Bab 35 : Menebak

187 5 0
                                    

Jika hal itu berkaitan dengan cinta, maka tidak akan sulit untuk memberi kata maaf. Cinta yang tulus untuk melihat orang yang dicintai bahagia, bukan obsesi karena keharusan memiliki. Cinta tulus  yang selalu memberi kesempatan pada orang yang dicintainya, tapi cukup jika hal itu sudah sangat melewati batas kemanusiaan.

Hal itu lah yang sedang terjadi pada Mariska, yang sudah sebulan berada dirumah baru nya. Jangan lupakan, hari dimana Mariska dan Romeo berada dirumah Dea  yang membuat perubahan pada pikiran mariska dalam waktu singkat. Itu pasti karena cinta tulus Mariska kepada suami bocahnya, dan juga sikap keras kepala Romeo yang tidak akan menyerah bila belum membawa mariska kembali kerumah mereka.

Mariska juga sudah cuti kehamilan, bagaimana bisa terjadi?. Tentu saja bisa, karena mariska sudah berhenti bekerja yang artinya cuti selamanya. Itu adalah keputusan akhir dari mama sarah, mertua mariska. Tapi, hal itu tidak membuat Mariska berhenti untuk berhubungan dengan Nina, mereka masih terus menjalin komunikasi lewat telepon dan sesekali Nina datang kerumah Mariska.

Perlakuan Romeo pada Mariska berubah tapi tidak mungkin secepat membalikkan telapak tangan. Romeo lebih bisa meredam kemarahan nya, lebih memperhatikan istrinya, tidak lari dari masalah seperti sebelumnya, dan sifat usilnya bertambah tapi terkesan romantis untuk Mariska.

Pagi ini Mariska memilih berdiri dibawah sinar matahari dibelakang rumah nya yang ditanami rumput hijau. Akhir-akhir ini mariska merasakan nyaman melakukan hal itu.

"aku baru tau kamu punya baju jaring laba-laba."

Mariska membalikan badan nya mendengar perkataan itu. " baju jaring laba-laba?" Mariska bingung

"Yang sedang kamu gunakan." Jawab Romeo diikuti gerakan matanya.

Sadar akan gerakan mata suaminya, Mariska malah memilih kembali ke posisi sebelum nya, membelakangi Romeo. Melihat hal itu Romeo berjalan mendekat kearah Mariska, karena merasa bingung, kenapa ucapannya diabaikan. Saat sudah berada tepat dibelakang Mariska, kedua tangan Romeo ingin memeluknya tapi tertahan.

"Jangan." ucap Mariska dengan nada kekesalan

Romeo menurut, dan memasukan tangan nya ke saku celana."Jadi, hari ini ngidam nya tidak ingin dipeluk dari belakang?".

Tidak ada jawaban dari mariska. "Balik badan kamu biar aku memeluk nya dari depan." Ucap Romeo lagi, tapi masih tidak ada jawaban. Romeo tambah bingung, terlintas dipikiran nya apa yang salah dari ucapan nya. Ya dia tau Mariska lebih sensitif dari biasanya karena faktor kehamilan.

"Sayang." Romeo mencoba dengan ucapan itu, karena biasanya berhasil. Tapi tetap saja sama, malah mariska berjalan berapa langkah kedepan untuk memberi jarak.

"awww." ringis Romeo yang entah kenapa.

" Lebih baik kamu berangkat kesekolah." ucap Mariska dengan tetap posisi membelakangi suaminya.

Romeo tampak berpikir, berjalan menjauh seperti mengikuti keinginan mariska. Berharap Mariska berubah pikiran, tapi kembali lagi Romeo mengalami kegagalan.
Berapa menit kemudian Romeo kembali lagi dengan seragam sekolah dan tas disebelah tangan nya. Berjalan mendekat kearah Mariska yang masih diposisi sebelum nya.

"Aku berangkat." Kata Romeo

"Iya."

" Sebenarnya hari ini aku ingin dirumah untuk menemani kalian, karena disekolah tidak ada hal yang penting, ditambah ini mendekati UN." Jelas Romeo

"Iya."

"Tapi karena kamu memintaku pergi, maka aku akan menurut, bertemu dengan nya karena tadi dia ingin bertemu dan bicara."

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang