Bab 7 : First Kiss?

452 22 1
                                    

Aku tersadar dari keterpakuanku dan melihat ke arah depan, ternyata romeo sudah menjauh dan hendak turun aku pun dengan cepat memegang tanganya.

"Romeooo.... tunggu dulu dong, aku kan belum kasih jawaban dari pertanyaan kamu tadi, emhh... tentang gimana keputusan aku " kataku dengan nada terkesan manja dan setia memegang sebelah tangan nya.

" lo mau kasih jawaban atau modus pegang tangan gue" tanya romeo dengan menaikan kedua alis matanya.

"hah.. ih geer banget sih jadi orang, bocah kayak kamu buat apa di modusin masih ingusan juga" sambil melepas pegangan ku dan memalingkan wajah yang pasti sudah memerah.

"Lihat gue, dan coba ulangin kata bocah ingusan itu lagi" jawab romeo sambil memegang pundak ku dengan kedua tangan ya agar aku melihat kearah nya.

Aku yang tadinya menundukkan kepala, sekarang mulai memberanikan diri melihat kearahnya dan berkata " Kamu itu masih BOCAH INGUSAN " kataku dengan menekankan kata bocah ingusan.

" apa keputusan lo?" tanya nya kepadaku.

"maksudnya? "

"lo masih tetap mau melanjutkan rencana pernikahan ini atau berhenti?"

"aa..kuuu, karena aku udah janji sama tante sarah gak mungkin aku batalan ini tiba-tiba kan tapi nanti malam kamu harus temuin papa aku buat menyakinkan dia." itu lah keputusan yang ku pilih karena ini mungkin takdir kami dipertemukan.

"Good girl, karena lo gaada pilihan menolak gue"

"ihh... apaan sih, kalo bukan karena tante sarah aku juga ogah lanjutin rencana pernikahan ini tau. tolong ini tangan lepasin dong " sahut ku dan mencoba melepaskan diri dari tatapan tajam romeo.

" lo mau kemana? gue belum selesai ngomong. Lo kira gue bawa lo jauh-jauh kesini cuma buat cerita tentang masa lalu gue? Apa imbalan buat gue yang udah nolongin lo dar..." ucap nya terputus.

" maksud kamu apa bocah?? jangan macam-macam ya " kataku mulai gelisah karena tatapan romeo

" mungkin gue bisa dapatin first kiss lo sebagai ucapan terimakasih" jawanya diteligaku dan tanpa dosa.

deg....deg.... deg...

"enggaaa, lepasin gak ata.. aaaaa romeo sialannnn. Berani nya lo cium gue, dasar bocah sialann" Kataku spontan karena dia mencium keningku sembarangan.

" sekali lagi lo ngatain gue bocah bukan kening yang jadi sasaran nya tapi ini" katanya menunjuk bibirku dan mengusapnya sekilas. "gue jadi penasaran gimana rasanya" lanjutnya lagi.

" Fine, gue mau pulang ini udah sore. Nanti papa mikir aneh-aneh tentang gue"

" gak masalah selama itu sama gue, tante vio pasti percaya" kata romeo

" terserah apa kata kamu, yaudah ayo"

Kami meninggalkan tempat itu, walaupun aku sebenarnya masih ingin berada disana tapi didekat romeo membuat jantungku maraton. memang tidak bisa aku pungkiri walaupun dia lebih muda tapi memiliki pesona yang membuat aku merinding.

****
"Malam Pa, ma.. eh ada kak dea ada urusan apa kak?"Tanyaku heran karena tidak biasanya malam-malam begini kak dea bertamu.

"emang gak boleh kakak main kemari, sekalian mau lihat calon adik ipar yang udah menaklukan hati kamu hehehe" jawab kak dea

" ngaco deh kak, apa coba yang mau ditaklukan. oh iya pa, ma ini romeo anaknya tante sarah dan om tara emhh... yang bakal..."

" bakal jadi suami kamu kan,wah masih muda terus cakep lagi. Hati-hati loh diambil orang lan, brondong gitu" potong kak dea, dan sumpah itu membuat aku malu. Papa hanya melihat sekilas sedangkan mama nyengir gak jelas. Aku kayak gak laku dan terlihat jomblo akut nih jadinya.

"Malam om, malam tante dan malam juga mbak dea, saya romeo alantara yang akan jadi suami mariska" akhirnya romeo buka suara sambil menyalami papa, mama dan kak dea.

" malam juga romeo, kamu persis kayak papa mu. Kamu seperti papa mu waktu muda,pasti banyak yang naksir ya? Kok mau sih sama anak tante yang udah tu.." ucap mama terputus karena ucapan papa.

"Om mau bicara dengan kamu di depan dan hanya berdua tentang rencana pernikahan kalian" kata papa tegas sambil berjalan ke depan rumah dan diikuti romeo dari belakang.
Aku pun harap cemas akan apa yang papa katakan nantinya.

" udah tenang aja, duduk sini dong bulan. Santai aja papa cuma nanya biasa aja kok" kak dea pun berucap sambil menenangkan aku.

Setelah hampir 30 menit papa berbicara dengan romeo, akhirnya papa pun masuk lagi kerumah berkata " Mariska, kamu temuin romeo dulu sebelum dia pulang, sana". Aku pun menganggukan kepala dan berjalan ke arah teras rumah.

"Gue mau pulang dulu, tolong bilangin tante vio sama mbak dea ya kalo gue pamit" katanya dan berjalan kearah motor nya, saat hendak menghidupkan mesin motornya aku pun angkat bicara.

" eh...eh romeo tunggu dong, tadi papa bilang apa ? Papa nanya yang aneh-aneh gak? Dia marahin kamu atau dia nolak kamu ata..-"

" sttt... lo tenang aja, om tadi cuma pesan kalo ntar kita udah menikah tolong jagain putrinya yang manja kayak lo,bahagiain lo dan jangan buat lo nangis. Udah itu aja. Gue pamit"

Romeo pun sudah menjalankan motornya dan mulai menghilang dari pandangan mataku. Jujur aku masih penasaran akan pembicaraan mereka tapi yasudah lah.

Setelah acara makan malam dan kak dea pun telah pulang dijemput mas dimas (suaminya), aku memutuskan masuk ke kamar untuk beristirahat.
Aku mulai memejamkan mataku tapi terhenti saat ponsel yang berada di dekat lampu tidur berdering, lalu aku pun melihat ke layar ponsel.

Romeo Bocah 😼 calling....

Jam sudah menunjukan pukul 22.00, aku berpikir ada apa dia menelpon malam begini karena sibuk dengan lamunan ku, sambungan itu terputus tak lama kemudian ponselku berdering lagi dan aku pun mengeser nya ketombol hijau dan menjawab...

" Lo dari mana aja ha ?? kenapa baru diangkat? Lo tau gak kalo gue lagi butuh lo". Kata romeo dengan membentak, aku pun terkejut, ada apa gerangan dengan dia kenapa suaranya terlihat marah dan kacau.

"aa..ku tadi dari kamar mandi, emang kenapa sih tiba-tiba marah sambil ngebentak aku". Kataku dengan nada yang sedikit takut karena bentakan nya tadi.

" dengerin gue, kenapa harus lo yang jadi calon istri gue kenapa gaada yang lain. Kenapa?? Kenapa harus lo mariska wulandari? " tanya nya dengan suara yang terlihat sedih sambil menahan amarah.

" Kamu kenapa romee? Dan lagi dimana? Udah pula...-?

" JAWAB !!!!" Katanya lagi dengan marah.

" aku harus jawab apa romeo, aku juga gatau kenapa harus aku yang jadi pilihan papa dan mama kamu" kata ku menahan tangis karena kesekian kalinya dibentak oleh nya.

"gue bilang, jawab pertanyaan gue mariska!!" Jawab nya

"Kamu tanya kenapa harus aku, begitu ya? Kalo pertemuan itu awal semua ini terjadi" hanya itu yang dapat aku ucapkan pada akhirnya karena bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Untuk saat ini dan seterusnya kamu adalah alasan aku bertahan dengan semua yang telah terjadi" jawab romeo

"Maksudnya gimana? Kamu kenapa sih dan lagi dimana, kasih tau aku. Kalo perlu biar aku kesitu da..n jangan buat aku khawatir"

"Tetap ada disamping aku itu sudah lebih dari cukup. besok gue jemput lo, selamat malam bulan" dan sambungan itu pun terputus.

Sungguh perasaan ku tidak tenang karena ucapan romeo yang mengatakan " Tetap berada disamping aku itu sudah lebih dari cukup", tidak biasanya dia berkata aku dan menyebut namaku bulan. Rasanya nyaman dan bahagia dipanggil dengan sebutan itu. Ya sudah lah, besok aku akan bertanya kepadanya apa yang terjadi...

****

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang