Terkadang
Aku tak ingin mempercayai siapapun,
Takut dia akan menyakitiku,
Dan lebih lagi
Takut aku akan membencinya.
-- Rabu, 07 November
Dugh Dugh Dugh
"Permisi."
"Chanyeol, serius. Jika seseorang memukul-mukul pintu rumahku walau dia berkata 'permisi' pun aku tak akan membukanya." Baekhyun yang berdiri sambil menyilangkan kedua lengannya mulai berbicara dengan wajah ketusnya.
Sehun memberikan tatapan 'akhirnya seseorang mengatakan itu juga.'
Mereka bertiga sudah menunggu diluar lebih dari setengah jam dan tak ada sedikitpun tanda-tanda kalau pintu rumah itu akan terbuka.
Mereka berada di Gangnam, tempat tinggal ibu Jongin.
Chanyeol berkata pada Sehun, ibu Jongin sudah begitu lama meninggalkannya.
Tak ada keterangan jelas apa dia meninggal atau apapun setelah pergi, hanya itu saja berita yang tersebar.
Dan jika wanita ini belum menarik diri, maka dia akan jadi salah satu jalan menuju mereka.
"Aku tak mengerti bagaimana kau bisa bertahan dengan dia. Karena aku begitu membencinya." Ucap Sehun pada Baekhyun di sampingnya.
"Percayalah padaku, aku juga sama tak mengertinya dengan kau," Baekhyun menjawab dengan pelan.
"Gaji yang diberikan dia juga kecil." Sehun agak tertawa mendengar itu.
"Aku dengar itu Baekhyun!" Chanyeol berbalik dan menunjuk Baekhyun.
"See, I hate him too." Sambung Baekhyun.
"Ahjussi, ini masih pagi tak bisa kah kau tidak berisik..." Mereka bertiga memandang remaja dilantai dua di samping rumah ibu Jongin yang baru saja membuka suara.
"Ya bocah, ini sudah jam 8!" Chanyeol meneriaki bocah itu. Tapi bocah itu masih terlihat tak peduli dan setengah mengantuk.
"Dan siapa yang kau panggil Ahjussi! Aku masih muda!" Sehun memutar bola matanya karena ucapan Baekhyun.
"Kemana wanita pemilik rumah ini?" Sehun bertanya pada bocah itu.
"Kau menemui dia di malam hari bukan pagi hari, itu juga jika kau memang ingin 'service' dia." Bocah itu menggerak-gerakkan alisnya dengan wajah mesum.
"Hei, siapa namamu?" Sehun kembali bertanya.
"Park Jimin." Jawab dia cepat.
"Kau tahu, aku polisi dan aku akan memasukkan namamu dengan laporan mengganggu kenyamanan warga sekitar." Sehun mengeluarkan lencananya, tapi Jimin bukan malah ketakutan setelah melihat lencana itu dari jauh.
"Uwah, Taehyung, Jungkook kemarilah, ada polisi!" Bocah Jimin itu malah memanggil teman dia disana dengan bersemangat.
"Rencana bagus, Oh Sehun." Ucap Chanyeol dengan meledek.
Taehyung dan Jungkook ikut muncul dari dalam ruangan itu.
"Lihat, ada tiga polisi disana." Mereka berdua kemudian ber-uwah ria.
"Aku bukan polisi tapi detective." Ucap Chanyeol menyombongkan diri dan menerima 'Uwah' dari mereka bertiga.
Bukan waktu yang tepat Chanyeol.
"Apa maksud perkataanmu sebelumnya itu?" Terima kasih karena Baekhyun sudah membuat percakapan ini kembali kearah yang benar.
"Dia wanita malam, semua orang mengetahui itu. Kau tak akan bertemu dia di pagi hari." Ucap Jimin.
"Mungkin kau bisa menemui dia saat siang, karena saat itu lah dia 'pulang kerja'." Taehyung menambahkan.
Chanyeol melihat reaksi Sehun untuk tahu apa Sehun mengetahui ini semua, tapi sepertinya tidak sama sekali.
Dia wanita malam, karena itu lah Sehun tak pernah bertemu dia di dini hari saat Sehun dan Jongin pulang, itu juga alasan Jongin memilih mengunjungi di hari Minggu agar mereka bisa pulang sebelum pagi dan memberi kesan dia sedang tidur.
"Bagaimana, apa kita akan menunggunya?" Baekhyun bertanya pada Chanyeol.
"Wanita malam, aku ragu dia mengetahui sesuatu, biarkan saja polisi yang menangani dia." Baekhyun menyetujui saran Chanyeol.
Sehun juga ikut mengangguk.
- Kamis, 08 November
"Baiklah, wanita itu memang tak tahu apa-apa dan hanya menginginkan uang dari Jongin." Ucap Chanyeol setelah menerima laporan interogasi wanita malam itu dari polisi.
Sehun tak tahu berapa banyak lagi kebohongan yang harus ia lihat di depan matanya.
Rasanya terlalu banyak.
"Apa kita harus mencari ibu Jongin?" Semua mata tertuju pada Baekhyun.
"Maksudku, dia tak berhubungan dengan Black Pearl tapi mengenal ketua juga Jongin, itu akan sangat berguna." Lanjut Baekhyun, dengan agak terbata-bata, ragu dengan rencana dia sendiri.
"Sulit untuk mendapatkan info tentang dia, bahkan berita jalan berkata dia mengganti namanya berpuluh-puluh kali dengan cara kotor juga bersih untuk menghilangkan jejaknya." Chanyeol menyandarkan kepalanya pada bantalan sofa.
"Apa saja info yang kau dapat tentang dia?" Tanya Sehun.
"Tempat tinggal dia semasa kecil dan nama dia saat pertama kali dia mengganti namanya, bisa dibilang nama keduanya. Aku tak dapat info tentang wajahnya sama sekali." Chanyeol mengeluarkan buku infonya.
Sehun mengambil buku itu dan membaca tiap info tentang ibu Jongin, Baekhyun ikut melihat dengan duduk di samping Sehun.
"Waw tempat itu populer di kalangan pendaki," Ucap Baekhyun.
이유약
懦弱
"Dan untuk namanya, sangat aneh." Sehun mengangguk.
"Nama itu bukanlah nama yang baik. Setidaknya jika dia ingin mengganti nama harusnya lebih baik." Baekhyun ikut menambahkan.
"Aku juga berpikir hal sama, Penakut dan Lemah bukanlah nama yang baik." Ucap Chanyeol.
Penakut dan Lemah...
Dan hanya dalam sekejap Sehun mengingat sesuatu.
Tapi ia yakin ini salah.
Tak mungkin dia harus menerima lagi kebohongan.
Terutama kebohongan sebesar ini.
*
*
*
Hi ^^Thanks for reading ><
BTS as a Cameo, coz i also love BTS
-check out my other story <3-Next Chapter: If its true.
If you like it, tell me please~~
Support kalian berarti banyak buatku ><
C u next time (^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fiksi Penggemar[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.