INDAH dan SEJUK itu lah yang pertama kali aku rasakan setelah kami sampai di tempat ini. Ini adalah rumah pohon yang pertama kali aku lihat selama umur ku yang sudah 22thn ini. Aku sampai berpikir kemana aja selama ini aku berada.
"Romeo...,ini bagus bangett. Kamu kok gak bilang kita mau kesini. Aku kan bisa kamera tau." Sungutku dengan wajah sumringah.
"Tadi aja nolak ikut sama gue, lah.. sekarang gue yang disalahin. Dasar cewek aneh." Jawab romeo
"Romee, jangan mulai deh aku gamau mood aku rusak karna ocehan gak jelas kamu ya" aku berkata sambil bertolak pinggang, dan dia tidak memperdulikan aku dan berjalan melewati aku. Dasar nyebelinn, dia gak dengar aku ngomong lagi.
"Romeooo... tungguin aku, aku juga mau keatas buat lihat di dalam" aku berlari mengejar romeo dan mensejajarkan langkah kami. "tadi kamu bilang mau cerita tentang kamu, yaudah ayo ceritain aku udah siap" lanjut ku. Dia hanya diam dan terus berjalan tanpa mengubris ucapanku. Kadang aku seperti bicara dengan tembok, No respon. Romeo pun membuka pintu rumah pohon itu, pertama yang kulihat adalah foto seorang wanita dan dia cantik serta anggun, meskipun foto itu tidak full body.
"Dia mbak lizaa, saudari perempuan kami satu-satunya. Maksudnya aku dan mas Raka. Setelah melahirkan mbak lizaa, mama dinyatakan dokter tidak dapat memberi ASI karena penyakit kanker payudara yang dideritanya. Akhirnya papa memutuskan menitipkan mas raka dan lizaa sama oma di bali lalu papa memfokuskan untuk pengobatan total mama ke luar negeri, tapi mama tetap sering menghubungi oma untuk berkomunikasi dengan anaknya. Seiring berjalan nya waktu, 1 tahun kemudian mama sembuh total dan itu mukjizat Tuhan bertepatan dengan itu mama hamil dan itu adalah aku.
Papa dan mama tidak langsung pulang ke indonesia tapi tetap stay karena papa sudah membuka perusahaan disana. 10 tahun kemudian baru lah kami pulang ke indonesia.Waktu itu, aku pertama kali melihat mbak lizaa diganggu oleh teman laki-laki di dekat rumah oma, aku pun membantunya. Satu kata yang ku ucapkan adalah "cantik" dan mbak lizaa bilang aku adalah pahlawan nya". Romeo berjalan kearah luar sebelum melanjutkan ceritanya dan aku pun belum merasa ada yang aneh dengan mereka. Wajar seorang kakak merasa adik laki-laki nya pelindung untuk nya. " mama memberitahuku bahwa wanita yang aku katakan cantik itu adalah saudari perempuan ku. Aku tidak terlalu terkejut karena mama selalu bilang kalo aku punya saudara dan saudari.
Tapi tidak dengan mbak lizaa, alasan nya klasik karena mbak lizaa pernah bilang tak ingin punya adik lagi takut merasakan apa yang dia rasakan dan nanti kasih sayang pun terbagi. Jadi dia merasa aku hanya hero yang disiapkan papa dan mama untuknya sampai waktu yang tepat dan usia lebih dewasa lagi dalam berpikir. Hingga sampai pada kejadian dimalam itu, semua merubah segala nya". Aku melihat perubahan di wajah romeo antara marah dan sedih.
Flashback on
Romeo pov
"mbak lizaa mau kemana malam-malam gini" tanyaku saat melihat mbak lizaa pergi keluar dari kamar dengan pakaian serba mini. Sekilas hampir seperti pakaian renang, lumrah buat yang kebiasaan di bali dengan budaya kebarat-baratan.
"eh.. hai romeo. Kamu ngagetin aja tau. Ada club yang baru buka dan James ngajakin aku kesana. Oke, aku tau aku perempuan dan aku pergi dengan james kok. Dia bakal jagain aku. Kamu tenang aja ya my hero. Aku pulang gak bakal lewat jam 1 malam. Janji, jangan bilang mas raka ya , bye " pamit nya sambil berlari karena klason mobil james sudah berbunyi.
Aku hanya bisa duduk di sofa sambil menunggu mbak lizza pulang, karena terlalu sibuk dengan pikiran ku yang tidak tenang aku pun tertidur disofa.
Keesokan harinya, aku mendengar keributan dari arah kamar mbak lizaa. Ternyata mbak lizaa pulang dengan keadaan mabuk bertepatan dengan mama yang bangun dini hari tadi. samar-samar aku mendegar kalo papa mengatakan agar mbak lizaa memutuskan hubungan dengan james selain umurnya jauh diatas mbak lizaa ternyata dia adalah suami dari putri rekan bisnis papa dari jerman.
Belum cukup sampai disitu, mbak lizaa memberi pengakuan bahwa dia tidak bisa dan tidak bisaa karena mereka saling mencintai serta sudah melangkah terlalu jauh layaknya suami dan istri. Aku terpaku di depan pintu kamar mbak lizaa, merasa gagal menjadi pelindung mbak lizaa selama mas raka tidak ada. Aku pun masuk kedalam dan hendak menenangkan mbak liza, tapi langkah ku terhenti dibelakang papa ketika mbak lizaa mengatakan..
" kalo memang aku hiks... hiks... ha..amil hiks...hiks aku mau romeo yang jadi papa nya tidak ada yang lain hiks...hiks..."" KAMU BICARA APA LIZZA!!!!" kata mama dengan nada membentak dan berdiri dari posisi duduknya.
" Maaf sayang mama bentak, mama terbawa emosi. Tapi kamu kan tau kalo romeo adalah adik kandung kamu. Satu ayah dan ibu sayan...-"
"Stopp ma...stopp aku gak mau dengar lagi hal itu. Aku tetap akan menikah dengan nya kalo pun aku tidak hamil nanti tapi tidak sekarang namun setelah kami lebih dewasa lagi. Oh iya satu lagi Romeo itu adalah P.A.H.L.A.WA.N dan teman yang papa hadiahkan utk aku karena penantian menunggu kepulangan papa dan mama bukan A.D.I.K aku, titik". Kata mbak lizaa final dan berlari keluar ruangan. Sewaktu dia melewati aku dan hendak menyentuhku aku mundur karena merasa bingung dengan ucapannya.
Kejadian itu benar2 merubah segalanya, dan papa kembali membuat keputusan agar mbak lizza menemanin oma untuk terapi ke luar negeri utk hasil lebih maksimal. Aku tau itu adalah cara papa untuk menjauhkan kami dan untuk melupakan niat mbak lizza. Kami pun kembali ke jakarta dan meninggalkan bali.
Aku mengira tahun berganti tahun akan merubah mbak lizza tapi, satu tahun lalu dia kembali ke rumah ingin memenuhi keinginan nya yang belum tercapai. Hal paling mengejutkan lagi adalah Oma yang telah menganggap dia melebihi cucunya merestui impian gilanya....
Flashback Off.
" Ja..dii alasan Om tara berencana menikahkan kita kar..rna untuk menjauhkan kamu dari impian gila lizaa" tanyaku dengan seraya penepuk keningku
" sister complex, heh... itu yang aku alami. setelah ini aku serahkan keputusan kepada kamu" jawabnya sambil berjalan lagi untuk keluar pintu rumah pohon itu.
Aku hanya diam membeku di tempat mempertimbangkan apakah aku tetap harus melanjutkan pertunangan ini. seseorang tolong bantu aku berpikir....
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mariska
RandomPertemuan itu terjadi bukan hanya karna kebetulan tapi ada faktor lain dan mungkin itu adalah takdir. Takdir yang ada harus diterima dan dijalanin dengan semestinya agar kebahagian menjadi bagian di dalamnya. "Kamu tanya kenapa harus aku, begitu ya...