Kau tahu,
Terkadang seseorang ingin mengatakan
Semua masalah yang ada di pikirannya,
Tapi,
Tak menemukan kata yang tepat untuk
Mengungkapkannya.
-- Sabtu, 06 Oktober
~Ruang Rapat~
"Jadi, ada apa?" Sehun duduk di kursi tepat di depan Yifan.
Di ruangan itu hanya ada Yifan, Zitao, Luhan dan Sehun.
Memang terasa aneh, biasanya jika ini memang sangat penting semua polisi akan berada disini.
"Kau tahu kan tentang berita ada mata-mata diantara kita?" Yifan membuka suaranya.
Sehun mengangguk mendengar itu.
Berita itu tak pernah padam sekalipun, semua polisi mulai mencurigai satu sama lain, selama seminggu penuh semuanya mess.
Tapi hanya di minggu pertama, setelahnya semua baik-baik saja. Tapi tak ada satupun yang berani menyangkal kalau rumor itu bohong.
"Kita lebih baik mulai mencari kebenaran itu, bagaimana pun juga Black Pearl itu organisasi yang besar. Dan karena Joonmyeon terluka dan masih tak sadar, mungkin kita sendiri yang harus ambil tindakan," Sehun setuju dengan yang diucapkan Yifan, walau harus mencurigai rekan sendiri adalah hal yang menyakitkan.
"Pertama, kita harus cari tahu latar belakang semua polisi disini, hari ini kita akan menceritakan semua yang kita tahu, selanjutnya kita akan membuktikan itu semua benar atau tidak." Mereka semua mengangguk menerima rencana Yifan.
"Tapi kenapa hanya aku, Sehun dan Zitao yang kau beritahu tentang ini?" Luhan mulai bertanya.
"Sebenarnya kami berdua termasuk yang mungkin kalian akan curigai karena kami tak punya bukti," Yifan menunjuk Zitao juga dirinya.
"Tapi kami bisa yakinkan kami bukan mata-mata. Untuk kau dan Sehun, kalian pernah terluka karena mereka, jadi kalian tak mungkin mata-matanya," Benar, misi terkahir Luhan dan Sehun adalah jebakan dari organisasi itu.
"Begitu juga untuk Kai dan Joonmyeon." Yifan mengakhiri ucapannya dan mulai meminum kopi di depannya.
"Tapi aku masih tak percaya ada mata-mata diantara kita," Semua mata tertuju pada Sehun.
Sehun tak menyalahkan mereka kalau saat ini tiba-tiba mereka curiga.
"Maksudku, sejak kapan? Dan apa tak sedikitpun hati dia mulai hangat oleh kita?" Lanjut Sehun.
"Mungkin kita tak memperlakukan dia dengan baik." Luhan mengangkat bahunya sambil menjawab, ragu dengan jawaban dia sendiri.
"Mungkin."
- Senin, 8 Oktober.
Sehun berlari menuju tempat parkir rumah sakit, napas dia mulai pendek tapi dia terus berlari.
Beberapa orang tak sengaja dia tubruk, tapi dia tak peduli, dia harus sesegera mungkin sampai.
Sehun mulai mempersiapkan pistolnya di dalam lift, beruntungnya lift itu kosong dia tak perlu khawatir harus menyembunyikan keadaan genting ini dari orang-orang.
Sehun menghitung banyak peluru yang dia miliki saat ini.
Tawanan itu berhasil melarikan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/166333726-288-k178897.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fanfiction[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.