59

505 71 12
                                    

"Tapi untuk pertama kalinya putramu ini akan menolak permintaanmu" Sontak mereka menoleh kearah Corbyn yang terlihat tengah menatap Kevin dengan mantap, tidak ada keraguan sedikitpun di kedua manik keemasan miliknya.

Begitupun dengan Kevin, dia sudah melemparkan tatapan tajam kearah tunangan putrinya tersebut.

"Apa maksudmu?" Ucap Kevin dengan nada dinginnya.

"Aku akan tetap bersama mereka, maaf aku tidak bisa melanjutkan perusahaan seperti yang kau inginkan untuk saat ini" Balas Corbyn.

"Corbyn, apa kau yakin?" Tanya Paul tidak percaya.

"Aku yakin, kalian sudah berkorban terlalu banyak untuk band ini jadi mana mungkin aku menghancurkan mimpi-mimpi yang bahkan baru kita susun?"

Jonah dan Daniel menatap haru kearah Corbyn, ini dia, Corbyn yang mereka kenal telah kembali.

"Tentu kau tau apa konsekuensi yang akan kau Terima Corbyn Besson" Suara berat Kevin membuat suasana kembali tegang.

Corbyn menatap lekat manik biru milik Kevin. "Aku sangat tau ayah, aku tidak keberatan sama sekali jika tidak mendapatkan perusahaan itu karena yang terpenting bagiku adalah bersama Hanna, karena aku mencintainya, bukan untuk mendapatkan harta atau perusahaanmu" Jawab Corbyn dengan nada mantap.

"Dan aku berani berjanji akan selalu membahagiakannya dengan segala usaha yang aku punya" Hanna menitikan air matanya saat mendengar jawaban penuh ketulusan yang di ucapkan oleh Corbyn tadi.

"Apa kau pikir aku akan tetap mengizinkan putriku untuk terus berhubungan denganmu?" Mereka menatap tidak percaya kearah Kevin.

"Ayah,,, " Lirih Hanna sembari menggenggam tangan sang ayah.

Corbyn bangkit dari duduknya dan bersimpuh di hadapan Kevin. "Maafkan aku karena sudah menolak permintaanmu ayah, tapi aku mohon jangan jauhkan Hanna dariku, aku mencintainya" Ucap Corbyn menundukkan kepalanya.

"Aku tidak ingin putriku jatuh ke tangan seorang penakut" Corbyn semakin menundukkan kepalanya.

"Tapi aku lebih tidak ingin putriku jatuh ke tangan yang tidak mampu bertanggung jawab akan keputusannya" Kevin menepuk pundak Corbyn dan tersenyum tipis.

"Jangan sampai aku menyesal sudah menitipkan putri kesayanganku kepadamu" Ucap pria itu dan bangkit dari duduknya.

"Walau bagaimanapun perusahaan itu akan tetap menjadi milikmu, aku masih bisa menunggu 10 atau 15 tahun lagi untuk pensiun, jadi kau tenang saja son, teruskan apapun yang menjadi mimpimu saat ini" Ucap Kevin saat berada di ambang pintu. Ia menolehkan kepalanya kepada sebuah ruangan yang pintunya tidak tertutup rapat.

"Kalian dengar apa yang dikatakannya bukan? Kalian sangat beruntung karena saling memiliki" Ucapnya kepada pintu tersebut. Atau lebih tepatnya orang yang berada di balik pintu berwarna putih tersebut.

Kevin melangkahkan kaki panjangnya keluar dari rumah itu dengan seulas senyuman yang menghiasi bibir kecoklatan nya.

Tidak lama setelah kepergian Kevin, Jack dan Zach keluar dari persembunyian mereka yang berada di balik pintu.

Kedua pemuda itu menggaruk tengkuk mereka dengan kikuk, dari mana pria itu tau kalau mereka bersembunyi di balik pintu dari tadi?

Mereka berdua berjalan melewati ruangan tengah, "kalian masih akan tetap mendiamkanku?" Tanya Corbyn membuat langkah kaki keduanya terhenti.

"Daniel, tolong katakan kepada temanmu itu kalau dia masih menyembunyikan hal lainnya maka aku tidak akan segan-segan mematahkan hidungnya" Ucap Jack tanpa mau melirik Corbyn.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang