Mereka bilang,
Jika kau tak bisa melakukannya untuk
Dirimu sendiri,
Maka
Lakukanlah untuk orang lain.
- Rabu, 20 Maret.
“Sehun terbangun dari tidurnya, dan melihat cahaya matahari menyapanya.
Another day.
Sehun mendengar keributan berasal dari luar kamarnya dan dengan pelan mulai tersenyum karena itu. Dia melangkah walau tenaga belum sepenuhnya terkumpul di dia.
“Luhan, serius, kau bahkan belum sarapan dan sudah ingin meminum kopi?!” Suara ibu tirinya memenuhi ruangan seketika itu juga. Luhan berusaha menghindari pukulan dari spatula itu.
“Tapi ini juga untuk Minseok, kenapa Minseok tak dapat amukan?” Luhan mengarahkan telunjuknya pada Minseok yang sedang membaca koran, dan Minseok hanya menurunkan korannya lalu menatap Luhan kemudian mengangkatnya kembali.
“Katakan sesuatu Minseok …” Luhan kini memelas.
Saat Ibu tirinya kembali memberikan pepatah yang entah kapan berakhir Sehun sudah duduk di kursi meja makannya.
“Aku tak ingin mengganggu sinetron apalah ini tapi bisakah aku meminta sarapanku?” Sehun mengatakannya dengan senyum masih terpampang di bibirnya.
“Tentu~”
Begini lah bagaimana keseharian dia sekarang, dengan ibunya yang sangat sering mengunjungi dan kini bukan hanya Luhan yang selalu ke apartment dia tapi juga dengan membawa Minseok.
Morning Routine dia berubah, tak sama lagi. Tapi menerima perubahan bukanlah membuang apa yang sebelumnya ada, tapi memang ini lah cara bertahan hidup.
Saat segalanya terasa begitu sulit yang harus kau ingat adalah untuk terus bernapas.
“HA~LO~” Sehun terkekh mendengar suara ini.
“Hai Chaneyol, hai Baekhyun.” Luhan memberikan sapaannya setelah akhirnya dapat meminum kopinya.
“Kau lebih baik membawa sesuatu yang baik jika kau memang ingin berada disini lebih lama.” Sehun mengatakan ini tapi tidak dengan nada tegas, dia sudah cukup lama berbaikan dengan Chanyeol.
Dan kini Chanyeol dan Baekhyun menjadi salah satu tamu yang kelewat terlalu sering berkunjung kemari.
“Itu sudah tentu~” Chanyeol duduk di kursi yang berhadapan dengan Sehun.
“Baekhyun, bawakan bungkusan itu,” Sepertinya hanya nasib Baekhyun yang tetap sama.
“Aku tahu kau suka mendengarkan radio pagi hari karena itu aku membawa Radio baru untukmu,” Chanyeol membuka bungkusan itu tepat diatas meja.
“Radio ini adalah keluaran terbaru, dengan kelebihan yang tiada ta-”
“Ya ya ya… itu intro yang terlalu lama, cobalah nyalakan Sehun.” Baekhyun dengan cepat memotong kalimat Chanyeol.
Sehun mengangguk.
Memang kadang Sehun pikir dia sudah kehilangan alasan dia hidup.
Tapi,
Apa yang dikatakan semua orang benar,
Orang itu akan sangat sedih jika Sehun tak melanjutkan hidupnya.
‘-ima kasih, dan selanjutnya kita akan mendengarkan request dari pendengar satu ini, sudah cukup lama yah… berhubung tidak ada pesan apapun kita akan langsung saja putar lagunya, kalian pasti bisa tebak siapa ini hanya dari lagu apa yang dia request,’
Jadi pada akhirnya,
‘My Answer dari Exo.’
난 강해보여도 웃고 있어도
[Aku mungkin tampak kuat, aku mungkin tersenyum]
혼자일 때가 많아
[Tapi ada banyak waktu ketika aku sendirian]
늘 걱정하나 없어 보여도
[Aku mungkin tampak seperti aku tak punya kekhawatiran]
할 말이 많아
[Tapi aku punya banyak kata yang ingin kucurahkan]첨 본 순간 너무나 끌려서
[Saat pertama kali melihatmu, aku sangat tertarik padamu]
이것저것 재지 못하고 말했어
[Aku tidak menimbang pikiranku dan hanya berbicara seadanya]The answer is you
My answer is you
내 모든걸 다 보여줘 봤어
[Telah ku tunjukkan segalanya padamu]You are my everything
너무 확신해서
[aku sangat yakin akan hal itu]Aku masih tetap bertahan hidup karena alasan yang sama.
*
[END]
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fanfiction[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.