Bab 24 : Kecurigaan

216 11 0
                                    

"semua seperti yang kamu harapkan" clara menjawab apa yang ditanyakan oleh lawan bicaranya dari sambungan telepon. saat ini dia berdiri di samping motor romeo. dia menunggu romeo yang masih mencoba mengejar mariska dan memberi penjelasan. "mereka udah salah paham dan bakal sulit untuk baikan,tinggal masuk ke rencana inti dan semua akan selesai. Romeo akan hancur". clara melanjutkan ucapan nya sambil tersenyum menyeregai.

"Jadi ini semua cuma sandiwara lo cla?"suara romeo terdengar dari belakang. Mendegar itu clara mematikan sambungan teleponnya seraya mamasukan ponsel kedalam tasnya dan melihat ke arah belakang,
ternyata romeo sudah berada di belakangnya. "Bodoh" ucap clara pada diri nya sendiri, kenapa dia bisa-bisanya tidak memperhatikan sekeliling nya.

romeo semakin mendekat tapi tetap membuat jarak diantara dia dan clara. " maksud omongan lo tentang romeo akan hancur apa? tolong lo jelasin ke gue?" tanya romeo kembali sambil menatap clara tajam. clara yang semula menatap romeo menunduk dan mencoba mencari jawaban yang pas.

Clara mengangkat kepala nya dan menjawab. "tadi itu maksud aku" dia berhenti karena tatapan romeo semakin tajam saat mata mereka saling bertemu "mak...maksud aku, romeo akan hancur kalo masalah kamu berlarut-larut dengan tunangan kamu itu. iya itu yang aku maksud" ucap clara dengan nada meyakinkan.

romeo masih menatap curiga kearah clara."siapa lawan bicara lo?" clara gelagapan mendengar pertanyaan romeo.

"it..itu mama rom"

"gimana bisa mama niken nelpon lo sedangkan tadi lo bilang dia pingsan karena kelelahan bekerja?" kecurigan romeo bertambah lagi karena alasan tidak masuk akal clara.

wajah clara terlihat pucat antara dia merasa bersalah atau takut rahasia nya tebongkar."mak..maksud aku itu bukan mama yang ngomong rom ta..tapi nadine yang nelpon pake ponsel mama. Waktu kita dijalan mau beli bunga dan makan, aku hubungin nadine buat lihat mama dirumah karena mama sendiri kan"clara menjelaskan dengan alasan nya yang lain.

Romeo tersenyum miring, dia merubah posisi dari berhadapan dengan clara menjadi bersandar pada motornya dengan memasukan kedua tangan nya ke dalam saku celana sekolah yang masih dia pakai. dia melihat ke samping "nadine?" kata romeo bertanya seolah dia tidak mengenal nadine yang clara maksud kan "jadi rencana inti apa yang lo bicarakan dengan sahabat lo itu,yang bisa buat semua akan selesai dan terkahir gue hancur?"

"jadi kamu dengar yang bagian itu rom?"

"lo bisa ceritakan bagian lain dari rencana lo itu kalo gak keberatan?"

"gaada rencana apa-apa rom?"clara memainkan jari-jari nya "sebaik nya kita pulang nadine pasti nunggu kita"

"lo pintar cari alasan"

"aku cuma gamau ngerepotin nadine terlalu lama rom."clara memegang tangan romeo

"lo gak bisa sembarangan sentuh gue cla."wajah romeo memerah menahan marah "jangan pikir gue gak tau kalo lo lagi berusaha membodohi gue. nadine lagi jalan sama max, jangan kira gue gak tau itu." Ucap romeo sambil melepaskan pegangan clara di tangan nya.

"ak...aku"

ucapan clara terpotong "siapa dia?" tanya romeo lagi, clara memilih diam dan menatap kearah lain."clara jawab pertanyaan gue?"bentak romeo bertepatan dengan itu suara ponsel clara berdering. Clara mengabaikan nya. "kenapa lo gak angkat?"

"gausah. nanti aja aku angkat, mending kita pulang aja sekarang." ponsel itu berdering kembali.

"ANGKAT" perintah romeo, dengan kepasrahan clara mengambil ponsel nya dari tas dan berharap itu bukan dari orang yang ingin diketahui oleh romeo tadi. clara terkejut nama yang tertera di ponsel nya kembali dia melihat pada romeo yang memberi kode untuk mengaktifkan speaker di ponsel nya. clara memejamkan matanya sebentar dan menggeser ketombol hijau lalu melakukan perintah romeo. harapan nya sekarang adalah orang tersebut tidak bicara macam-macam.

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang