1

4.2K 171 63
                                    

Di sebuah negara nordik di skandinavia, stockholm. berdiri sebuah istana yang sangat megah bernama konungariket sverige, atau masyarakat dunia lebih mengenalnya dengan sebutan kerajaan swedia. Salah satu kerajaan tertua yang masih berdiri sampai saat ini.

Tampak Seorang anak laki-laki yang berpakaian mewah sedang berjalan mengelilingi taman belakang istana tersebut.

Di belakangnya tampak beberapa pria berpakaian pengawal mengikuti setiap langkah kaki kecilnya.

Mata bulatnya menatap sekumpulan anak kecil yang sedang berlatih paduan suara di salah satu sudut taman luas tersebut.

Dengan semangat ia melangkah mendekati kumpulan anak-anak tersebut.

"Hai,," sapaan itu membuat anak-anak berpakaian lusuh tersebut berhenti bernyanyi.

Anak lelaki itu menyeringit ketika mereka semua membungkukkan badan kepadanya.

"Apakah kalian berlatih
Untuk acara nanti malam?" tanya-nya. Anak-anak itu hanya menganggukkan kepalanya masih dengan tetap kembungkukkan tubuh.

"Bolehkah aku ikut berlatih?" tanya-nya lagi dengan antusias.

Anak-anak itu saling pandang dan kemudian menatap sang pangeran di hadapannya.

"Maaf your majesty, tapi tidak sepantasnya anda berbaur dengan kami" ucap salah seorang gadis kecil mewakili teman-temannya.

Pangeran kecil itu menyeringit. "Kenapa kau berkata seperti itu? Apa aku memang tidak boleh ikut berlatih? Aku bisa bernyanyi kok" sungut sang pangeran.

"Bukan begitu pangeran Zachary, hanya saja kurang pantas rasanya jika pangeran seperti anda berbaur dengan kami yang hanya rakyat biasa" ucap salah satu anak laki-laki yang tampak lebih tua dari pada yang lainnya.

"Mereka benar pangeran, anda seharusnya bergaul dengan yang sederajat dengan anda" ucap si pengawal yang berdiri di barisan paling depan dari ketiga rekannya.

"Sederajat? Jika Maksudmu sederajat itu adalah seseorang yang berasal dari dalam istana berarti patung yang berjejer di dalam istana juga bisa di katakan sederajat?" cibir sang pangeran membuat pengawal tersebut bungkam seketika.

"Mari pangeran, anda memiliki jadwal yang padat hari ini", ucap salah seorang pengawal yang sedari tadi berdiri di belakang sang pangeran.

Sang pangeran mendengus dan kemudian melanjutkan langkahnya menuju tempat dirinya akan berlatih berkuda.

" pangeran Zachry" seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di samping kuda putih membungkukkan badannya hormat.

"Kenapa semua orang selalu membungkukkan badan kepadaku?" gerutunya dan melepaskan jubah kerajaannya, seketika bahunya terasa sangat ringan akibat beban yang berkurang dari jubah tersebut.

"Bisakah kita sudahi latihannya lebih cepat hari ini, Augush?" pintanya kepada sang pelatih.

"Ada apa pangeran?"

Ia menggelengkan kepalanya. "Aku ingin melihat acara amal malam ini" ucapnya.

Sang pelatih yang bernama Augush tersebut memang cukup dekat dengan sang pangeran, sehinggia ia  sangat mengerti maksud dari permintaan tersebut.

Bukan rahasia lagi baginya jika pangeran yang berusia 10 tahun ini tertarik dengan segala hal yang berbau seni, terutama dunia musik. Jangan remehkan kemampuan pangeran yang satu ini, pada saat usia 5 tahun ia telah lihai bermain gitar dan juga ia memiliki suara yang sangat indah.

Akan sia-sia rasanya jika bakat sehebat itu di biarkan begitu saja. Jika saja Augush memiliki bakat seperti itu, ia akan segera terbang ke Hollywod dan dapat di pastikan jika dia dapat menjadi penyanyi yang sangat terkenal di sana.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang