Lantunan musik mengalun melalui benda pipih yang berwarna hitam, sementara pemiliknya sibuk membaca novel yang baru saja ia dapatkan dari teman masa kecilnya.
Ia mulai masuk ke dalam suasananya. Senyum simpul tercetak di bibir manisnya saat membaca bagian-bagian yang membuatnya terbawa oleh suasana.
Seketika ia mengingat sesuatu dan langsung menutup novelnya. Naya terdiam untuk beberapa saat, kemudian pandangannya beralih pada jam yang menggantung di dinding kamarnya.
"Apa ya?" Naya mencoba mengingat-ingat hal yang ia lupakan.
Saat itu juga tercium aroma yang membuatnya bertanya-tanya.
"Nggak ada yang masak, tapi kok bau sayur, ya?"
"Allahuakbar!" pekiknya saat ia mengingat sedang memanaskan sayur yang diamanahkan oleh mamanya. Dengan gerakan cepat ia melompat dari atas kasur dan berlari dengan cepat menuju dapur.
Terlihat panci yang berwarna merah muda menjadi warna hitam, dan asap yang mengebul ke udara membuat aroma gosong tercium ke penjuru ruangan.
Segera ia isi panci tersebut dengan air agar asap yang mengebul berkurang. Naya menggigit ujung kukunya dan tangan kirinya yang ia letakkan di pinggang seraya mondar-mandir ke sana ke mari.
"Mampus ...."
Kemudian Naya membalikkan badannya saat terdengar suara pintu terbuka dan disusul oleh suara wanita paruh baya.
"Nay, ini bau apa? Kok kayak gosong?" Hanna berjalan menuju dapur, mengikuti aroma yang membuat dirinya bertanya-tanya.
Erwin berdecak seraya menggelengkan kepala melihat kecerobohan putrinya, sementara Hanna duduk disalah satu kursi dan menatap Naya dengan kekesalan.
"Maaf, Ma, Pa." Naya hanya menundukkan kepalanya melihat lantai yang sedikit basah akibat ulahnya.
"Kamu itu udah SMA, Nay, masa iya harus diingatin terus?" ujar Hanna.
Naya hanya diam dan mendengarkan nasihat Erwin dan Hanna.
"Yaudah tidur sana, sudah malam," titah Erwin.
"Lain kali jangan diulangi ya, sayang," ucap mamanya dengan mengelus puncak kepala Naya dengan lembut.
"Iya Ma, Pa. Naya ke atas ya." Naya mencium pipi Hanna dan Erwin lalu melenggang pergi dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaber [SEGERA TERBIT]
SpiritualJika merelakan adalah cara terbaik, maka akan aku lakukan meskipun usahaku tak mendapatkan hasil yang terbaik untuk memilikimu. Jika kamu bukan jodohku, lantas aku bisa apa? Kehendak Allah SWT. tak akan pernah ada yang bisa menolaknya.