Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh murid kelas X dan XI, karena tepat pada hari ini, kelas XII melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang dilaksanakan oleh murid kelas XII di seluruh Indonesia.
Hari libur membuat gadis berumur 16 tahun lebih beberapa bulan itu bermalas-malasan untuk turun dari tempat tidurnya. Ia berpikir bahwa hari libur itu untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya dari segala aktifitas yang membelenggu.
Naya mengambil benda pipih yang berada di atas nakas, lalu melihat jam digital yang tertera di layar, pukul 8 lebih 20 menit. Setelah itu ia letakkan kembali benda pipih itu dan mengubah posisinya menjadi duduk dengan kaki yang disilangkan.
Dengan gerakan yang berat ia mencoba turun dari kasur yang menjadi tempat ternyamanya, gadis itu berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari tempatnya semula.
Dengan wajah yang terlihat segar karena sentuhan sabun pencuci muka, ia melangkahkan kaki menuju ruang makan, berniat mencari papa atau mamanya. Namun, hasilnya nihil. Papa dan mamanya tak tertangkap oleh iris matanya yang berwarna kecokelatan.
Naya mengambil raport hasil dari usahanya selama ini, jujur saja Naya belum menyentuh nilai hasil belajarnya sejak raport itu dibagikan. Sungguh terlalu, bukan? Ia membukanya secara perlahan, membacanya dengan teliti.
Nilai-nilai yang tertera cukup memuaskan, namun ada satu mata pelajaran yang sangat kurang yaitu matematika. Sebenarnya Naya sudah tidak heran lagi, karena dari ia SD pun nilai matematikanya tak pernah memuaskan.
Di ujung kiri bawah terdapat kalimat 'naik ke kelas XI' membuat Naya mengembangkan senyumnya.
"Dua tahun lagi aku lulus. Nggak sabar," ucapnya dengan girang.
Setelah puas melihat hasil belajarnya selama setahun, Naya beralih kepada televisi yang ada di hadapannya. Ia meraih remote lalu menekan tombol berwarna merah, dan tanpa menunggu lama layar itu menampilkan gambar.
Sebuah film Ftv yang berada di channel satu untuk semua berjudul 'kepentok satpam cantik' menarik perhatiannya, judulnya cukup aneh dan alurnya yang selalu sama. Tapi, tidak ada sinetron lain selain itu dan Naya sangat malas menonton infotainment yang isinya hanya bergosip. Gosip kan dosa.
"Nggak heran kalau akhirnya jadian."
Naya berdecak saat sinetron di channel satu untuk semua itu selesai, tak ada satupun tayangan yang menarik perhatiannya. Merasa gabut di rumah seorang diri, Naya memutuskan untuk kembali tidur di kamar, lagian urusan rumah sudah beres semua.
Naya membaringkan tubuhnya dan menarik selimut sebatas dada, sebelum ia tidur, Naya membuka benda pipih itu terlebih dahulu untuk melihat pesan-pesan. Sama saja, satupun pesan juga tak ada yang menarik perhatiannya. Naya menghembuskan napasnya berat, lalu menutup matanya rapat-rapat agar setitik cahaya tak dapat masuk ke iris matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaber [SEGERA TERBIT]
SpiritualJika merelakan adalah cara terbaik, maka akan aku lakukan meskipun usahaku tak mendapatkan hasil yang terbaik untuk memilikimu. Jika kamu bukan jodohku, lantas aku bisa apa? Kehendak Allah SWT. tak akan pernah ada yang bisa menolaknya.