Terkadang aku pikir seseorang begitu menyukai hidup di dunia penuh kebohongan.
Seberapa besarpun kebohongan di depannya,
Selama itu tak menyakitinya,
Mereka menyukainya.
Drug ada untuk memberikan kebohongan yang lebih nyata,
Perasaan manis dan nyaman yang tanpa kau sadari
Membunuhmu perlahan.
-
- Selasa, 17 Juli
“Aku dengar kasus narkoba semakin parah.” Ucap Jongdae, salah satu polisi yang pernah menangani kasus serupa.
“Mungkin karena mereka tahu kita berusaha menghentikan kasus ini selama beberapa tahun, tapi tak ada hasil, jadi mereka pikir ini adalah hal yang sangat aman.” Ucap Kai menanggapi Jongdae.
“Aku tak percaya ada orang yang begitu kejam menjual narkoba. Dan aku lebih tak percaya ada orang bodoh yang membelinya.” Luhan ikut menimbali percakapan tersebut.
“Konyol bukan, berusaha untuk menghindari kenyataan dengan cara seperti itu, padahal kau tahu kau akan mati karena melakukan itu.” Kini Minseok yang berada di samping Luhan angkat bicara. Minseok sangatlah jarang untuk angkat suara, tapi mengingat dia bagian forensik, terdengar masuk akal.
“Mungkin mereka memang berniat bunuh diri, hanya saja diwaktu yang sama mereka ingin merasakan bahagia paling tinggi sebelum akhirnya pergi.” Kyungsoo yang berada di samping Jongdae ikut bicara.
“Cara bunuh diri yang bodoh.” Sehun ikut angkat bicara.
Semua polisi juga bagian dari forensik sedang beristirahat makan siang, dan percakapan tentang kasus narkoba itu terus mengalir.
Selama beberapa tahun ini ada satu organisasi yang menjual narkoba dengan jumlah besar dan selalu berhasil lolos.
Sempat salah satu anggota itu tertangkap dan dia hanya berkata ‘jika orang terlalu lelah menghadapi hidup dan berusaha mencari jalan keluar, bukan kah kami termasuk orang baik? Kami memberi mereka bantuan.’ Sebelum polisi mendapatkan info lebih jauh tentang organisasi tersebut dari dia, dia menggigit salah satu obat mematikan yang dia sembunyikan di sela giginya, dan berakhir dengan membunuh dirinya.
Tidak ada yang tahu bagaimana mereka bisa lolos begitu saja, tak ada jejak. Mereka hanya memberikan bukti mereka ada dengan meningkatnya korban pecandu narkoba.
Mereka membuat narkoba sekelas Flakka, memberikan efek high juga numb begitu lama.
Flakka dapat dengan cepat merusak otakmu dan menjadikanmu Zombie, sementara narkoba ini membunuhmu perlahan.
Tapi dibalik itu semua mereka tak menjual narkoba ini ke sembarang orang. Kabar angin menyebutkan hanya orang-orang yang bagi mereka sangat menderita yang dapat kesempatan untuk mendapatkan narkoba tersebut.
-
“Kai hari Sabtu kita ke tempat ibuku.” Ucap Sehun di dalam mobil menuju ke apartment mereka.
“Tiba-tiba? Aku menolak.” Balas Kai dengan tetap fokus pada jalanan.
“Aku selalu ikut bersamamu mengunjungi keluargamu, sekali-kali kau harus melakukan hal yang sama.” Sebulan sekali atau dua bulan sekali Sehun akan ikut Kai ke rumahnya, tapi Kai tak pernah melakukan hal yang sama sekalipun, ini sudah tahun ketiga hubungan mereka.
“Itu karena ibuku yang meminta, ibumu kan tidak pernah meminta.” Kai tetap menolak.
“Ibuku bukan orang yang pandai menggunakan kata.”
Mereka sudah sampai di tempat parkir dan Kai siap membuka pintu.
“Kai~~~” Sehun menahan Kai dengan menggenggam lengannya.
“Still no.” Kai melepaskan tangan Sehun dan menggenggamnya.
Dan sebelum tangan Sehun sepenuhnya lepas dari tangan Kai, Sehun dengan perlahan menautkan tiap jari mereka.
“Aku hanya ingin agar ibuku tahu siapa kekasihku, aku ingin bukti hubungan kita serius.” Ucap Sehun pelan.
Dengan kalimat seperti itu Kai tak bisa menolak dan akhirnya mengiyakan. Sehun tersenyum dengan keputusan Kai dan memberikan dia sebuah pelukan dan kecupan di seluruh wajah Kai yang membuat dia juga tertawa kecil.
*
*
*
Hi ^^Thanks for reading ><
Aku gak tahu Flakka di Indonesia disebut apa, tapi Flakka asli ada dan mengerikan.
Next Chapter: How you want to die.
If you like it, tell me please~~
Support kalian berarti banyak buatku ><
C u next time (^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fanfic[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.