25

558 65 9
                                    

Paracas-ica, Peru, Amerika Latin (agustus 2005)

Di sebuah perkebunan anggur terlihat seorang bocah berusia 6 tahun yang tengah berlari menyusuri tanaman-tanaman anggur, di belakangnya tampak dua orang anak yang mengikutinya.

"Jack tunggu kami!" seru seorang gadis kecil.

Bocah bernama Jack tersebut menoleh kebelakang. "Cepatlah siren, tangkap aku jika bisa" ucap Jack tanpa menghentikan larinya.

"Jack! Siren! jangan berlari nanti kalian terjatuh" ucap seorang bocah perempuan yang terlihat lebih tua dari Jack dan Siren.

"Cepatlah kak Chrissa, kau tidak ingin terlambat untuk makan siang bukan?" ucap Jack masih dengan berlari.

Brukk,,,

Tiba-tiba saja Siren terjatuh karena tersandung batu menyebabkan gadis kecil itu menangis dengan kencang.

"Siren kau tidak apa-apa?" Jack menghampiri Siren dan melihat lutut dan siku Siren yang mengeluarkan darah.

"Hiks,, sakit" ucap Siren di tengah tangisnya.

"Maafkan aku,, hiks,, kalau aku tidak berlari kau tidak akan jatuh,,hiks" ucap Jack yang telah ikut menangis.

Chrissa menghampiri kedua bocah itu dan kemudian ikut berlutut.

"Hei, kenapa kau jadi ikut menangis hmm?" Chrissa mengelus kepala Jack.

"Ini semua salahku kak" dan tangis Jack semakin keras.

Sirene yang melihat Jack menangis segera menghapus air matanya.

"Rine sudah tidak menangis lagi, jadi Jack jangan menangis ya" tangan gadis cilik itu terulur u tuk menghapus air mata yang membanjiri pipi Jack.

"Baiklah, sini Siren kakak Chris gendong" Chirssa telah bersiap untuk menggendong adik bungsunya tersebut.

"Tidak kak Chris, biar Jack saja" ucap Jack cepat dan berjongkok di depan Siren.

"Yee,, sekarang Jack jadi kuda princess Siren ya" sorak Siren dengan girang.

"Berarti Jack bukan prince lagi?" sungut Jack.

Siren terkikik geli. "Enggak, Jack tetap pangeran Siren yang paling tampan" ucap gadis kecil itu dan mengecup pipi Jack. Membuat bocah itu tersenyum lebar.

Chirssa menatap interaksi antara adik dan anak majikannya itu dengan tersenyum kecil. Meskipun Jack merupakan anak pemilik perkebunan anggur ini tetapi ia tetap mau bermain dan berinteraksi dengan bawahan ayahnya.

Bahkan Jack sesekali juga ikut membantu para pekerja di kebun anggur, entah itu menanam atau memanen anggur.

Mereka bertiga tiba pabrik yang berada di pertengahan kebun anggur yang sangat luas tersebut.

Tampak para pekerja yang tengah berdiri beramai-ramai di depan bangunan tersebut.

"Ada apa ini?" tanya Chrissa kepada salah seorang pekerja pabrik.

"Kabarnya pabrik dan perkebunan ini di sita oleh bank" ucap pekerjs tersebut.

"Di sita?" tanya Chrissa tidak percaya.

Pekerja itu mengangguk. "Mr.Avery jatuh bangkrut, kini kami tengah menunggu kepastian nasib kami" lanjut pria itu.

"Dimana daddy?" potong Jack. Meskipun ia baru berusia 6 tahun tapi dia cukup cerdas untuk memahami kondisi yang sedang di hadapi oleh keluarganya saat ini.

Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang