Bad Decision

883 118 20
                                    

Kau lihat pria itu?

Bukannya dia anak polisi Oh?

Apa dia akan mengikuti jejak menyedihkan ayahnya?

Jika aku jadi dia, aku bahkan tak berani datang ke tempat ini

-

Polisi Oh, apa tujuanmu menjadi seorang polisi?

-

Oh Sehun terima kasih untuk misi ini, kau melakukannya dengan baik

-

Oh Sehun, aku menyukaimu. Kau berarti dalam hidupku

-

Aku hanya ingin menjadi orang baik
-

-Selasa, 31 Juli

Sehun mengedipkan matanya beberapa kali, membiasakan dirinya dengan cahaya baru yang bertemu matanya. Kepala dia sakit, begitu juga tubuhnya.

Luhan...

Sehun mengingat semuanya. Apa dia gagal menolong Luhan?

"Hi, bagaimana keadaanmu?" Sehun melihat kearah samping kanannya.

Kai disana, berbaring tepat di samping Sehun. Sehun mulai berpikir dia ada di rumah.

"Kita ada di rumah sakit," Kai memberikan senyum tulusnya, dan mengelus pipi Sehun yang masih ditempeli perban.

"Dimana Luhan?" Tanya Sehun dengan lirih, terlalu takut untuk mendengar jawabannya.

"Hei, kekasihmu disini dan kau malah mencari Luhan?" Kai menggenggam tangan Sehun dan menautkan tiap jari mereka.

"Aku tak ingin gagal seperti ayahku." Sehun ingin merubah posisinya menghadap Kai, tapi tubuhnya masih begitu sakit.

"Ayahmu tak gagal Sehun." Kai mendekatkan tangan Sehun padanya dan mulai mengecupinya.

"Dia gagal, dia tak bisa melindungi partnernya..." Air mata Sehun mengalir begitu saja.

Ini menyakitinya, keputusan ayahnya masih saja menyakitinya, dan Sehun tak ingin memiliki ingatan kalau dia juga pernah melakukan hal yang sama.

Kai mengecup kelopak mata Sehun, dan air mata masih juga tak dapat berhenti.

"Mungkin saat itu, memang itulah pilihan yang terbaik." Kai berusaha mengusap setiap air mata yang mengalir dari sana.

Sehun berusaha tersenyum tapi mata dia tetap tak bisa berbohong.

"Luhan baik-baik saja kok, dia bahkan lebih fine darimu." Kai dapat melihat ada sedikit harapan di wajah Sehun setelah mendengar itu.

"Dimana dia sekarang?"

Srekk

"Syukurlah kau sudah sadar Sehun," Minseok tersenyum pada Sehun, dan menghilangkan senyum itu saat melihat Kai.

"Aku sudah katakan padamu berkali-kali, itu ranjang untuk satu orang, turun Kai!" Minseok tak berubah.

Dengan gerutu dari bibirnya, Kai turun dari ranjang itu.

"Dan seseorang kumohon, ikat orang ini," Minseok menarik kerah baju pasien yang sedari tadi dia pegang, memperlihatkan sosok Luhan dengan wajah kesakitannya.

"Dia tak berhenti menggoda wanita cantik juga pria tampan yang dia lihat." Sudah ketiga kalinya Minseok melihat Luhan menggoda orang-orang diluar kamarnya, padahal Luhan seharusnya bedrest.

Apa nafsu bisa mengalahkan rasa sakit? Jika kau bertanya pada Luhan, dia pasti jawab, iya.

"Kau harusnya mengikat dia dengan ikatan yang disebut commitment." Ucap Kai menekankan pada kata terakhir.

"Dengan banyaknya orang yang kau goda harusnya kau sudah mendapatkan pacar saat ini Lu..." Minseok membantu Luhan untuk menaiki ranjangnya, dan bantu juga menyelimutinya.

"Aku tak tertarik dengan mereka, mereka bukan tipeku secara personality." Ucap Luhan dan mulai membaringkan tubuhnya.

"To be honest kalian bisa saja berpacaran, itu akan mengatasi masalah kalian berdua." Minseok dan Luhan menatap sengit pada Sehun yang baru saja berbicara.

Dan dengan senang hati Sehun tak memperdulikannya dan malah terus berkata kalau mereka cocok.

Sehun bersyukur, semua masih begitu baik-baik saja.
-

Saat berita tentang Sehun sudah sadar terdengar oleh Joonmyeon; ketua mereka, dia datang dan meminta maaf dengan perasaan bersalah yang begitu dalam.

Harusnya Joonmyeon sadar ini jebakan karena semua informasi yang terlalu mudah didapatkan. Tapi mengingat targetnya adalah organisasi narkoba yang mereka incar begitu lama, Joonmyeon tak bisa mengabaikannya.

Mereka bahkan sudah tahu keberadaan bantuan dan berusaha menutup jalan menuju ke tempat mereka, menghilangkan semua jalan dengan menumpuk tanah disana.

Beruntung bantuan datang di waktu yang tepat, saat Sehun terjatuh tepat saat mereka sampai.

Tapi fakta kalau rencana musuh begitu sempurna membuat tanda tanya besar di kepolisian.

Bagaimana mungkin mereka bisa tahu se-detail ini?

Dan hanya satu jawaban yang terpikir oleh semua orang,

Ada orang dalam yang memberi tahu mereka.

*
*
*
Hi ^^

Thanks for reading ><


Aku update seminggu sekali di hari Sabtu~

Pas libur semester mungkin lebih sering ^^

Next Chapt: If I Have to Live Without You.

If you like it, Tell me please~~~

Dan kalau ada yang tidak dimengerti, Let me know~~~

Support kalian berarti banyak buatku ><

C u next time (^^)/

Smile on my face || KaiHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang