Ayo kita bertukar rahasia
Dengan begitu kita bisa lebih percaya satu sama lain
Rahasiaku,
Aku tak bisa menghidupkan namaku.
-
“Ibuku benar-benar orang yang baik.”
“Yeah, she is.”
“Ibumu juga orang yang baik, Kai.”
“I already told you, she is.”
--Kamis, 08 November.
"Kita batalkan saja ini." Sehun memarkirkan mobilnya di samping jalan.
Jalan menuju rumahnya; rumah ibu tirinya.
Sehun menyandarkan kepalanya pada setir di depannya.
Dia ingin berkata kalau ini hanyalah tebakan terburuknya, sungguh.
Tapi dia kehabisan alasan.
"Aku masih tak mengerti bagaimana kau bisa menyimpulkan kalau ibu Jongin adalah ibu tirimu?" Tanya Baekhyun yang duduk di jok belakang.
"Ibuku pernah berkata dia tak bisa menghidupkan namanya. Nama dia memiliki arti pemberani dan kuat," Sehun ingat percakapan dia dengan ibu tirinya saat itu, saat pertama kalinya mereka bisa dekat.
Berbaring sambil menghadap satu sama lain, dia menggenggam tangan Sehun pelan dan berkata kalau dia percaya pada keputusan juga diri Sehun.
Dia berkata ingin membuat Sehun tidak seperti dirinya yang lemah dan penakut dan tentu Sehun membantahnya karena Sehun tahu ibu tirinya tak seperti itu.
Sehun tak pernah tahu ibu tiri dia pernah melakukan hal yang memang menunjukkan dirinya lemah dan penakut.
"Dan kau tahu nama yang ada di catatan itu memiliki arti lemah dan penakut." Sehun mempererat pegangan dia pada setir mobil.
Ada amarah dalam dirinya, amarah karena bisa-bisanya dia memiliki pemikiran seperti ini.
Dan amarah karena ada bagian dalam dirinya yang percaya kalau ini benar.
"Aku pikir hanya dengan itu kepastian dia ibu Jongin sangat lah kecil, kau tak usah merasa takut." Chanyeol bukan berusaha menghibur Sehun, tapi berhenti di tengah jalan sangat lah menyia-nyiakan waktu.
"Mereka tinggal di tempat yang sama." Sehun menambahkan.
Ibu dia sering mengajak Sehun untuk mendaki dan berkata itulah hobi dia saat kecil karena tempat tinggal yang dekat dengan gunung yang sangat populer.
"Baiklah, ini keputusanmu, kau mau kita batalkan ini dengan alasan kau tahu ini benar dan tak sanggup menerimanya atau kita lanjutkan karena kau tahu ini salah?" Chanyeol menatap Sehun menunggu keputusan dia.
Sehun benar-benar tak ingin memutuskan, hanya satu kalimat yang terus berputar dalam pikirannya.
Jika semua ini benar?
Sehun kembali menyalakan mobilnya,
Salah ataupun benar dengan keputusan yang dia ambil, pada akhirnya memang Sehun harus menghadapinya.-
"Tumben kau datang hari Kamis?" Tanya ibu tiri Sehun padanya.
Sehun hanya mengangguk dan meneguk minuman yang sudah dibuatkan untuknya.
Chanyeol dan Baekhyun juga berada disana tapi tak mengatakan apapun, karena dirasa ini adalah urusan keluarga.
"Ibu," Ibu tiri Sehun duduk di hadapannya dan menatap heran padanya, tidak biasanya Sehun terlihat sangat ragu saat bersamanya.
Dia menggenggam tangan Sehun pelan meyakinkan Sehun untuk melanjutkan ucapannya.
"Masih ingat kekasihku Kai?" Tanya Sehun dengan senyum paksa. Menyebut Kai sebagai kekasihnya ternyata masih sangat menyakitkan.
Ibu tiri Sehun mengangguk.
"Kai bukanlah nama aslinya." Ibu tiri Sehun tertawa mendengar itu.
"Sudah kuduga, maksudku siapa orang tua yang akan memberi nama-"
"Nama dia Kim Jongin."
Dan Sehun menyesal menghadapi rasa takutnya dengan langsung membawa nama Kai.
Karena hanya dalam hitungan detik Sehun dapat melihat perubahan raut wajah ibu tirinya.
Ternyata memang dia lemah dan penakut.
*
*
*Hi ^^
Thanks for reading ><
I know its fucked up,
I know its feel like morning drama.
Sorry ㅠㅠㅠㅠㅠNext Chapter: That's so called normal life.
If you like it, tell me please~~
Support kalian berarti banyak buatku ><
C u next time (^^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile on my face || KaiHun
Fiksi Penggemar[END] [Crime Au | Main: Kaihun, Slight: Lumin] Sehun tahu semua resiko yang dia miliki saat dia memutuskan menjadi polisi, tersakiti, terkhianati, juga mati. Jatuh cinta sangat dalam pada seseorangpun menjadi salah satunya.