Ada waktu dimana kau merasa tersakiti,
Tapi tak dapat melihat luka itu sama sekali.
Berharap untuk rasa sakit itu hilang,
Tapi kau tak mengerti kenapa kau bisa terluka
Dimana letak luka itu
Dan
Siapa yang sebenarnya sudah menyakitimu
Dunia ini?
Atau
Dirimu sendiri?
- Sabtu, 21 Juli
Tempat tinggal orang tua Sehun berada di Donghae, tepat di dekat pantai. Hanya dengan beberapa menit melangkah maka kalian akan bertemu dengan laut Donghae yang biru.
Tempat tinggal merekapun bukan apartment melainkan sebuah rumah.
Rumah kecil yang terlihat ramah dan hangat, siapapun yang melihatnya pasti ingin menempatinya. Dengan warna peach yang menjadi ciri rumah itu, dan banyak tanaman kecil juga sayuran di sekitarnya, rumah itu terlihat indah.
“Sehun, kau masuk duluan, aku mau melihat sekeliling.” Kai menyerahkan tas bawaan mereka pada Sehun.
“Kau mau melarikan diri?” Sehun menberikan death-glare terbaiknya pada Kai.
“Tidak, aku sudah lama tak ke pantai, jadi ingin melihat sekeliling.” Tatapan Sehun masih tak berubah.
“Apa aku bisa mempercayaimu?” Tanya Sehun dan dengan tawa kecil Kai menjawab,
“Tentu, aku kekasihmu, kau lupa itu?” Sehun akhirnya mengalah dan dengan anggukan dia masuk ke rumahnya.
-
Sehun tak tahu kemana sebenarnya Kai pergi. Ini sudah 2 jam. Sebentar lagi jam 1, matahari pasti sedang berada tepat diatas dan ini summer.
Khawatir, itu lah yang Sehun rasakan.
Bagaimana kalau Kai pingsan?
Bagaimana kalau Kai lupa jalan pulang?
Bagaimana kalau Kai diculik?Ok, yang terakhir itu sangat lah tak mungkin karena Kai adalah polisi, dia bisa melindungi dirinya sendiri.
Sehun akhirnya memutuskan untuk mencari Kai.
-
Kai tak membalas pesannya juga tak mengangkat sambungannya. Sehun mencari di pantai, toko, banyak tempat.
Sampai pada sebuah tebing yang biasa dijadikan tempat lompat oleh mereka yang berniat berenang, Kai disana.
Terduduk dengan memeluk lutut, Kai terlihat seperti anak kecil yang sedang memikirkan semua kesalahan juga masalah dalam hidupnya.
Sehun mendekat dan memakaikan topi pantai dia pada Kai.
“Kau nanti tambah hitam jika berjemur disini, kau juga tak memakai sunblock.” Kai tertawa mendengar ucapan Sehun dan menepuk tempat disamping dia, menyuruh Sehun untuk duduk disana.
“Kau tahu alasan aku tak mau ke tempat orang tuamu?”
Sehun menggeleng.
“Karena aku benci laut.” Kai tak mengalihkan pandangan dia dan tetap memandang laut biru yang seolah tanpa ujung.
“Kenapa?” Angin berhembus pelan mengacak rambut perak Sehun, dan dia menyampingkan kepalanya menghadap Kai.
“Karena aku tak bisa berenang.” Sehun tertawa mendengar itu, dan Kai kini memandang Sehun dengan tersenyum karena Kai sangat menyukai tawa Sehun.
“Jika kau ingin, aku bisa mengajarimu.”
“Tidak, aku ingin selamanya tak bisa berenang,” Sehun menatap Kai heran, dan Kai kembali menatap laut itu.
Deburan ombak yang keras hampir membuat suara Kai tak terdengar saat itu, juga tawa semua pengunjung yang tak jauh di bawah mereka, angin juga seolah berusaha membawa ucapan Kai agar tak sampai ke telinga Sehun.
Tapi Sehun mendengarnya, mendengar lanjutan dari kalimat itu.
Sehun tak pernah bertanya sekalipun kenapa Kai mengatakan semua itu, tak pernah juga ingin tahu alasannya.
Bagi Sehun apa yang selanjutnya di ucapkan Kai hanya bisikan hatinya, dia hanya ingin mengucapkannya tanpa berniat melakukannya.
Hanya seperti kumpulan emosi yang satu detik memenuhinya dan detik berikutnya pergi begitu saja.“Karena, tenggelam di laut akan menjadi caraku untuk bunuh diri.”
Tapi Sehun tak pernah sekalipun melupakan kalimat itu.
*
*
*
Hi ^^Thanks for reading ><
soooo... bagaimana? mulai menarik? atau tambah membosankan? I'll never give up thooo.
Next Chapter: Mom.
If you like it, tell me please~~
Support kalian berarti banyak buatku ><
C u next time (^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fiksi Penggemar[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.