Bab 32 : Kematian disaat hidup

225 10 0
                                    

Tinggalkan Jejakkkk

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

"Keadaan mariska sekarang sudah jauh lebih baik. Mariska hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran yang membuat tubuhnya mudah lemas." ucap dokter itu, sambil merapikan peralatan yang tadi telah dikeluarkan untuk memeriksa pasien.

"tidak ada hal yang lain dok?" tanya lawan bicara nya.

dokter itu menjentikan jari tangan nya. " ada bahagia yang diselimuti dukacita. Hal ini memang terdengar langka, tapi "ada" didunia medis. untuk mempertahakan janin yang satu nya, merupakan hal yang sangat beresiko, jika si ibu tetap tidak menjaga kesehatan nya. Disini lah peran seorang suami sangat dibutuhkan, untuk memberi semangat, ketenangan, perhatian dan masih banyak lagi agar hal yang sama tidak terulang." Ucap dokter itu.

" Saya tidak mengerti maksud dokter ." dia terlihat masih bingung dengan penjelasan itu.

dokter menjabat tangan lawan bicaranya, "selamat untuk anda yang akan menjadi papa di usia muda. Tapi, disisi lain anda dan istri harus kuat, karena telah kehilangan salah satu nya. anak anda kembar. Tolong istri anda jangan terlalu banyak pikiran."

bagai sambaran petir, pernyataan yang baru saja diucapkan si dokter.
"Kalo begitu saya permisi dulu pak." dokter itu membuka pintu.

Mereka yang sedari tadi menunggu, akhirnya bangkit dan bertanya padanya sebagai suami dan orang yang diberitahu tentang keadaan mariska.
" apa yang dokter itu katakan? mariska sakit apa? apakah itu parah? kenapa kamu diam? hey, jawab. jawab mama romeo !!!"

" Mariska keguguran"

***************

Romeo terbangun dari tidurnya, seperti mengalami mimpi buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Romeo terbangun dari tidurnya, seperti mengalami mimpi buruk. Dia menyibakkan selimut yang menutupi tubuh nya, melihat kesamping kanan nya untuk mengetahui keadaan mariska. Kosong.
Romeo panik, dia turun dari tempat tidur. Romeo sedikit berjalan, dan mendapati mariska ada di sudut ruangan sambil memegang bunga yang dibentuk mahkota.
Romeo semakin mendekat, hal itu disadari oleh mariska. Mariska terlihat canggung dan gelisah.

"Kam...kenapa bangun? ini masih terlalu pagi, apa aku mengganggu kamu?" ucap mariska seraya berdiri dari posisi duduknya.

Romeo meraih mahkota itu dan meletakkan nya di kepala mariska, namun romeo sedikit heran dengan ukuran dari mahkota itu.

Mariska yang menyadari itu, menjawab " bukan untuk aku."

"Jadi?"

" Mungkin kamu akan bilang aku aneh, tapi entah kenapa aku pengen buat mahkota bunga un.. untuk bayi kecil." kata mariska dan menundukan kepalanya.

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang