"Mariska...sekarang aku sadar cinta itu apa saat kehilangan kamu, saat aku tidak merasakan kehadiran kamu disekitar-ku." Ucap Romeo lirih.
Romeo tidak tahu sudah berapa lama dia berada diposisinya sekarang. Duduk bersandar di bawah tempat tidur, kaki kiri terlentang lalu kaki kanan ditekuk. Tangan kanan nya bertumpu dilutut yang ditekuk,memegang ponsel. Ada foto mariska yang sedang berjemur sambil mengelus perutnya, tidak lupa senyuman indahnya. "Kasih aku petunjuk sayang dimana keberadaan kamu. Datang ke mimpi aku walaupun cuma sekali, sungguh aku sudah tidak tahan dengan keadaan ini."Romeo menarik nafas panjang."Ini sudah seminggu semenjak kamu hilang. Aku gak yakin bisa menutupi ini lebih lama lagi dari keluarga kita." Romeo mengambil botol minuman beralkohol yang ada disebelahnya, melempar kesembarang arah, alhasil botol itu mengenai cermin kamar. "Mariska, jangan hukum aku lebih lama !!!" Teriak Romeo
Ceklek .....
"Gue baru tau lo semudah itu menyerah." Kata-kata itu berasal dari seorang yang baru membuka pintu kamar Romeo, berjalan mendekat.
Romeo memasukan ponsel ke saku celana di sebelah kanan. "Jawaban gue tetap sama, karena itu adalah kebenaran-nya." Geram romeo
" Gue kesini dengan tujuan lain." Ikut bergabung untuk duduk disamping romeo.
" Apa ini bagian dari rencana lo yang lain, Lex?" Romeo menoleh kesamping
" Bukan rencana gue tapi kita."Jawab alex
" Rom." Panggil suara lain dari arah pintu, mereka melihat bersamaan, itu adalah Rama. " Gue kira lo gak serius datang kesini, Lex." Ditangan rama ada beberapa kantong plastik. " Gue tau lo pasti gak makan dengan teratur dan lo juga pastinya." Melihat mereka bergantian. Rama duduk lalu mengeluarkan bawaannya yang ada di plastic.
Alex melirik isi yang dikeluarkan oleh rama dengan seksama " Dua tahun ternyata membuat lo bisa masak, tapi gak buat gue yakin sama rasanya ." Ragu Alex. Romeo yang mendengar itu tidak terlalu peduli, masih tetap dengan pikirannya sendiri.
"Bukan gue yang masak, jadi lo tenang aja." Memperlihatkan senyuman terbaiknya .
"Jadi rasanya dijamin gak buat lo muntah."
Tangannya masih bekerja untuk mengeluarkan semua isi plastik. Ada berapa macam masakan rumah serta air mineral ditambah minuman dingin lainnya.Romeo dan Alex menatap tajam kepada Rama. " Lo berdua kenapa ngelihatin gue begitu?" protes rama karena merasa ditatap aneh oleh kedua sahabatnya. Jujur, rama bahagia karena ada sisi baik dari masalah yang sedang terjadi. Mereka bisa duduk bersama tanpa ada permusuhan.
" Jangan bilang kalo ini." Ucap romeo menggantung
" Dan tebakan lo benar, dia yang masak semua ini. Jangan kasih komentar dulu, lebih baik kalian makan dulu." Rama menyerahkan makanan itu kepada sahabatnya bergantian.
Alex dengan santai nya memasukan sendokan pertama kemulutnya." Enak." Pujinya, dilanjutkan dengan sendokan kedua. " Aman rom, sekarang lo bisa makan." dengan mulut yang masih mengunyah makanan.
Mendengar itu Romeo mulai menyendokan makanan itu kemulutnya. Rama tertawa melihat tingkah mereka. " Jadi sekarang lo lebih percaya sama alex ketimbang gue, Rom?" Tanya Rama
Pertanyaan itu menghentikan kunyahan Romeo, dia baru sadar untuk kelakuan nya tadi. "Dari dulu lo paling bisa merusak suasana." Kesal Alex pada Rama. Rama hanya tertawa untuk menanggapinya. Lima belas menit berlalu, mereka sudah selesai dengan acara makan.
" Gue kembali terkejut, karena 2 tahun bisa buat Romeo jadi penyuka minuman beralkohol." Mengambil sebotol minuman dari atas meja yang ada disana. Alex mengarahkan minuman itu kemulutnya. Meneguk sampai habis setengahnya. Orang yang namanya disebut hanya melihat sekilas dan tidak memberi tanggapan apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mariska
RandomPertemuan itu terjadi bukan hanya karna kebetulan tapi ada faktor lain dan mungkin itu adalah takdir. Takdir yang ada harus diterima dan dijalanin dengan semestinya agar kebahagian menjadi bagian di dalamnya. "Kamu tanya kenapa harus aku, begitu ya...