Bab 3 : Kebetulan atau Takdir

584 31 0
                                    

Setelah hampir 30 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah sakit terdekat. Romeo pun langsung dibawa keruang UGD untuk ditanganin dokter. Aku pun duduk di tempat duduk yang telah disediakan, dengan perasaan yang campur aduk. Sementara rama teman romeo sibuk menghubungi papa dan mamanya.

"Mbak, aku tadi udah menghubungi papa dan mama romeo dan mereka lagi dalam perjalanan mau kesini. Nanti mbak hubungi orang tua nya pake hp romeo aja ya kalo udah dipindah ke ruangan"

Aku menatap rama heran "maksudnya apa? Kamu mau kemana emang?" Jawabku dengan masih raut wajah sedih.

"Aku mau ketempat yang tadi mbak buat urusin mereka yang udah buat romeo celaka, aku tinggal sebentar ya mbak"

"oh iya iya, kamu hati-hati ya rama"

"Oke mbak" balas rama, dan aku pun duduk kembali sambil melihat punggung rama semakin menjauh selang 15 menit kemudian perawat pun keluar dan mengatakan kalo romeo akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku mengeluarkan ponsel romeo dan mencari kontak mama nya dan mengetikan pesan.

Tante, romeo udah dipindahin keruangan rawat inap boungenville ya. Dilantai 3 no.301

Mommy Sarah

setelah mengetikan pesan itu aku memasukan kembali hp romeo ke tas, bertepatan dengan itu ada hp yang berdering segera aku merogoh tasku untuk melihat hp siapa yang berbunyi, setelah mendapatkannya, dan yang berdering adalah ponselku, aku melihat nama yang tertera.
Kak Dea calling...
refleks aku menepuk keningku dengan tangan kanan.

"Mariska wulandariiiiiii...... Kamu diterima kerja dimana sih??! Udah hampir 2 jam kakak tungguin kamu sampai sekarang gak muncul. Kamu ngerjain aku ya." katanya dari seberang sana dengan nada kesal.

"Ma--aaf kak, aku ada dirumah sakit dan aku gak bisa temenin kakak belanja, lain kali aku janji pasti traktir kakak. Jangan panik bukan aku yang kecelakaan tapi teman aku. Nanti aku ceritain ya. Udah dulu kak" aku memutuskan panggilan itu sepihak tanpa mendegar ocehan kak dea dan berjalan dibelakang suster yang membawa romeo keruangan.

****
Dokter mengatakan bahwa romeo tidak apa-apa dan sebentar lagi akan sadar. Romeo pingsan karena sudah banyak kehabisan tenaga dan cedera ringan di kepalanya akibat hantaman balok tadi. Pintu tempat romeo dirawat terbuka dan masuk sepasang suami-istri dan mereka pasti orangtua romeo. Dan langsung menghampiri brankar romeo tanpa melihatku, mungkin karena rasa paniknya.

"sayang, kamu kenapa bisa seperti ini? hiks..hiks...hiks berapa kali mama bilang jangan tawuran lagi romee hiks..hiks..hiks"

"Udah ma, romeo sebentar lagi pasti siuman dia anak laki-laki" kata papa romeo

"Om, tante kata dokter romeo kehabisan tenaga setelah fight makanya pingsan dan cedera ringan kepala tapi kata dokter juga seben--" ucapanku terputus karena romeo tersadar.

"Ma--ma... papa kenapa ada disini" dengan suara parau khas bangun tidur.

"Kamu tadi pingsan romee sayang, kamu kenapa selalu begini sih. Mama takut, kamu kan bisa langsung pulang kerumah tanpa harus--"

"Maa, aku udah pernah bilang sebelum masalah antara aku dan mbak Liza selesai aku gak akan pulang sebelum malam" jawab romeo tanpa melihat wajah mamanya.

"Jadi kamu sampai mengorbankan diri kamu seperti ini dan perasaan mama yang cemas setiap kamu pulang larut malam dengan wajah babak belur dan ini hik..hiks...hiks
ka--mu masuk ru--mah sakit romee"

"Aku tadi membela diri ma dan nolongin dia dari tangan nakal musuh aku, dia perempuan gak mungkin aku diam kan. Untuk masalah mbak lizaa aku belum bisa menghadapin dia" jawab romeo

"Papa udah ada cara agar kamu lepas dari masalah ini,cuma cara ini yang papa rasa cocok untuk kamu pilih agar mbak mu sadar akan yang dia lakukan" sambung papa romeo

"Romeo akan lakuin itu pa, asalkan bisa menyadarkan mbak liza" sahut romeo

"Kamu harus segera menikah dengan demikian kamu sudah punya kehidupan sendiri dan tanggung jawab atas istrimu nantinya"

"Papa... itu bukan solusi tapi masalah baru yang akan membuat semua makin rumit, dengan siapa romeo akan menikah dalam waktu dekat ini. Jangan aneh-aneh deh pa" kata mama sarah

"Tadi kamu bilang menolong dia dari tangan nakal teman kamu bukan begitu romeo? dia siapa yang kamu maksudkan? Tidak biasanya kamu seperduli ini kepada seorang wanita." Dan tatapan papa romeo pun beralih melihatku, detik itu juga aku menjadi tegang dengan situasi ini. Papa romeo pun melanjutkan "apa kamu adalah perempuan itu, nak?" Tanya papa romeo.

"I..yaa om" balasku terbata-bata

"Apa kamu mau membantu om? Aku menganggukan kepalaku sebagai jawaban. " Om tidak tahu ini kebetulan atau takdir tapi om minta tolong menikah lah dengan anakku"

Deg...Deg...Deg

" Tante maupun om memang tidak bisa memaksamu sayang, tapi kami berharap kepadamu dari pertama melihatmu. Kamu akan sangat membantu ketika bisa menyatukan romeo dan mbak nya lizaa kembali. Tante mohonn sayang ..."

Saat itu juga aku merasa duniaku runtuh dengan ingin sekali melarikan diri dari ruangan ini. Ketika seorang ayah meminta dan tatapan ibu romeo seperti memohon. Aku tidak tahu harus mengambil keputusan. Aku harus bagaimana??? Harus menjawab ya atau tidak tapi aku memang berjanji akan menjaga romeo tadi nya. Tuhan, bantu aku apakah ini memang kebetulan atau takdir ku...

****

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang