Happy Reading ❤
Naya dan Ara semakin hari semakin dekat, Ara juga sudah mulai banyak cerita kepada Naya. Sampai akhirnya, Ara menceritakan cowok itu kepada Naya. Naya dapat menyimpulkan bahwa cowok cuek itu adalah kakak tiri Ara.
Tadinya Naya terkejut mendengar cerita Ara tentang cowok itu, tapi Naya juga merasa kasian dengan cowok itu.
Dia memang cowok tampan yang banyak disukai oleh gadis seumurannya, belum lagi ia menjabat sebagai ketua osis di SMA Nusa Bakti. Hidung mancung, alis tebal, memiliki rahang tegas, semakin membingkai wajahnya dengan sempurna. Tapi sayang, kekurangannya adalah dia cowok yang cuek, sok cool, dan arogan. Berbeda dengan Ara yang ramah, polos, murah senyum, dan memiliki hati yang lembut, ditambah lagi cantik. Berbanding terbalik bukan?
Kata Ara, cowok itu berubah semenjak orangtua mereka memutuskan untuk bersama, dia orang pertama yang menentang hubungan orangtua mereka.
Apakah kekecewaan dapat merubah seseorang? Jika iya, mengapa harus ada perasaan kecewa?
Naya mengambil benda pipih yang berada di atas nakas, ia membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirimkan pesan kepada Ara. Naya lupa menanyakan kepada Ara siapa nama kakaknya yang cuek itu. Entah, kenapa Naya menjadi simpati terhadap cowok cuek itu.
Naya
Ra, nama ketua osis itu siapa sih?Tidak menunggu lama pesan Naya terbalaskan.
Ara
Kakakku maksudnya?Naya
Iya, RaAra
Eza Dittoaga. Kenapa? suka ya Nay? HeheNaya
Dih, nanya doang kokAra
Suka juga nggak papaNaya hanya membaca pesan terakhir Ara, karena papa Naya memanggilnya untuk salat isya berjama'ah.
Setelah Naya selesai menunaikan ibadah salat, ia bersama papa dan mamanya akan makan malam bersama. Melihat hidangan di atas meja membuat perut gadis itu semakin demo minta diisi.
Setelah Naya menyeselesaikan makan malamnya, Naya berpamitan untuk ke kamar terlebih dahulu, ia ingin melanjutkan pesan singkatnya yang tertunda tadi.
Naya mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan kepada Ara, mengingat ada tugas yang diberikan tadi pagi dan harus dikumpul besok. Naya berpikir pasti Ara juga sedang sibuk mengerjakannya.
Melihat angka-angka yang terukir rapi dikertas putih bergaris, membuat perut Naya mual seketika. Ia tidak suka dengan hitung-hitungan karena ia tidak bisa. Segera gadis itu menutup rapat-rapat bukunya sampai tak terlihat lagi angka-angka yang kapan saja bisa membuatnya mual.
Naya membaringkan tubuhnya di atas kasur bersama buku-buku yang ia keluarkan tadi, Naya enggan untuk membereskannya. Naya berteriak saat ada benda lancip menusuk punggungnya, segera ia bangkit dan melihat benda apa yang melukai punggungnya yang tak bersalah.
Ia mengambil benda itu dan ternyata pensil yang baru ia raut untuk mempertajamnya. Bukan salah pensilnya, tapi salah Naya yang tidak membereskan benda-benda yang berada di sekelilingnya.
Sifat ceroboh yang selalu melekat pada Naya. Berkali-kali orangtuanya mengingatkan untuk merubah sifat buruknya itu, tapi Naya selalu mengatakan 'iya' tanpa ada perubahan.
Setelah terkena batunya, Naya segera membereskan benda-benda itu kemudian ia memasukkannya ke dalam tas, agar besok tidak ada yang tertinggal. Sampai dirasa tempat tidurnya terbebas dari benda-benda tajam maupun tumpul, Naya kembali membaringkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut sampai sebatas dada. Tidak lama ia berselancar ke alam mimpi yang akan membawanya berkelana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaber [SEGERA TERBIT]
SpiritualJika merelakan adalah cara terbaik, maka akan aku lakukan meskipun usahaku tak mendapatkan hasil yang terbaik untuk memilikimu. Jika kamu bukan jodohku, lantas aku bisa apa? Kehendak Allah SWT. tak akan pernah ada yang bisa menolaknya.