"Pak, kita mau kemana sih?"
"Ra-ha-si-a."
"Masih lama gak?"
"Umm.. lumayan,"
Icha mencebik kesal. Ia sudah bertanya beberapa kali, tapi jawabannya tetap sama. Tak ambil pusing Icha menyenderkan pungggungnya pada sandaran mobil seraya memejamkan matanya.
"Kita sudah sampai."
Seketika matanya langsung terbuka, Icha menatap Arkan sinis. "Bapak ngerjain Icha ya? Tadi bi-WOAAAAH PASAR MALAM!!!"
Icha berteriak histeris saat melihat pemandangan dibalik kaca mobil. Matanya berbinar saat melihat banyak cahaya berkedip-kedip dari lampu tumblr yang berwarna-warni, ditambah ramainya pengunjung yang menaiki beberapa permainan seperti kuda-kudaan, kora-kora, bianglala, dan masih banyak lagi.
"Suka?" Tanya Arkan saat melihat binar cahaya dari mata Icha.
"Bangeeet! Makasih, Pak." Icha tersenyum lebar seraya memeluk Arkan dari samping.
Sadar dengan apa yang dilakukannya, Icha cepat-cepat bersingkut menjauh seraya menundukkan kepalanya malu, "Maaf..." ucap Icha yang lebih terdengar seperti bisikan.
Arkan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, entah kenapa ia juga merasa malu, apalagi mendengar detak jantungnya sendiri yang menggila saat tangan mungil itu melingkar dipinggangnya.
"I-iya gak papa. Yaudah, yuk turun!" Ujar Arkan seraya membuka pintu mobil, diikuti Icha.
Keduanya berjalan beriringan seraya bergenggaman tangan dengan sesekali tawa menghiasi wajah mereka. Menaiki beberapa wahana permainan dan juga menikmati manisnya gula kapas, pedasnya seblak, segarnya minuman dingin.
Hingga waktu yang semakin malam membuat Arkan dan Icha terpaksa harus pulang, mengakhiri semua kesenangan mereka pada malam hari ini.
"Gak kerasa ya, Pak, udah tengah malem aja. Padahal lagi seru-serunya." Ujar Icha, Ia lalu duduk dibangku panjang yang ada di area pasar malam.
"Kalo mau, besok kita kesini lagi." Ucap Arkan seraya duduk disamping Icha.
"Serius?!!!"
"Duarius,"
"Yes!" Seru Icha mengepalkan tangannya seraya mengacungkannya ke atas.
Arkan terkekeh melihat kelakuan Icha.
Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menatap Arsyil dengan menunjukkan cengirannya. "Umm.. makasih ya Pak, untuk hari ini. Icha seneng deh." Ucap Icha.
"Iya, sama-sama. Saya juga senang kalo liat kamu senang. Yaudah, kita pulang yuk!" Ajak Arkan bangkit dari duduknya.
Keduanya jalan beriringan menuju parkiran. Namun langkah mereka terhenti saat tiba-tiba gadis sebaya Icha berdiri dihadapan mereka dengan wajah kaget.
"Icha, Pak Arkan, kok kalian bisa barengan?"
"Dewi?!"
💼💼💼
Bunyi ringtone handphone membuat tidur nyenyak Icha terganggu. Ia mengucek matanya seraya duduk dengan punggung bersandar pada kepala ranjang. Tangannya terulur mengambil ponselnya itu di atas nakas.
"Hall-"
"ASTAGA ICHAAA! GUE TELPONIN DARI TADI, KENAPA BARU SEKARANG DI ANGKATNYA???"
Icha menjauhkan ponselnya dari telinganya. Matanya melotot menatap layar ponsel yang menampilkan nama 'Dewi' dipanggilan yang sedang berlangsung.
"Berisik! Ngapain elo telpon gue malem-malem gini?" Tanya Icha seraya melihat jam weker dinakas yang menunjukkan pukul 01:10 dini hari. Bahkan ia baru tidur setengah jam sehabis pulang dari pasar malam.
"Gue mau minta penjelasan soal tadi. Kenapa elo bisa sama Pak Arkan?"
"Ya ampun Dedew, besok juga bisa kan. Gue ngantuk nih."
"Gak bisa! Lo tahu? Gue gak bisa tidur gara-gara mikirin elo. Elo kan tahu sendiri, kita itu sahabat bagai kepompong."
"Iya, sahabat yang kepo bin rempong."
"Buahahaa... nah itu tahu. Buruan kasih tahu gue! Tadi elo main pergi aja, gila lo."
"Gue dijodohin sama Pak Arkan."
"WHAT??? Seriously?? Ko bisa? Gimana ceritanya?"
"Seriously, honey. Gue dijodohin sama dia, dan... dan... cukup sekian dan terima kasih."
"What the-"
Tut.. tutt... tutt...
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Pak Dosen!
RomanceHighest Rank 🏅 #1 Dosen (25/10/19) #1 Cinta Beda Usia (28/10/19) #5 Dosen (20/07/23) #2 Romancomedy (15/07/24) Kepincut Dosen ganteng? Udah biasa. . Dijodohin Dosen ganteng? Itu luar biasa. . Tapi bagi gadis yang biasa disapa Icha, itu adalah sebua...