Bab 9 : Engagement Day

410 22 0
                                    

" Romeo, kita mau sampe kapan gini terus?? Darah di lutut aku udah kering deh kayaknya" Kataku kepada romeo.

" yaudah cepet lo berdiri, bisa kan?" Balas romeo yang sudah lebih dulu berdiri karena mendengar ucapanku tadi. Mungkih kah dia salah tingkah?? Tapi melihat wajah nya yang datar saja, itu tidak mungkin karena salah tingkah bukan.

" kamu gak lihat apa lutut aku berdarah, tadi aja bilangnya minta maaf dan bla..bla..bla.. nah sekarang!! Kamu jahat tau gak. Yaudah aku teriak aja minta tolong sama raka kalo gitu" aku ingin melihat bagaimana reaksi dari nya. Kerjaain sekali tidak masalah bukan.

"Berani lo manggil dia bukan hanya muka dia yang gue tonjok tap..-"

" Udah stopp, aku gamau lagi lihat kalian saling adu kekuatan dan melukai satu sama lain hanya karena masalah sepele dan itu aku" kata ku sambil mencoba berdiri dan berjalan pincang dan melewati dia.

Dan, lihat... aku sudah melangkah 5 kali tapi tidak ada tanda-tanda dia untuk mengejar atau mencegah aku. Dasar cowok brengsek...

"Kamu ngapain?" Aku kaget karena tiba-tiba saja aku seperti melayang dan itu adalah romeo yang mengendongku seperti seorang bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ngapain?" Aku kaget karena tiba-tiba saja aku seperti melayang dan itu adalah romeo yang mengendongku seperti seorang bayi. Ini tidak baik untuk jantungku apalagi aku bisa dengan jelas mencium aroma parfum bercampur keringat dari romeo dengan jelas. Aku pun me-ngalungkan tanganku kelehernya.

"gue gamau dibilang laki-laki gak bertanggung jawab nantinya sama orang yang ada disini dan mama" jawabnya. Dia masih saja memberi alasan untuk perhatian yang diberikannya.

" Romeo aku boleh nanya gak?"

" selama bertanya itu bukan dosa kenapa harus minta izin" balasnya datar.

"emh... tadi kamu kok kayak marah gitu ya aku bilang kalo mau teriak manggil raka. Kamu cemburu ya sama dia?? ngaku aja deh aku gak bakal ketawa kok? janji deh" kataku penasaran.

"ihh... romeo jawab dong" sambungku lagi

" lo bisa diam gak sih"

"Romeo..." kataku sambil memegang pipinya karena dia melihat kearah lain dan bukan ke depanku.
" kamu yang bilang kalo bicara itu lihat lawan bicaranya.. Jawab dan lihat aku, kamu cemburu ya.. iya kan??"

"Berani lo bicara sekali lagi, gue cium lo disini. Mau lo?? dan itu bukan dikening tapi di bibir lo" katanya mengancam.

" apaan sih, beraninya ngancem doang" balasku dan menurunkan kedua tangaku dari lehernya. Romeo berhenti melangkah dan aku pun melihat kearahnya karena tadi aku sudah membuang muka dari pandangan nya.

"Iya gue cemburu!!! Itu kan jawaban yang lo mau. udah tau lo berat masih aja banyak nanya. Dikasih makan apa sih lo sama tante vio"

"Yee, cemburu ya cemburu aja gausah bawa-bawa badan aku"

setelah sampai di depan motornya, romeo mendudukan aku di jok belakang dan mengantar aku pulang..
****
2 hari setelah kejadian di kota tua, tante sarah datang kerumah dan mengantarkan gaun untuk pertunanganku. Tante sarah membenarkan niatan romeo yang ingin langsung menikah tapi tante sarah mengatakan bahwa pertunangan harus tetap ada setelah itu baru menikah, mungkin 3 hari berikutnya. sama saja pikirku dalam hati, itu hanya membuang-buang uang saja. Apa yang aku pikirkan seperti aku ingin dan tidak sabar saja untuk menikah....

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang