Pagi menyingsing, cahaya matahari bersinar dengan lembut seakan menyapa seluruh penghuni untuk bangkit dari peristirahatannya dan memulai aktivitas mereka masing-masing.
Tetapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi sekumpulan pemuda yang berada di sebuah rumah mewah berwarna putih tersebut.
Mereka semua masih sibuk bergelung di dalam mimpi masing-masing meskipun jam sudah menujukan pukul 9 pagi.
Di wajah damai mereka terlihat guratan-guratan lelah menandakan bagaimana kurangnya istirahat mereka.
Bagaimana tidak lelah, mereka baru saja pulang dari studio rekaman pada pukul 3 dini hari. Mereka harus merampungkan album debut mereka yang bertajuk 8 letter itu sebelum bulan Agustus ini berakhir.
Album ini merupakan bukti kerja keras mereka selama dua tahun ini, semua tawa dan airmata terdapat di dalam album ini. Album ini juga merupakan sebuah pembuktian yang akan memperkokoh langkah mereka di dunia musik dan juga bukti bagaimana kuatnya persahabatan mereka.
Sebanyak apapun ujian yang melanda mereka berhasil untuk melalui itu semua dan tetap bersama hingga detik ini.
"Hoaam,,, " Zach merenggangkan tubuhnya dan kemudian menggaruk kepalanya dengan kata yang masih setengah terbuka.
Dia melihat ke sekitar dan baru menyadari jika dia sudah berada di atas kasurnya, padahal dia ingat sekali jika tadi malam begitu sampai di rumah dia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa dan terlelap disana.
Zach mengedikkan bahunya acuh dan memilih untuk bangkit dari ranjangnya.
Seketika bau harum menggelitik indra penciuman nya.
"Hmm,,, " Dia menggumam saat perutnya berbunyi dengan nyaring.Hingga langkahnya terhenti di ambang dapur dan mendapati Letta yang sedang memasak sesuatu.
"Morning kakak ipar" Sapanya kepada Letta. Sejak Letta dan Jonah meresmikan hubungan mereka, Zach selalu memanggil Letta dengan sebutan itu yang akan berujung dengan tatapan protes dari gadis itu.
Tetapi bukan Zach namanya jika tidak berhenti menjahili seseorang sehingga Letta hanya dapat menghela napas panjang sembari mengusap dada dengan sabar.
"Kau masak apa kakak ipar?" Zach menjulurkan kepalanya untuk melihat kedalam panci yang terdapat diatas kompor.
"Aku memasak,,, "
"Menjauh darinya bocah" Sela Jonah sembari menarik kerja baju Zach untuk menjauh dari Letta. Kemudian pemuda itu memeluk pinggang Letta dan menumpukan kepalanya pada baju Letta.
Zach mencibir melihat kelakuan Jonah yang menjadi manja jika bersama Letta.
"Seharusnya kau malu dengan umurmu, bersikap manja seperti seorang bayi. Apa kata Limelight di luar sana jika tau kelakuan kekanakan mu ini?" Ucap Zach dengan kesal.
"Diamlah bocah, kau terlalu banyak bicara" Ucap Jonah masih dengan memejamkan matanya.
"Bocah? Seharusnya kau berkaca sekarang siapa yang seperti bocah disini? Kau seperti bagi monyet yang menempel dengan induknya"
Pletakk,,,
"Auu,, apa salahku?!" Teriak Zach tidak Terima saat Letta mengetuk kepalanya dengan sendok kayu yang di berada di tangannya.
"Lalu kau mengatakan jika aku adalah induk monyet, begitu?"
Zach menjadi gelagapan mendengarnya. "Bu-bukan begitu kakak ipar,,, "
"Sudahlah, pergi gosok gigimu dan kembali kesini untuk memakan sarapan mu" Perintah Letta membuat Zach merengut tidak terima. Sementara Jonah sudah terkekeh di pundak Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Know
FanfictionSEQUEL WHY DON'T WE? *************** "Akan kubuat kucing liar itu bertekuk lutut di bawah kakiku seperti yang seharusnya orang-orang lakukan kepadaku, dan di saat itu terjadi maka dapat kupastikan dia akan mengemis cinta dar...