sometime even a leaf is lying

647 104 15
                                    

Kadang aku bertanya-tanya

Apa semua yang dikatakan orang lain adalah

kenyataan

atau

kebohongan.

Kebohongan hanya untuk membuatku bahagia?
-

- Sabtu, 03 November

“Aku menolak bekerja sama dengan dia.” Dengan posisi berbaring Sehun menatap langit di balik jendelanya. Menghindari menatap pria di sampingnya.

Luhan mendesah mendenger penolakan Sehun untuk kesekian kalinya.

“Sehun, ini juga untuk dirimu.” Luhan berusaha meluluhkan hati teman dekatnya ini.

Sudah empat hari dan Sehun masih menolak bekerja sama dengan Chanyeol dan Baekhyun.

Setiap ditanya alasannya Sehun tak menjawab sama sekali.

Mereka tahu Sehun masih terluka secara mental, tapi mereka juga tak bisa begitu saja membiarkan semua ini.

“Aku sudah cukup terluka melihat dia pergi meninggalkanku, haruskah aku mengikuti semua jejak kenangan yang tertinggal untuk mendapatkan info?” Luhan terdiam mendengar itu.

Minseok yang berada disamping Luhan menepuk pundak Luhan pelan, memberitahu dia agar Minseok yang mencoba berbicara.

“Jika kau masih percaya pada Kai, kau harus berani menunjukkan kau benar dengan melakukannya, Sehun.” Ucap Minseok dengan suara tenangnya.

“Minseok aku bukan masih mempercayainya, aku berusaha untuk tidak mempercayainya. Aku butuh waktu untuk menerima semua ini.” Sehun masih menatap keluar jendela.

Semua daun di pohon sudah menjadi merah tanda kehadiran musim gugur. Pada akhirnya warna daunpun hanya sebuah kebohongan.

Daun memberi tahu pohon dia akan selalu melindungi pohon dan akan menunjukkan warna hijau dia yang indah.

Tapi pada akhirnya saat Musim Gugur datang, daun pergi meninggalkan pohon dan menunjukkan warna dia yang sesungguhnya.

Yang bisa dilakukan pohon hanyalah bertahan, terus bertahan saat dingin salju menyentuhnya.

Sampai daun baru muncul.

Pohon itu bertahan, berjuang, tapi bukan demi daun yang meninggalkannya.

Demi dirinya sendiri.

Pohon itu tetap bertahan.

Sehun menarik napas dia dalam.

“Aku akan melakukannya. Katakan pada mereka, aku akan melakukannya, tapi tidak saat ini,” Itu lah keputusan Sehun.

Sehun harus bertahan, demi dirinya sendiri.

Demi kebahagiaan dia.

“Saat waktu itu datang, aku akan menghubungi mereka.”

Luhan dan Minseok tersenyum dan mengangguk mendengar itu.

- Selasa, 06 November

“Aku senang akhirnya kau mau melakukan ini.”

Sehun mengabaikan ucapan Chanyeol dan meminum teh yang sebelumnya disajikan Baekhyun.

Bukan hanya dia yang ada disini, tapi Joonmyeon juga ada disini. Joonmyeon sudah sadar saat Sehun tak sadarkan diri.

“Sebelum aku bertanya pada Sehun, katakan apa saja yang sudah kau ketahui, Joonmyeon.” Ucap Chanyeol dan Baekhyun bersiap menulis semuanya.

“Aku mengetahui Kai adalah mata-mata ditengah perkelahian kami dengan grup itu, dia sudah terlihat sangat berbeda dari awal dan saat dia melindungi salah satu dari mereka dan balik menyerangku, aku tahu semua,” Joonmyeon menjelaskan sambil memperhatikan reaksi Sehun, berusaha untuk tak menyakiti dia terlalu dalam.

“Beruntung sebelum Kai menyerangku kami sudah mendapatkan satu diantara mereka dan menyeretnya menuju kantor.” Joonmyeon mengakhiri ceritanya.

“Apa Kai menyerangmu separah itu sampai kau tak sadarkan diri begitu lama?” Chanyeol kembali bertanya.

“Tidak, kami baru mengetahui ada mata-mata yang bekerja di rumah sakit itu, mereka lah yang membuatku terus tak sadarkan diri dan memalsukan keterangan keadaan Kai,” Sekarang semua masuk akal, juga bagaimana keadaan di rumah sakit sangat terbaca oleh mereka.

“Saat Kai pergi, semua mata-mata yang berada di rumah sakit juga menarik diri. Karena itu lah aku bisa sadar.” Polisi benar-benar lengah. 

Joonmyeon akui dia begitu malu dengan fakta begitu terbukanya penjagaan polisi hingga dua orang mata-mata bisa dengan mudah masuk ke rumah sakit itu.

“Hanya itu yang baru saja kami dapatkan.” Chanyeol bergumam dan memindahkan pandangan dia pada Sehun.

“Sehun, apa saja yang sudah kau ketahui tentang Kai; Kim Jongin ini?”

“Aku tak tahu, bukankah yang dia katakan padaku selama ini adalah kebohongan.” Sehun menjawab dengan cepat.

Dia sudah mati rasa, dia akui itu.

“Baiklah, KEBOHONGAN apa saja yang Jongin ceritakan padamu?” Chanyeol berusaha mengikuti permainan perasaan Sehun, ini lah satu-satunya cara membuat dia bicara.

“Dia mengganti namanya sekali, dia sering mengunjungi ibunya minimal sekali dalam dua minggu, aku juga terkadang ikut-“

“Tunggu dulu,” Sehun menghentikan ucapannya dan menatap heran.

“Jongin mengunjungi ibunya?”

*
*
*

Hi ^^

Thanks for reading ><

waw its so shorttt ...

Next Chapter: In all dawn.

If you like it, tell me please~~

Support kalian berarti banyak buatku ><

C u next time (^^)/

Smile on my face || KaiHunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang