Bab 30 : Mungkin

360 21 0
                                    

Setiap orang juga pasti pernah mengalami yang namanya kebetulan, tapi bagimana jika itu terjadi setiap hari?. Pastinya mustahil bukan.

Kebetulan itu sedang terjadi padaku, saat sedang menunggu bus dihalte, raka tiba-tiba saja muncul dihadapanku. Dia menawarkan untuk pulang bersama, karena kebetulan dia lewat jadi sekalian saja. Aku bingung harus menolak seperti apa, kebetulan yang dia tawarkan. Aku tidak mau hubunganku dengan romeo bertambah buruk, berada dimobil yang sama dengan raka.

Saat aku sedang sibuk memikirkan alasan yang mungkin kukatakan pada raka, sms masuk ke ponsel ku.

Rama 🐋 :
Romeo pingsan mbak.
Mbak, bisa kesini sekarang?
kami masih ada disekolah.

aku kaget bercampur cemas mengetahui hal itu. aku minta maaf kepada raka karena menolak tawaran kebetulan nya. Raka kembali ingin bertanya kemana aku pergi, sebelum itu terjadi, aku sudah lebih dulu memberhentikan taksi. Meninggalkan raka yang masih diam melihat kepergianku.

****
Disinilah aku berada, di depan bagunan sekolah SMA Sandy Putra. Ini sudah hampir jam 3 tapi masih banyak siswa/i yang berkeliaran disana-sini. Apa mereka tidak merindukan rumah, sehingga betah sekali berlama-lama disekolah. Dua orang siswi perempuan berjalan kearahku dari arah depan, aku akan bertanya karena panggilanku tidak dijawab oleh rama.

"Permisi." suaraku membuat mereka melihat.

"Iya bu, ada yang bisa kami bantu?". Jawab salah satu dari mereka.

Jawaban mereka membuat aku memperhatikan kembali penampilanku, tidak ada yang salah. Kenapa mereka mengatakan 'bu', apa aku sudah setua itu dibandingkan mereka berdua.
" saya cari romeo, kalian kenal romeo tidak? Bisa beritahu saya dia ada dimana?. Tanyaku pada mereka lagi.

Kedua gadis itu bertukar pandang.
"Maksud ibu kak Romeo Alantara, Kelas XII IPA 1?" aku menganggukan kepala. " tadi sih lagi siap-siap mau tanding basket ya sama kak rama. Sebelumnya ibu siapanya kak romeo?"

Aku bingung harus memberi jawaban apa yang pantas kepada mereka.
"Mbak mariska." seseorang menepuk bahuku. Itu adalah pacar Max, Nadine.

"eh, nadine." sahutku padanya.

"Permisi bu." Pamit kedua siswi itu karena melihatku dengan nadine.

"Pasti mbak cari romeo ya? Yaudah, ayo sekalian kita lihat mereka mbak." Nadine menarik tangan kananku.

Kami melewati 4 ruangan kelas, lalu ruangan bertuliskan 'UKS' kami melewatinya. Bukannya tadi rama bilang romeo itu pingsan, tapi kenapa kami tidak berhenti disana. Kami berbelok memasuki lapangan basket.
Romeo ada disana, bersama teman-teman nya, sedangkan rama terlihat sedang berbicara dengan seorang gadis. Gadis yang sama saat aku dan nina berkunjung kerumahnya, ingatkan aku untuk bertanya siapa gadis itu nanti.

"Rome, nih mbak mariska nyariin kamu. Untung tadi aku ngelihat, pas mau kesini." Ucap nadine, lalu dia berpindah ke dekat Max.

Romeo melihat aku sebentar, lalu kembali melanjutkan kegiatan sebelumnya.
"Mbak mariska." teriak rama. Berjalan mendekati kami dengan menggandeng sebelah tangan gadis itu.
"Maaf. aku gak angkat telpon mbak, soalnya gak dengar." aku tersenyum.

"Kenapa dia ada disini?" tanya romeo entah pada siapa, yang pasti 'dia' maksud romeo adalah aku.

Rama mengaruk kepalanya."gue yang minta mbak mariska kesini. biar kasih lo semangat tanding basketnya. lemes sih lo, rom."

Jduarr...

aku dikerjaiin oleh rama, tau tidak tadi aku udah panik mengetahui romeo pingsan.

Cinta MariskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang