13

628 78 27
                                    

Jessie berjalan dengan perlahan menyusuri lorong dengan mata yang menahan kantuk. Bagaimana tidak mengantuk jika pada pukul 5 pagi tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan jika ada panggilan masuk.

Ternyata itu adalah Jack yang memintanya untuk menemani pemuda berambut keriting tersebut.

"Kita mau kemana Jack?" tanya Jessie dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya.

Jack menoleh dan mendapati jika asistennya tertinggal jauh di belakangnya dengan mata yang masih setengah terbuka.

Jack terkekeh kecil dan kemudian berjalan mendekati Jessie yang menahan kantuknya. Wajar saja jika gadis itu masih mengantuk, mengingat semalam mereka kembali ke hotel pada tengah malam dan saat ini masih pukul 5 pagi.

"Kau masih mengantuk? Sebaiknya tidak usah menemaniku saja" ucap Jack sembari mengusap pucuk kepala Jessie membuat kedua pipi gadis itu bersemu merah.

Jessie menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa, lagi pula aku sudah terlanjur bangun" bantah Jessie sembari berusaha menenangkan detak jantungnya.

Jack tersenyum kecil dan kemudian merangkul bahu Jessie membuat detak jantung gadis itu semakin menggila.

"Kalau begitu kenapa kita berjalan seperti siput begini? Ayo!" Jack menarik tangan Jessie dengan bersemangat membuat gadis itu terjengit kaget tetapi tetap mengikuti langkah kaki Jack.

"Kolam renang?" Jessie mengerutkan dahinya ketika mereka berdua tiba di kolam renang tang terletak di roof top bangunan tersebut.

Jack hanya tersenyum tipis dan bergerak melepas kaos yang di kenakannya.

"Kyaa! Jack what are you doing?!" pekik Jessie ketika mendapati pemuda di sebelahnya telah shirtless.

"Berenang tentu saja" jawab Jack dan kemudian melompat kedalam kolam renang.

Seriously? Berenang pada pukul 5 pagi dengan cuaca yang dingin begini? Orang gila mana yang mau melakukannya?

Oh, Jessie melupakan fakta jika orang gila itu sedang menyelam di dalam sana dan dia adalah idola merangkap bos-nya saat ini.

Jessie menjulurkan kakinya dan bergidik saat merasakan bagaimana dinginnya air menusuk tulangnya saat ini.

Dia masih cukup waras untuk tidak mengambil resiko terkena rematik di usia muda. Tidak terimakasih.

"Huuaah,,," Jack menghela napas panjang setelah menyelam cukup lama hal yang selalu di lakukannya saat dia sedang kalut. Setelah sekian lama mimpi-mimpi itu kembali menyerangnya,  tidak,  itu bukanlah sebuah mimpi melainkan kenangan masa lalu yang berusaha di kubur dan di lupakan nya.

Kemudian pemuda itu berenang mengililingi kolam yang cukup luas tersebut sementara Jessie hanya memperhatikannya dari tepi kolam.

Gadis itu duduk bersila di tepi kolam sembari memperhatikan bagaimana lincahnya Jack di dalam air.

Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada pemuda itu. Meskipun dia bersikap ceria seperti biasanya tetapi Jessie dapat melihat jika terdapat kekalutan di dalam kedua hazel tersebut.

Bahkan saat membuka pintu kamar tadi Jessie dapat melihat ketakutan yang sangat besar di netra almond milik Jack.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam gadis itu.

"Kau melamun?" suara Jack membuatnya terperanjat kaget di tambah dengan posisi mereka yang sangat tidak menguntungkan bagi jantung Jessie saat ini.

Bagaimana tidak? Saat ini Jack berada tepat di hadapannya dengan setengah tubuhnya yang masih berada di dalam air. Bahkan wajah mereka hanya berjarak sejengkal saja, hal itu sungguh tidak bagus untuk kesehatan jantung Jessie.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang