7

905 78 12
                                    

"berhenti kau dasar pengecut! Ingin kabur setelah melempar kepalaku hah?" dan kemudian Zach merasakan sesuatu menghantan kepala belakangnya.

"Aww,, what the?!" Zach membalikkan badannya melihat pelaku yang sudah melempar kepalanya.

Dihadapannya kini berdiri seorang gadis berambut pirang yang sedang berkacak pinggang seakan menantang dirinya.

"Kau!" Zach mengarahkan jari telunjuknya pada wajah mungil gadis di hadapannya.

Bukannya takut, gadis itu malah semakin mengangkat dagunya seakan menantang Zach.

"Apa kau tidak tau siapa aku?"

"Memangnya kau siapa? Anak presiden? Atau anak raja?" keduanya saling melemparkan tatapan sengit sebelum akhirnya Zach menghela napas dan memilih mengalah dengan meninggalkan gadis tersebut.

"Dasar gadis sialan" gumam Zach.

Dugg,,,

"Aww,," Zach merasakan sesuatu mendarat di kepala belakangnya.

"Dasar kau pengecut! Kau hanya berani ngomong di belakang, tetapi Aku masih bisa mendengar umpatanmu itu bodoh!" seru gadis di belakangnya. Rupanya gadis itu melemparnya dengan sepatu kets lusuhnya. Apa-apaan gadis ini, berani sekali ia berperilaku tidak sopan seperti itu kepada seorang pangeran sepertinya.

Oh, seseorang tolong ingatkan Zach jika ia bukanlah seorang pangeran saat ini tetapi seorang penyanyi.

"Dengar pirang! Aku tidak tau apa masalahmu jadi kumohon jangan menggangguku lagi, hari ini sudah cukup berat bagiku jadi aku sangat memohon padamu" Zach menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagu dan kemudian meraih sepatu yang digunakan gadis pirang itu untuk menimpuk kepalanya tadi.

"Dan ini sebagai jaminan" ucapnya dan segera berlari meninggalkan gadis itu yang terus meneriaki dan memakinya.

Zach menghentikan larinya setelah dirasa gadis itu tidak lagi terlihat mengejarnya. Ia berusaha mengatur napasnya yang tersengal-sengal, kemudian dia terkekeh sendiri seperti orang gila sambil menatap sepatu di genggamannya.

"Kenapa aku seperti orang bodoh begini?" ia mengerutkan dahinya bingung. Kenapa dia jadi membawa sepatu lusuh ini? Astaga, mengotori tangannya saja.

Ketika dia berniat untuk membuang sepatu tersebut sesuatu seperti menahannya, entah kenapa dia yakin akan bertemu kembali dengan si pirang menyebalkan itu.

Zach mencebikkan bibirnya dan mengangkat kedua bahunya acuh kemudian melemparkan sepatu tersebut kedalam tong sampah yang berada di depan restoran pizza, kemudian dia melangkahkan kakinya memasuki restoran pizza tersebut.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri hingga kedua manik teduhnya tertuju kepada dua orang pemuda yang tampak sibuk dengan smartphone mereka masing-masing. Tetapi tunggu, sepertinya ada yang kurang dari mereka.

"Dimana Corbyn dan Hanna?" tanya Zach.

"Pergi berkencan" jawab Jack dengan matanya yang masih terfokus kepada ponselnya.

"Dasar love bird" dengus Daniel tetapi kedua safirnya tetap menatap ponselnya dengan serius.

"Kau salah jalan Niel! Dasar bodoh! Kau dapat membuat kita kalah!" maki Jack. "Dan kita kalah" Jack melempar ponselnya keatas meja dan menatap malas Daniel yang hanya memasang cengiran tak berdosanya.

"Sudahlah kalian berdua, ayo pergi dari sini. Tiba-tiba saja selera makanku hilang" Zach bangkit dari duduknya dan beranjak menuju pintu restoran hingga...

*****
Sepanjang perjalanan Caitlyn tidak henti-hentinya menggerutu tidak jelas sambil sesekali mengumpat ketika merasakan dinginnya trotoar menyapa telapak kakinya yang hanya menggunakan sebelah sepatu saja.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang