haru, berusaha menahan air mata yang siap meledak keluar.
".....Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup iniKaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu
Tolong kamu camkan itu"Lagu milik Virgoun - Bukti selesai dinyanyikan Arkan. Icha yang tak tahan, berdiri dari duduknya lalu berlari menuju tenda membuat orang-orang menatapnya heran.
Arkan yang melihat itu segera beranjak pamit meminta izin ke tendanya untuk mengambil sesuatu. Sesampai didepan tendanya, Arkan tidak masuk kesana, ia berjalan ke tenda sebelah dan mendengar isakan lirih istrinya.
"Cha.." panggil Arkan pelan seraya masuk kedalam tenda, tak lupa ia tutup rapat-rapat.
Icha yang menyadari kedatangan Arkan mendongak lalu dengan cepat menghambur ke pelukan suaminya itu. "Mas... hiks!"
"Sssth.. jangan nangis sayang."
"Gak bisa, air matanya terus keluar." Rengek Icha.
Arkan terkekeh lalu tangannya terulur mengusap air mata Icha. "Kenapa? Suara Mas jelek ya?"
Buggh!
Icha memukul dada Arkan. "Iya, jelek banget suaranya! Saking jeleknya bikin Icha nangis." Ucap Icha ketus.Arkan terbahak mendengarnya.
"Icha itu terharu Mas, terharu! Icha... Icha gak tahu harus ngomong apa lagi. Icha... Saranghae Pak Dosen."
"Apa artinya?"
"Issh! Bohong banget kalo gak tahu, jawabannya apa?"
"Apa ya? Mas tresno kowe uga."
"Iiiih! Itu bahasa jawa, Mas."
"Terus jawabnya gimana?"
"Abi oge bogoh ka anjeun." Celetuk Icha membuat Arkan terbahak.
Arkan membawa Icha kepelukannya seraya mengecup puncak kepalanya. "Nado saranghae, oma."
"Loh, kok oma sih?"
"Kamu juga manggil Mas, Opa."
Keduanya terbahak seraya mengeratkan pelukan masing-masing. Merasakan kehangatan dan kenangan yg tercipta.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Pak Dosen!
RomanceHighest Rank 🏅 #1 Dosen (25/10/19) #1 Cinta Beda Usia (28/10/19) #5 Dosen (20/07/23) #2 Romancomedy (15/07/24) Kepincut Dosen ganteng? Udah biasa. . Dijodohin Dosen ganteng? Itu luar biasa. . Tapi bagi gadis yang biasa disapa Icha, itu adalah sebua...