Romeo Pov
Aku memilih pulang daripada melanjutkan perdebatan dengan dia. Dia maksudnya adalah mariska.
Aku heran kenapa dia harus mempermasalahkan tentang kejadian di cafe tadi. Apakah semua harus dikatakan dengan kata-kata? Aku pikir tidak, atau aku yang terlalu muda dan belum mengerti.Sebenarnya aku ingin tidur di rumah rama tapi mama mengatakan bahwa papa ingin membicarakan sesuatu. Akhirnya, aku memilih menuruti permintaan mama. Aku memasukan motorku kedalam bagasi dan berjalan kedalam rumah. Bisa kulihat bahwa semua tengah berkumpul diruang tamu. siapa lagi kalo bukan Papa, mama, mas raka, dan tentunya mbak lizaa.
"Rom... kamu baru aja sampai ya? Ayo sini sayang, biar papa langsung aja bicara." itu suara mama yang menyadari kehadiranku.
"Papa bisa bicara berdua aja sama aku ma, diruang kerja nya. Aku mau ke kamar".
"Tolong hargai Papa dan mama rom yang udah nunggu lo, kalo masalah nya gue sama lizaa kita yang ke kamar" mas raka bersuara.
"Tidak ada yang ke kamar dan kamu romeo,papa minta untuk duduk disebelah mamamu." titah papa dengan tegas tapi tidak ada bentakan.
Aku pun berjalan ke arah mama dan duduk disebelahnya."Pa, apa yang mau papa bicarakan?".
"Karena semua sudah disini, papa akan menyampaikan berita penting, dan jangan ada yang memotong dan membantah apa yang papa katakan karena ini adalah perintah. Yang pertama, untuk pernikahan romeo dan mariska itu diadakan 2 hari lagi." aku tidak terkejut dengan ucapan papa tapi tidak dengan mas raka dan mbak lizaa yang sempat saling bertatapan dan hendak protes tapi di instruksi oleh mama untuk tenang. " Yang kedua, pernikahan ini hanya dihadiri keluarga dekat kedua belah pihak karena romeo belum lulus SMA dan ada aturan disekolah yang mengatakan tidak ada pernikahan sewaktu masih pelajar. Papa tau ini salah karena melanggar aturan yang papa setujui sendiri tapi ini demi kebaikan dan keutuhan keluarga papa. Yang ketiga, setelah menikah selama 1 bulan romeo dan mariska akan tinggal dirumah ini dan itu harus rom jika kamu ingin protes karena papa dan mama juga dulu tinggal di rumah oma selama sebulan jadi ini seperti sebuah tradisi keluarga kita, setelah sebulan kalian boleh tinggal di rumah kalian sendiri. Dan yang terakhir, Papa tau sebelum nya keluarga kita mengalami banyak masalah terutama akhir-akhir ini antara ketiga anak papa. Maka dari itu papa dan mama minta tolong hargai keputusan papa dan mama tentang pernikahan romeo dan mariska karena itu adalah sebagian dari keinginan serta kebahagian papa mama, di hari bahagia itu jangan ada perdebatan dan perkelahian serta kekacauan lainnya. Bagaimana bisa kan?" Tanya papa, tapi tidak ada jawaban atau anggukan dari mas raka dan mbak lizaa.
" Papa anggap diam kalian tanda sejutu dan itu adalah janji. Tolong lihat masa depan bukan selalu mengingat masa lalu. Papa dan mama akan selalu memberikan yang terbaik untuk kalian. Papa rasa itu saja yang ingin papa sampaikan." Jelas papa.
" Pa kalo gitu lizaa duluan ya ke kamar tadi ada kerjaan yang belum siap. Malam pa ma". Ucap mbak lizaa sambil mencium pipi papa dan mama.
"Raka juga pa, tadi kerjaan di kantor banyak jadi mau istirahat dulu." mas raka juga memilih undur diri dari ruangan ini.
"Rom, kamu gak ikutan seperti mas dan mbak mu?" Itu pertanyaan mama.
" Mau nya begitu ma" jawabku sambil mengaruk tengkuk ku dan tersenyum.
"yaudah sana, lagian papa dan mama juga mau ke kamar karena ada urusan yang tertunda juga. Bukan begitu ma?" Tanya papa pada mama sambil terkekeh pelan.
" Papaa... ingat umur lah, berapa hari lagi kita menikahkan anak kita". Jawab mama.
"Yaudah pa ma, aku kekamar dulu ya". Aku akhirnya memilih untuk istirahat di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mariska
RandomPertemuan itu terjadi bukan hanya karna kebetulan tapi ada faktor lain dan mungkin itu adalah takdir. Takdir yang ada harus diterima dan dijalanin dengan semestinya agar kebahagian menjadi bagian di dalamnya. "Kamu tanya kenapa harus aku, begitu ya...